"Ini syal nya, kak. Maaf."
Paper bag itu didorong perlahan di atas meja oleh lelaki remaja di depanku. Junghwan namanya, bisa kulihat ia sedang menatapku prihatin saat ini.
Namun aku hanya menyunggingkan senyum, membalas, "terima kasih, ya, Junghwan. Aku bahkan tidak ingat kalau aku pernah memiliki ini."
Junghwan melipat bibirnya, lalu tawa canggung mulai terdengar di cafe yang sore ini masih belum dipenuhi banyak orang.
"Kak Jeongwoo pasti benar benar mencintaimu, kak Jia. Dia selalu memakai syal ini saat sedang sakit. Sudah beberapa tahun sejak kau meninggalkan syal itu di kamarnya, siapa sangka dia masih menyimpannya, kan?"
Aku hanya bisa tersenyum pahit, membuat Junghwan yang melihatnya langsung terdiam. Sepertinya ia sadar telah salah bicara.
"Sudah hampir dua tahun sejak dia pergi. Menurutmu dia pernah sakit selama di sana?"
Kepalaku terangkat menatap adik dari orang yang sedang kami bicarakan ini. Dia terlihat canggung, seperti sedang menyusun kata kata di pikirannya agar tidak menyakitiku.
Berbeda sekali dengan tahun tahun yang lalu, di mana kami bisa berbicara santai sambil menonton televisi dan memakan popcorn hangat setiap musim dingin.
Hanya ada aku, Junghwan, dan...
Dia.
"Hey, santai saja." Aku tertawa kecil. "Aku yakin dia sehat, karena dia bahagia di sana."
Kemudian tanpa bisa kutahan senyumku meluntur saat berkata, "kalaupun ia sakit. Pasti sudah ada orang yang setia menjaganya sampai ia pulih lagi. Iya, kan?"
Aku menghela napas panjang, "semoga saja begitu."
Junghwan memelas menatapku. "Aku minta maaf sekali, kak. Aku benar benar berharap bisa membantu sesuatu."
"Tidak apa apa. Bukan salahmu."
Namun selanjutnya wajah Junghwan berubah menjadi sedikit lebih cerah. "Kak, aku ingin memberi tahumu sesuatu. Sebenarnya sudah lama aku tahu tentang hal ini, namun aku terlalu takut untuk memberi tahumu."
Alisku terangkat. "Ada apa?"
Remaja lelaki yang baru lulus sekolah sebulan lalu ini mengeluarkan ponselnya, lalu beberapa saat kemudian menunjukkan layar benda pipih itu padaku.
"Kak Jeongwoo membuat akun Instagram. Sudah sekitar 3 bulan yang lalu. Maaf aku baru memberi tahumu. Aku selalu berpikir apa ini masih penting bagimu."
Dia... Tentu saja masih penting bagiku. Dan akan selalu begitu.
Kurasakan detak jantungku berpacu sangan cepat begitu Junghwan menyodorkan ponselnya padaku. Menampilkan sebuah halaman akun Instagram dari seseorang yang tidak pernah aku ketahui kabarnya selama satu setengah tahun ini.
Park Jeongwoo...
Wajahnya masih sama. Kulit tan, mata serigala, dan gigi kelincinya.
Yang berbeda hanyalah, ia terlihat lebih bahagia dari sebelumnya.
Dan menyadari bahwa ia terlihat lebih bahagia saat tidak bersamaku membuatku kembali merasakan sakit hati, hampir mirip seperti saat pertama kali ia memutuskan untuk mengakhiri segalanya di antara kita.
🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
All Too Well | Park Jeongwoo
Fanfiction[END] di saat dia pergi meninggalkanmu dengan semua kenangan itu, bagaimana akhirnya? inspired by Taylor Swift's "All Too Well (Taylor's Version)"