[8] Sandaran

1.9K 301 7
                                    

"Sek sek to! Ett cah edan! Iki piye to kok iso koyo ngene!"

Itu dari Yangyang. Siapa lagi yang akan bicara dengan bahasa Jawa medok selain anak itu? Mungkin Jeno, tapi kalau yang dimarahinya sekarang Jeno, siapa lagi yang akan melakukannya?

"Aku yo wes minta maap, wes mukul nya, loro tenan ya gusti!" rengek Jeno menghindari pukulan Yangyang dari tubuhnya, entah punggung maupun paha. Darah Doyoung mengalir deras bagai air terjun di dalam nadi Yangyang, pukulannya sepedas itu.

Tak heran Ayah Taeil selalu berakhir mengenaskan di ruang keluarga memeluk anak nya jika Doyoung marah.

"Kamu mau pulang kemana, Jenooo! Ya Gusti Nu Agung! Pusing aku loh sama kamu!" Yangyang mendesah frustasi dengan sepupu nya.

Si pembuat masalah justru mendongak dengan wajah memelas menatap anak tunggal Taeil yang berdiri berkacak pinggang. Wajahnya ditekuk, bibirnya melengkung ke bawah. Apalagi mata bening nya, siapa sangka sih kalau Jeno adalah penyerang nomor 1 di geng motor?

Tangannya dilingkarkan di lekuk pinggang ramping Yangyang, menyembunyikan wajah babak belurnya di perut rata itu. "Ojok marah."

"Piye aku jok marah? Dateng-dateng babak belur koyo ngene!" Kendati masih marah, tangannya bergerak kontan menyisir surai halus Jeno.

"Pacaran ya lu berdua?" tanya Sungchan aneh.

"Diem lo! Lo juga nih gara-gara!" omel Yangyang. "Ngapain sih anjing tubir mulu?! Kenapa?!"

"Lo mana ngerti perasaan laki sih," timpal Lucas.

"Lo pikir gua banci, nyet?!"

"Laki, beda posisi."

"Begajulan."

Bel belum berbunyi sekarang, ini masih jam pelajaran ketika Yangyang yang baru saja kembali dari toilet dan hendak mampir membeli tisu di kantin melihat komplotan Jeno duduk di kantin saling mengobati luka.

Sesungguhnya ia tidak peduli, tapi masalahnya ada Jeno di sana, mana bisa Yangyang mengabaikannya. Jadi dia langsung datang dan menampar keras punggung Jeno, menimbulkan ringisan dan—hampir—bentakan. Jeno membungkam mulutnya melihat siapa sosok yang tengah berkacak pinggang lengkap wajah galaknya.

"Dimarahin lo semua kalo mereka udah keluar kelas," ujar Yangyang. "Apalagi anak 11 Mekanika, keluar pertama mampus."

Mampus untuk Sungchan dan Mark.

Benar saja, terlihatnya murid-murid penghuni 11 Mekanika mulai datang ke kantin. Sekali lagi dan entah berapa kali lagi, terima kasih untuk Shotaro, Haechan, Seungmin dan Felix telah membuat mereka keluar pertama.

Tak lama terlihatlah sepasang sahabat berwajah penuh, yang satu berkulit tan satu lagi seputih cat dinding. Mereka mengobrol santai pada awalnya, sebelum terhenti setelah melihat gerombolan di meja pojok kantin, saling menunduk untuk menyembunyikan keadaan mereka saat ini.

Gagal. Karena Ketua nya sudah tertangkap.

"Tubir lagi, Kak?" Suaranya dingin, Mark benci Haechan begini.

Tapi Haechan jauh lebih benci Mark begini.

"Bukan urusan lo."

"Oh yaudah."

Tinggalkan Mark dan Haechan. Kita datang pada Sungchan dan Shotaro.

Sungchan seberusaha mungkin bersembunyi di balik Yeonjun yang mana aksinya itu percuma, tinggi mereka hanya berbeda 2cm, itupun tinggian Sungchan. Tapi bagaimana lagi, dia takut Shotaro marah seperti Haechan dan Yangyang.

Panglima Tempur《Sungtaro》✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang