jamais vu - 2

1.1K 150 32
                                    

Changbin pikir ia adalah manusia yang memiliki hidup paling bahagia dari siapapun di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Changbin pikir ia adalah manusia yang memiliki hidup paling bahagia dari siapapun di dunia ini. Bukan tanpa alasan melainkan Chan. Laki-laki yang secara suka rela mengulurkan tangga pada dirinya yang sempat terjembab dalam lubang keputusasaan. Karena Chan, ia lupa masa gelap yang sempat mencekik lehernya. Karena Chan, ia tidak bisa melewati hari tanpa senyuman. Karena Chan, ia mengerti apa makna bahagia yang sesungguhnya.

Chan adalah napasnya, jantungnya, jiwanya, juga raganya. Yang mana berarti ketika Chan pergi, maka tidak ada lagi yang tersisa untuknya. Changbin naif memang, kesengsaraan yang membuatnya tenggelam ke dalam dasar lautan paling dalam mempersilahkan Chan menjadi satu-satunya bias cahaya yang menuntutnya agar dapat kembali ke permukaan.

Jika diibaratkan sebagai mimpi, maka Chan adalah mimpi paling indah yang pernah Changbin punya. Mimpi yang membuatnya enggan membuka mata tak peduli berapa lama.
Bahkan sekarang, ketika mimpi yang tadinya dihias bunga indah, kini dijalari tumbuhan belukar yang beracun. Dan Changbin dipaksa untuk bangun dari mimpi buruk tersebut.

Semuanya dimulai dengan kehadiran seseorang yang membuat bibir tebal milik Chan selalu merekah manis ketika berbicara. Tentu Changbin menyukainya, sebab orang itu dapat membuat Chan-nya bahagia.

Namanya Lee Felix, pemuda ceria yang selalu membawa kehangatan melalui tutur bicaranya yang lembut. Chan bilang Felix itu bagai matahari karena selalu membawa suka cita pada siapapun yang berinteraksi dengannya. Changbin setuju, karena ia pun merasakan hal serupa. Felix sempurna.

"Love, ini Lee Felix, adik kelasku saat masih di Aussie."

"Love, Felix boleh tinggal dengan kita?

"Love, aku suka Felix. Of course I still love you, but is it okay if Felix comes into our relationship? I love him too."

Saat itu dirinya tidak mengucap sepatah kata sebagai persetujuan, namun senyum yang spontan terukir sebagai bentuk rasa keterkejutan ditafsir berbeda oleh Chan. Maka pelukan erat yang entah kenapa tidak lagi hangat Changbin dapatkan, Chan juga menciumnya  saat itu sebagai rasa terima kasih, namun ciuman tersebut bagai belati yang siap menusuk ulu hatinya dalam sekali tikam.

Seo Changbin berakhir menerimanya dengan anggapan bahwa kehadiran Felix akan membuat hidup Chan semakin bahagia. Karena pada dasarnya, kebahagiaan Chan adalah miliknya pula. Tetapi kenyataannya Changbin salah kaprah.


"Sunshine, kamu tau kemana Changbin? Aku gak lihat dia seharian."

Chan muncul dari studionya yang berlokasi satu atap dengan rumahnya dan Changbin, segera menghampiri Felix yang sedang menggeluti hobi barunya yaitu membuat brownies. Laki-laki berkulit pucat dengan rambut ikal yang dicat pirang itu pun mengalungkan kedua tangan pada pinggang ramping milik pemuda bermarga Lee tersebut..

"Mungkin di kamar. Tadi bilangnya sakit kepala jadi aku suruh istirahat. Coba kamu samperin." Fokus Felix tetap pada adonan cokelat legam di hadapannya. Sedangkan Chan mulai menghujani pundak kekasihnya itu dengan kecupan ringan.

"Ya udah biarin dia istirahat."

Felix memilih, tak hirau akan Chan yang mulai mengganggu dengan tindakan yang ia tahu akan menjurus kemana. Decakan sebal pun lolos dengan sedikit gerakan paksa untuk membuat kekasihnya itu menjauh.

"Chris."

Chan tergelak ringan, mengangkat kedua tangannya ke udara. "Okay, sorry babe. Nanti kalo udah jadi panggil aku."

"Hmmm."

Mereka baik-baik saja tanpa Changbin. Sangat.

Kotak berisikan obat-obatan itupun ditutup rapat oleh Seungmin setelah selesai menggulung perban pada pergelangan tangan kiri Changbin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kotak berisikan obat-obatan itupun ditutup rapat oleh Seungmin setelah selesai menggulung perban pada pergelangan tangan kiri Changbin. Yang tidak lagi membuka suara sejak kakinya menginjak unit apartemen tempat dirinya dan Hyunjin tinggal.

Ia dengan berat hati bangkit dari duduknya pada pinggir ranjang dan segera menemukan sosok housemate nya berdiri di ambang pintu dengan tatapan tak kalah sendu. Barangkali sama terlukanya, namun terlalu rumit untuk Seungmin ikut mengerti.

Hembusan napas berat lolos seiring dengan tungkainya melangkah menuju ke arah pintu di mana Hyunjin masih berdiri dalam kebisuan. Tensi sakit ini benar-benar memuakkan.

"Jangan bersikap jahat padanya. Kamu nggak tau se rapuh apa dia sekarang, if you are just trying to be savage this isn't the right time. He needs you, Hyun."

Hyunjin melirik Seungmin sembari menarik napas dengan tercekat, menelan teguk dengan angguk pelan yang cukup ragu. Lantas meninggalkan pemuda Hwang itu dengan tepukan pada pundaknya sebagai bentuk dukungan. Entah agar ia yang menjadi lebih tegar, atau agar dirinya dapat membuat Changbin menjadi lebih tegar.

"Bin.."

Seru serak itu mengambang di udara, dan si pemilik nama panggilan menoleh ke arahnya masih tanpa senyuman. Kedua netra cokelat gelap itu pun meredup pilu. Hanya karena itu Hyunjin dapat merasakan relungnya mencelos, seolah dirinya lah yang sedang sakit sekarang.

Changbin memangku kedua tangannya di atas paha, masih menggenggam ponsel yang selalu berada di tangannya. Hyunjin pun melenggang masuk dan mengambil tempat duduk di sisi karibnya tersebut.

"Hyun."

"Kamu tau nggak kalau sebelumnya benda ini sejam sekali selalu bunyi. Entah karena ada pesan atau panggilan masuk. Tapi setahun belakangan, benda ini udah nggak semenarik itu lagi, nilai guna nya udah nggak berarti." Changbin mengulurkan ponsel yang menjadi objek cakapnya itu pada Hyunjin.

"If he stops using it to ask how I'm doing, then I don't need it."

Enak banget nyakitin diri sendiri memang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Enak banget nyakitin diri sendiri memang



Enak banget nyakitin diri sendiri memang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jamais vu - bangchan & changbin✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang