O1O

29 3 0
                                    

Gue merentangkan kedua tangan kuat-kuat agar seratus persen sadar sehabis bangun tidur. Terlihat jelas wajah Julio yang masih terlelap karena lelah akan mabuk semalam. Tanpa disuruh gue membuka gorden menyuruh sinar matahari untuk segera masuk ke dalam ruangan.

"Lan.. silau.."

Julio menyipitkan matanya sambil menarik selimut sampai seluruh tubuh tertutup. Gue cuma terkekeh dan pergi ke kamar mandi. Cuci muka, gosok gigi, beres. Sarapan apa ya pagi ini?

"Jul, makan yuk? Gue laper.."
"Mau makan apa?"
"Nasi kuning mau?"
"Ayo. Tapi gue masih lemes. Mau nunggu lima belas menit lagi gak?"

Namanya juga Rolan, paling males yang namanya disuruh nunggu. Gue langsung tarik lengan Julio dengan sekuat tenaga dan membopong Julio ke kamar mandi. Gue dudukan di kloset dan membasuh wajahnya dengan air dingin.

"Ih, dingin, Lan," keluh Julio.
"Lima belas menit mah keburu gue pingsan. Buruan gosok gigi, abis itu kita keluar."
"Gosok gigi-in."

Dibalas dengan cubitan pelan oleh gue yang akhirnya membuat Julio mau gosok gigi dengan cepat. Karena takutnya Julio ingin buang air kecil, gue pun keluar dari kamar mandi. Tapi tiba-tiba badan besar dengan wangi khasnya memeluk gue dari belakang. Hembusan nafasnya sangat terasa di tengkuk leher gue, seperti biasa.

"Lan, gatau kenapa gue masih pengen ndusel sama lo. Gue kan udah nurut nih bebersih sebelum keluar, boleh ga lima menit aja kita cuddle?"

Gue sontak kaget. Ini anak masih mabuk atau gimana sih? Kenapa tiba-tiba minta cuddle?

"Gamau ya? Cuma pelukan aja kok, mana berani gue ngapa-ngapain lo."
"Bukannya mau di apa-apain, tapi lo aneh aja pagi ini."
"Please?? Gue masih galau karena diputusin Joni. Gue jomblo mulai kemaren, hibur gue dong."

Gue pun mengangguk dan bergegas kembali ke kasur. Julio terlihat girang sambil menghentakkan kakinya bergantian. Setelah kita berdua ada di kasur bersama, yang terjadi hanya saling diam karena kikuk.

"A-ayo.." ajak gue akhirnya. Julio pun mengiyakan dan berbaring sambil menyelimuti  kita berdua. Ditatapnya gue dengan intens tanpa kedip. Karena tidak kuat, gue mengalihkan pandangan sambil meremas kuat ujung baju gue agar tidak grogi.

"Lan.." panggil Julio.
"Iya, kenapa?" jawab gue.
"Lo degdegan gak kalo kita kayak gini? Sedeket ini?" tanya Julio spontan.

Gue bingung mau jawab jujur atau bohong. Yang gue takutkan adalah respon jelek dari Julio. Gue hanya tidak mau merusak pertemenan kita ini. Hanya karena cuddle yaitu ide dari Julio si jomblo baru ini.

"Lan, jawab."

Julio menarik badan gue dan mendekapkan kepala gue di dadanya. Terasa hangat walaupun suhu udara tujuh belas derajat dari ac. Seketika gue terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan Julio barusan.

"Gue jadi penasaran. Apa iya yang diomongin Joni itu ada benernya? Coba, Lan, lo beneran ga degdegan kita sedeket ini?"
"Lo degdegan gak kalo sama gue?" tanya gue balik.
"Lumayan, tapi gak yang banget gitu loh. Bisa denger sendiri kan lo sekarang?"
Gue mengangguk.
"Coba kita pake cara ekstrem."

cup.

"KOK GUE DICIUM??? UDAH GILA LO YA JUL?" omel gue akhirnya karena kaget bibir gue tiba-tiba dicium tanpa aba-aba.

Yang diteriaki hanya diam mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Gue bingung, sebenarnya Julio kenapa? Kenapa aneh sekali hari ini? Apa gue buat kesalahan?

"Rolan, gue degdegan. Gue kebayang terus rasa bibir lo. Lan, gue kenapa sih....."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my bestfriend is g4y? - kim jungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang