Beberapa hari kemudian.
"Hei, kau tidak boleh mencuri! Mencuri itu tidak baik!" ujar Xiao Qing sembari memegang tangan sekumpulan anak kecil berandal yang hendak mencuri uang dari pedagang sayur jalanan.
"Minggir! Jangan ikut campur!" balas ketua kumpulan itu.
"Tidak! Aku tidak akan minggir! Kalian masih muda, seharusnya kalian tidak berbuat seperti ini!" ucap Xiao Qing lebih keras lagi untuk menyadarkan mereka. Namun sepertinya, tindakannya ini membuat sekumpulan anak-anak berandal itu marah.
"Dasar tukang ikut campur! Teman-teman, ayo beri dia pelajaran!"
Sekumpulan anak-anak itu mulai melempari Xiao Qing dengan berbagai jenis sayur yang ada di dekat mereka. Bahkan ada yang lari ke pedagang sebelah untuk mengambil telur dan air busuk dari timba di depan setiap rumah. Mereka menertawai dan memaki Xiao Qing.
Siluman ular hijau itu bersedih dalam hatinya. Ia hanya ingin berbuat baik selagi ia ada di dunia manusia. Namun apa yang ia dapat? Semua hal tidak baik terjadi padanya, dan sekarang ia dipermalukan di depan umum seperti ini. Orang-orang dewasa yang ada di sekitar tidak ada satupun yang membantu. Mereka hanya sekedar menonton atau terus berlalu lalang.
Xiao Qing terjatuh dalam keadaan kotor. Di matanya hanya ada kekecewaan dan kebingungan. Sampai, sebuah suara menghentikan mereka. Tak lama, petugas keamanan setempat membubarkan dan menangkap anak-anak kecil yang tidak berhasil kabur.
Seorang pemuda berjubah abu-abu yang membawa mangkuk abadi berwarna emas berjongkok di hadapan Xiao Qing.
"Aku minta maaf atas kelakuan mereka. Terima kasih untuk tidak menghajar mereka," ucap Fa Hai dengan nada yang sedikit tidak enak. Ia ingat dengan peringatan yang ia berikan pada siluman ular di hadapannya, namun apa yang ia lihat?
Siluman ini bahkan tidak membalas atau menghabisi sekumpulan anak-anak kurang didikan itu.
Xiao Qing memalingkan wajah, "Jangan sok dekat denganku, aku tidak mengenalmu, Biksu."
Lihat, 'kan? Siluman ini masih mengingat perkataan Fa Hai beberapa hari lalu. Fa Hai ingin menebus kesalahannya, "Masuklah ke mangkuk abadi ini, ia akan merawat luka ringanmu dan menyejukkan hatimu."
Belum sempat Xiao Qing menolak, mangkuk abadi itu sudah membuat tubuhnya masuk dan berubah menjadi wujud aslinya, ular hijau kecil. Tanpa menggubris pandangan dan perkataan terkejut orang sekitar, Fa Hai membawa mangkuk abadi dan lanjut jalan memburu siluman.
Sebenarnya, Fa Hai adalah biksu yang ditugaskan untuk memburu siluman pembuat manusia berbelok dari kebenaran. Namun, ia merasa siluman ular hijau di tangannya, tidak sama dengan siluman yang pernah ia temui.
~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Snake & The Monk √
Historical FictionSebuah rasa yang tak pernah ada sebelumnya mulai muncul dalam diri seorang biksu yang terkenal tidak pernah melepaskan siluman yang mengganggu manusia. Hal ini muncul ketika ia bertemu dengan siluman ular hijau yang baru menjalani kehidupan praktikn...