Julio datang ke kosan gue dengan wajah yang lesu. Ditangannya ada kresek yang berisi makanan dan anggur merah. Loh, kok mau minum? Biasanya dia menghindari minum kalau musim ujian begini. Tapi karena terlihat moodnya yang tidak bagus gak gue tanya lebih jauh.
"Rolan tolong ambilin peralatan makan sama gelas wine gue ya. Yang biasa gue pake, kalo gasalah ditaro di nakas warna hitam, deh."
Gue langsung beranjak dari kasur dan melaksanakan perintah Julio.
"Makan lan, jangan ngeliatin gue mulu," ujar Julio.
"Lo makan juga dong, kan gaenak kalo gue makan sendirian."
Julio menggeleng.
"Gue gak laper. Gue mau minum aja."
Karena gabisa dipaksa, gue pun makan sendirian. Nasi goreng dan siomay goreng es teler memang enak. Sampai gak sadar kalo Julio sudah menghabiskan dua gelas penuh anggur merahnya.
"Kenapa Jul? Cerita aja, gue dengerin," ujar gue setelah menimbang-nimbang mau nanya atau enggak.
"Gue putus sama Joni."
Gue terkejut bukan main sampai menjatuhkan sendok yang gue pakai.
"Hahaha santai aja kali beb, galaunya cuma sesaat kok. Nanti juga membaik," balas Julio sambil menegukkan amer yang ketiga kalinya.
"Pelan-pelan Jul minumnya, nanti muntah," ingat gue sambil mengelus punggung tangannya menguatkan.
"Gue capek Lan begini terus. Jatuh cinta terus patah hati, minum muntah tidur, nyari cowok lagi. Kek gabener aja hidup gue tuh," keluh Julio yang akhirnya menangis di pelukan gue.
Gue mengelus punggungnya Julio tanpa bicara satu patah kata apapun.
"Gue tau kok lo liat Joni sama ceweknya. Awalnya gue denial, tapi ujung-ujungnya Joni malah milih cewek itu dibanding gue."
Perasaan Julio tuh kayak yang tulus banget sama Joni. Gue jadi ikutan sedih dan rasanya mau marah ke cowok yang udah nyakitin sahabat gue. Gaada yang membenarkan selingkuh kan di dunia ini!
"Rolan, mau muntah.."
Gue pun membopong Julio ke kamar mandi. Dia udah bertengger di kloset duduk dan gue jaga di pintu kamar mandi. Setelah mendengar kata udah, gue bopong lagi Julio ke kasur.
"Minum dulu hydrococonya."
Julio mengangguk.
"Ganti celana ya? Gaenak pake jeans kalo mau rebahan," suruh gue ke Julio tapi dibalas gelengan.
"Gue gapake boxer.."
"Yaudah gapapa, kan udah biasa? Gue juga tutup mata kok pas lo ganti celana?" Ujar gue.
"Kok lo gapernah malu sama gue? Kok lo gapernah salting kalo gue buka celana depan lo?" Tanya Julio.
Siapa sih cewek yang gak salting depan cowok seganteng Julio walaupun dia gay? Gue gamungkin se heartless itu kan?
"Kalo gue peluk lo, kenapa lo gak degdegan?"
Julio mendekat ke gue secara agresif tapi gue tahan badannya.
"Jul, kayaknya lo udah tipsy banget deh-"
Julio dengan sigap menarik tengkuk leher gue dan kita ciuman saat itu juga. Gue kaget setengah mati sampai gak bergerak sama sekali dari posisi gue tadi. Bahkan untuk bernafas aja gue udab gasanggup.
"Ini apa? Kok degdegan? Kok lo salting? Kok muka lo merah?" Tanya Julio bertubi-tubi.
Gue cuma diam tidak bisa menjawab. Akhirnya Julio terkapar di kasur karena pusing dan tertidur lelap. Gue pun membenarkan posisi celananya Julio dan menenggak sedikit amernya Julio.
Rolan sadar, lo gaboleh kayak gini!
KAMU SEDANG MEMBACA
my bestfriend is g4y? - kim jungwoo
Fanfiction"tenang aja, gausah ada yang ditakutin. gue juga gasuka cewek kan? yaudah."