Kim Younghoon ; Rumit

219 35 0
                                    

chapter ini lebih ke jihyo pov ya ~

btw sebelum lanjut tolong sempetin pencet bintang di pojok kiri bawah ya, thx u ^^

🥀

Kalian pernah tidak merasakan rasanya menunggu kepastian dari orang yang kita cintai? Kalau memang pernah, berarti kita satu nasib. Karena aku pun sedang merasakan itu sekarang.

Dia selalu memberikan perhatiannya yang membuat aku terus berharap padanya, berharap menjadi seseorang yang spesial di hidupnya.

Seperti sekarang, ia yang sedang sibuk menyuapi aku bubur diruang kesehatan.

Aku tadi tiba-tiba jatuh pingsan saat sedang upacara bendera, karena memang aku tidak sarapan, sebab sedang terburu-buru.

"Kau selalu saja membuat aku khawatir, lain kali sempatkanlah sarapan, walau itu hanya selembar roti dan segelas susu hangat." Dia mulai lagi, menceramahi aku. Yang sialnya, malah makin membuat aku jatuh ke dalam pesonanya.

Aku hanya mengangguk, sangat enggan untuk membalas ucapannya sekarang.

Aku menatapnya lamat, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menyuruhnya berhenti memperhatikanku.

"Berhenti mengkhawatirkanku Hoon, aku sudah lelah dengan semua perhatian palsu darimu itu!"

Dia, Younghoon mengernyitkan kedua alis tebalnya, mungkin dia merasa bingung dengan apa yang baru saja aku ucapkan.

"Apa yang kau bicarakan? Aku sungguh tak mengerti."

"Berhenti lah seolah kau mengkhawatirkan aku. Apa kau tak tau apa dampak dari perlakuan manismu itu?"

Alisnya kian mengerut, bahkan dia sudah meletakkan semangkuk bubur tadi di meja samping brankarku.

"Memangnya apa dampaknya?"

"Kau sungguh tak tahu?" Ia mengangguk, yang membuatku membuang nafas secara kasar.

"Dampaknya adalah kau telah membuat seorang gadis menjadi berharap lebih padamu."

Melihat raut wajahnya, aku yakin dia tak tahu maksud dari 'gadis' itu sendiri.

"Gadis itu adalah aku Younghoon! Kau dengan kurang ajarnya telah membuat perasaanku terombang-ambing, terkadang kau membuatku seolah berada di langit teratas, terkadang juga kau menjatuhkan ekpektasiku begitu saja!"

"Ah, benarkah?"

Sungguh, hanya itu jawabannya? Aku kira ia akan meminta maaf lalu menyatakan perasaannya seperti adegan di novel-novel yang pernah aku baca.

Aku hanya memalingkan wajahku, berusaha menyembunyikan air mataku yang ingin terjun bebas kapan saja.

Kemudian tak lama dia berpindah tempat menjadi ke arah dimana aku memalingkan wajah.

"Kau tahu, sebenarnya aku juga memiliki sebuah rasa padamu. Hanya saja aku takut untuk mengungkapkannya, aku takut kalau hanya aku yang menyimpan ini semua sendiri." Aku memilih diam, membiarkan dia untuk mengungkap semua isi hatinya.

"Maafkan aku yang tidak peka akan perasaanmu, maafkan juga karena aku sudah menjadi pengecut," setelah berucap begitu ia menunduk.

Aku meraih tangannya kemudian tersenyum teduh, "tak apa, ini bukan sepenuhnya salahmu. Ini juga salahku yang terlalu memaksakan kehendak."

Kami bertatapan cukup lama, hingga akhirnya ia mengeluarkan kalimat yang selama ini aku tunggu-tunggu.

"Bagaimana jika mulai hari ini kau menjadi kekasihku dan aku menjadi kekasihmu? Apa kau merasa keberatan?"

Aku tersenyum lalu menggeleng kecil, "aku tak merasa keberatan sama sekali, aku bersedia menjadi kekasihmu mulai hari ini!"

Ia tersenyum yang membuatku ikut tersenyum.

Ah leganya, akhirnya penantianku selama ini terbayar juga.

Aku harap ia akan tetap menjadi pribadi yang sama saat kita menjalankan kisah sebagai sepasang kekasih nantinya.

fin.

chapter ini aku dapet idenya karena liat sw salah satu temen aku
aku harap semuanya suka ya ~

ditunggu komen dan votenya semuaa 🌙🥀

[2] Jihyo ft. the boys (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang