[3] Jendral dan Kapten

3.4K 554 76
                                    

"WEH WEH SANTAI DONG!!"

"BURU-BURU KEBELET!!"

"JEN JANGAN LARI!!"

"LUCAS LIAT DEPAN ITU NTAR NYUSRUK TONG SAMPAH!!"

Gedubrak!

"Jeno ih! Aku bilang lari-lari! Kan jatoh!"

"BANG LUCAS MINGGIR ANYING BERAT!!"

"ANJENG GA SOPAN!!"

Jaemin berlari diikuti Jungwo untuk membantu dua pemuda bertubuh besar yang jatuh saling bertumpukan itu. Lucas ditarik bangun oleh pacarnya sedangkan Jaemin membenarkan seragam Jeno yang kusut.

"Alay amat nyusruk doang pake dibantuin." Jeno melirik sinis Yangyang di seberang sana, sudah biasa dikomentari pedas oleh sepupu kurang adab nya. "Jangan dibantuin Na, alay dia."

"Sstt, dia tu masih kecil tau, badan doang gede tapi manja," balas Jaemin. "Ini baju tuh dikancingin, Jen."

"Gerah Nana sayang."

"Sayang-sayangan lo Jen, pacaran aja kagak!" sahut Haechan. Jeno harus sabar berteman dengan Haechan dan Yangyang, cobaan berat untuk mendapatkan Jaemin si sahabat tercinta.

"Iyain dah."

"Katanya kebelet," ujar Shotaro. "Nanti ngompol kasian petugas nya."

"OH IYA!!"

Duk

Setelah Jeno dan Lucas yang berkejaran ke toilet pria, seseorang menyenggol bahu Haechan keras. Membuat yang disenggol mengulum bibir—menahan hujatan—kala mencium parfum yang dikenalnya dengan amat sangat.

Mark, ketua geng motor sekaligus kakak kelasnya. Musuhnya.

"Koridor lebar ya, Kak."

"Lo nutupin jalan."

"Sekali lagi, koridor tuh lebar! Emang lo aja kali mau deket-deket gue!"

"Najis."

Renjun langsung pergi entah kemana melihat Guanlin datang bersama gerombolan Mark. Perlu di catat, Renjun sungguh muak dengan Guanlin dan segala gombalan mautnya yang sukses membuatnya merona bagai tomat.

Sialan.

"Selamat siang, Kapten."

"Siang juga, Jendral."

Shotaro melempar senyum manis pada kekasihnya yang baru saja berbisik menyapa tepat di telinga nya. Sungchan memasukkan tangan nya ke kantung celana dengan kemeja sekolah yang terbuka dua kancing teratasnya, memperlihatkan kaus hitam oblong di balik sana.

"Hayo, udah aku bilang ini kemeja nya dikancing. Ga mau dengar," protes Shotaro. Ia mengancingkan kemeja sekolah Sungchan sedangkan empunya kemeja mengulum senyum, manis sekali perlakuan Shotaro.

"Makasih, calon menantu Mamah," ujar Sungchan tulus, melempar senyum yang jarang diperlihatkan. "Mau ke kantin?"

"Iya. Kamu? Udah makan?"

"Mau ke warung belakang situ. Makan yang banyak di kantin, manis. Biar pipinya makin gemuk." Sungchan menangkup wajah bulat Shotaro dan menguyel-uyel dengan gemas.

"Uchaaann!"

Dalam sekejap, Sungchan berdiri tegap. "Lapor Kapten, Jendral dan pasukan saat ini akan ke warung pak Jajang di belakang sekolah. Apakah diizinkan?"

"Diizinkan."

"Siap terima kasih! Laporan selesai. Pasukan siap pergi!"

"Apa sih kamu?" Tawa Shotaro menular pada Sungchan. Mereka tertawa bersama atas entah apa yang lucu, hanya mereka yang tahu. "Sudah sana, kamu ditungguin."

Panglima Tempur《Sungtaro》✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang