Warning! Typo nyangkut di mana-mana.
"Akh! Akh! Sakit Fal, pelan-pelan dong akh! "
"Iya ini juga udah pelan banget kok, tahan dikit nanti juga sakitnya ilang. Biar cepet kelar ini juga nanti gantian. "
Aron mengerucutkan bibirnya kesal.
Mereka sekarang sudah ada di apartemen Raefal setelah acara perkelahian mereka tadi.
"Apa monyong-monyong? Sok imut, " ucap Raefal sambil sengaja menekankan kapas pada bibir robek Aron.
"Aaaaaa! Sakit goblok! "
Plak!
"Adaw! " ringis Raefal saat Aron memukul kepalanya.
Tanpa mau membalas lagi Raefal hanya terkekeh geli lalu kembali sibuk membersihkan luka di tubuh Aron.
"Punggungnya sakit banget ya? " tanyanya khawatir.
"Udah mendingan kok. Nanti di kompres aja pake es pasti sembuh, " sahut Aron seadanya.
Raefal hanya mengangguk paham.
"Udah, gantian gih, " ucap Raefal sambil menaruh kapas dan bekas bungkus plester yang tadi untuk Aron.
Raefal membuka bajunya memperlihatkan lebam-lebam yang bertebaran di sana-sini.
Perlahan Aron mulai membersihkan luka-luka dan lebam di tubuh dan wajah Raefal menggunakan alkohol lalu dia mulai menutup luka yang terbuka dengan plester luka.
"Anteng banget lo, emang nggak sakit? " tanya Aron sambil sengaja menekan salah satu luka di pipi kanan Raefal.
Raefal tidak mengubah ekspresi datarnya sama sekali.
Seolah dia memang tak merasakan sakit.
"Luka kayak gini, nggak sepadan kan dengan luka di hati kamu, " ucap Raefal.
Aron terdiam mendengar itu.
Menatap manik mata Raefal dalam.
Dengan Raefal yang juga menatap tepat di matanya.
Mereka saling menatap untuk beberapa saat dalam kebisuan.
Sampai akhirnya Aron yang memutuskan kontak mata itu terlebih dahulu.
"Tau ah ..., " sahut Aron asal sambil mengangkat bahunya.
"Udah, pake bajunya gih! " titah Aron saat semua luka di tubuh Raefal sudah selesai dia obati.
Namun, Raefal hanya bergeming di tempatnya.
Malah-malah dia menatap Aron intens dengan tatapan laparnya.
"Apa? " tanya Aron sangsi ditatap seperti itu.
"Kita udah resmi jadian kan? "
Aron hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Gituan yuk? " ajak Raefal tanpa beban.
Aron langsung paham apa yang dimaksud Raefal tentang "gituan" itu.
Jelas sekali Raefal mengajaknya untuk tidur bersama dalam artian lain.
Ragu, itu yang Aron rasakan saat ini.
Bukan karena apa-apa, hanya saja dia punya pengalaman buruk soal itu dari Raefal.
Mereka pernah berhubungan badan sekali.
Saat itu untuk pertama kalinya bagi Aron, bahkan dia rela menjadi bottom untuk Raefal.
Namun, dengan teganya Raefal justru mencampakkan dirinya keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.L [End, Yaoi/BL Lokal] ✔
Teen Fiction[Tamat] Setelah kisah cintanya yang berakhir dengan tragis tepat di hari ulang tahunnya Baron mulai membenci hari kelahirannya itu. Setelah dua tahun berlalu seperti permainan takdir yang menyakitkan, saat akhirnya Baron bisa sedikit merelakan kisah...