jamais vu - 3

883 144 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dua hari Changbin tidak menampakkan diri, namun tak ada satupun sirat khawatir dari Chan untuk kekasihnya itu. Sedetikpun. Entah karena memang pekerjaan yang membuat laki-laki lupa akan segala hal, atau barangkali Chan lebih tak punya waktu untuk memikirkan Changbin sebab tempatnya telah tergantikan. Begitu mudah bagai membalik telapak tangan. Karena kenyataannya saat ini ia sedang bermesraan di ruang kamar milik dirinya dan Felix. Seharusnya itu adalah kepunyaannya dan Changbin. Tetapi Felix sempat mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dengan banyak orang maka Changbin dengan suka rela mengalah dan tidur di kamar tamu.

Semuanya didasari alasan agar Chan-nya bahagia. Maka selama itu terjadi, Changbin akan baik-baik saja. Pikirnya saat itu.

"Babe, kamu ngerasa aneh nggak, kok Changbin gak keluar kamar dari semalem? Is he okay?" Ah, ternyata masih ada Felix yang berbaik hati mempertanyakan eksistensi kekasihnya yang lain.

Chan yang sedang memeluk Felix sembari menyandarkan kepala pada pundak pemuda itu sedikit mendongak, alisnya bertaut heran. "Naur? Mungkin dia cuma capek. Seingat ku dia selalu kerja malam, so yah don't worry about him."

Felix menggeleng tidak tenang. "Dia sama sekali gak keluar Chris. Kalau berangkat kerja kita pasti tau."

Chan membuang napas pelan, mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja untuk memeriksa apakah Changbin mengirimkannya pesan. Dan sudah barang tentu, yang ia temukan adalah pesan tak berbalas dari dirinya ketika Changbin menanyakan di mana keberadaannya. Sudah satu bulan yang lalu.

"Tsk, just let him do whatever. I'm kind of tired of him, dia jadi lebih manja." Chan menggulir perhatiannya kembali pada Felix, lantas mendekap tubuh itu guna menyalurkan hangat bagi keduanya. Ia terlampau nyaman hingga tidak butuh yang lain.


Changbin harap rungunya tidak pernah mendengar kalimat semacam itu keluar dari bibir Chan sendiri. Changbin harap semoga apa yang ia takutkan selama ini hanyalah mimpi buruknya yang tidak akan pernah terwujud. Dan harapan itu hanyalah ucapan hampa yang tidak akan pernah tersemogakan.

Harusnya ia tetap tinggal di tempat Hyunjin meskipun Jisung memaki dirinya yang telah tidak masuk kerja selama dua hari tanpa pamit. Apa boleh buat, Tuhan membiarkannya merasakan sakit tanpa ujung.

Hatinya goyah seirama tungkainya terangkat mengambil langkah pertama. Jika pada akhirnya keberadaannya tak akan dianggap, maka akan lebih baik membuatnya makin tak kasat mata demi kebahagiaan orang yang amat ia cintai.

"Oh, Bin? Kamu habis dari mana?" Felix menyadari keberadaannya.

Haruskah Tuhan menambahkan pecahan beling pada jalannya yang telah di penuhi paku?

Kakinya berhenti teratur, masih membelakangi dua sosok yang sedang dan tak seharusnya ia temui. "Dari rumah Hyunjin," cicitnya lirih, itu sakit.

"Oh, ku pikir kamu gak keluar kamar dari kemarin. Aku sempat khawatir, Chris juga. Kamu udah makan? Kalau belum bisa aku hangatkan makanan tadi siang."

jamais vu - bangchan & changbin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang