jamais vu - 5

891 143 55
                                    

Chan masih berkutat di dalam studionya meski pria itu sama sekali tidak melakukan apapun selain termenung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan masih berkutat di dalam studionya meski pria itu sama sekali tidak melakukan apapun selain termenung. Pikirannya melayang tak tentu arah, hingga berulang kali bibirnya mendesis lelah sebab rasa pening yang menyerang kepalanya. Changbin sudah tidak pulang selama tiga hari belakangan dan dirinya masih diam tanpa bertindak. Demi Tuhan, laki-laki itu tidak tahu harus melakukan apa. Ia linglung, sisa-sisa percakapan sakit antara dirinya dan Changbin tempo hari selalu bermain di dalam ingatannya.

Bahkan rasa panas yang dihasilkan dari pertemuan antara dua kulit itu masih membekas. Chan menggenggam tangannya kuat, memukul mejanya dengan perasaan gundah.

"Astaga, what's wrong with you Chris," Chan mengerang frustasi. Surai pirang yang sedikit ikal dan lebat itu ia tarik pelan demi mengusir pusing yang makin menjadi. Lantas tak lama, smartphone nya bergetar. Nama pendek "my love" tertera pada layar datar benda pintar tersebut. Napasnya tercekat seketika, dan tangannya bergerak lebih cepat daripada otaknya yang belum sempat mencerna. Chan meraih ponsel tersebut dan membawanya ke telinganya.

"Kak, let's do a challenge." Changbin berbicara tanpa basa-basi.

Dan segera Chan sadari, suara tersebut terdengar bergetar dan lemah. Apakah kekasihnya yang satu itu sedang sakit? Ia ingin sekali menanyakan hal tersebut, namun Changbin memotongnya lebih dahulu.

"Let's do a challenge called 'can we live without each other'. Yang kalah dapat hukuman, hukumannya juga mudah. Kamu pasti gak akan kesulitan." Changbin menelan teguk kesulitan di seberang sana. Tanpa Chan ketahui kini ia tengah duduk bertekuk lutut di sudut ranjang kamar Seungmin dengan noda merah terang mengotori sebagian pakaian juga lantai. Lagipula meskipun Chan tau, Changbin yakin seseorang yang masih menjadi pemilik kehidupannya itu akan peduli.

"Lagipula, pasti aku yang kalah. Because I can't live without you. I can't stop loving you, I have never stopped loving you. Jadi udah jelas gak sih siapa yang bakalan kalah di sini? Hukumannya sederhana, can you say that you don't love me anymore? So I have a reason."

"Bin..."

Chan tidak mampu mengatakan sepatah katapun selain seruan tak yakin yang lolos dari bibirnya barusan.  Bibirnya seolah terkunci kala mendengar isakan berat dari seberang sana. Namun ia masih tidak melakukan apapun selain duduk di tempat dan mendengarkan segala utaran menyesakkan tersebut.

"Kak, then what's the point?"

"Seo Changbin.."

"What's the point for me to live if not with you. I'm so fucking useless. Karena kenyataannya kamu lebih bahagia tanpa aku."

Chan tidak tahu dan barangkali tidak akan pernah tahu bahwa luka yang tergores pada pergelangan tangannya itu digunakan untuk menutup luka serupa pada lubuk hatinya. Chan tidak akan pernah tahu kalau luka itu dibuat untuk menyembuhkan luka serupa yang ia torehkan pada Changbin. Dan ia malah memutus sambungan panggilan tersebut secara sepihak sebab merasa terluka karena Changbin malah menyalahkannya.

jamais vu - bangchan & changbin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang