Tiga tahun lalu...
"Jia! Lihat ini! Kak Asahi baru saja mengirimiku foto foto kita selama festival kampus."
Jeongwoo berjalan memasuki area dapur dengan laptop di tangannya. Diletakkannya benda elektronik itu di atas bar lalu kembali memanggilku yang sedang memotong sayuran.
"Lihatlah. Aku serius, foto foto hasil jepretan kak Asahi memang yang terbaik. Aku terlihat keren sekali di sini."
Aku terkekeh, duduk di sebelahnya setelah mencuci tanganku. "Tentu saja bagus, ini kak Asahi. Aku tidak bisa terkejut lagi," komentarku.
Jeongwoo langsung mengerutkan alisnya menatapku. "Begitu saja? Kau tidak ingin mengomentari ketampananku?"
Aku balas menatapnya. "Untuk apa aku melakukannya?"
"Karena kau pacarku, apalagi?"
Lelaki di depanku mencebikkan bibirnya, terlihat berusaha keras untuk terlihat kesal di depanku.
Mata Jeongwoo melebar saat ia berkata, "kau selalu memuji Junghwan dan teman teman lain tampan. Tapi rasanya aku tidak pernah mendengarmu mengatakannya padaku."
Ia memajukan dagunya, bertanya, "sebenarnya pacarmu ini siapa?"
"Aku!"
Seorang remaja berumur 16 tahun leluar dari kamarnya. Berjalan menuju tempatku dan Jeongwoo berada sambil tertawa renyah.
Dia Junghwan, adik Jeongwoo yang masih sekolah.
"Aku pacar kak Jia. Iya, kan, kak?"
Aku hanya tertawa atas pertanyaan itu. Lalu tanganku terulur mengusak rambut Junghwan sesaat setelah ia memberi kecupan singkat di pipi kiriku.
Kemudian Junghwan segera kabur memasuki dapur, menghindari Jeongwoo yang sudah beranjak dari duduknya seperti akan memukul kepala si adik.
Aku menahan kedua tangan Jeongwoo, mengarahkannya untuk kembali duduk. "Astaga, Jeongwoo sudahlah. Kau tahu dia hanya bercanda. Aku pacar Park Jeongwoo, itu pasti."
Tawa meledek Junghwan terdengar, Jeongwoo segera berdecak dan menjulurkan lidah padanya—yang tentu saja kembali dibalas oleh Junghwan.
Astaga, dua saudara ini. Siapa sangka kegiatanku selain kuliah adalah mengurus dua orang rantau ini?
Jeongwoo lalu menatapku, mengeratkan genggamannya pada tanganku sembari berkata, "jawaban benar. Jia pacar Park Jeongwoo. Hanya milik Park Jeongwoo."
Aku mengangguk.
Jeongwoo tersenyum manis dan berkata, "kau akan mendapat hadiah karena menjawab benar."
Ia kemudian mendekatkan wajahnya, menempelkan bibir kami selama beberapa detik sebelum ia mulai bergerak membuatku langsung mengikutinya.
Tangannya menarik tengkukku, memberi ciuman yang lebih dalam. Sementara itu aku meletakkan tanganku di bahu lebarnya, menahannya untuk tidak bertindak lebih jauh lagi mengingat ada orang lain di tempat ini.
"Aku bahkan hanya berbalik untuk mengambil alat makan dan kalian sudah berbuat yang tidak tidak."
Suara Junghwan terdengar. Seperti mantra sihir, aku dan Jeongwoo membuka mata kami dan langsung menoleh ke arahnya.
Jeongwoo berdecak, menatap Junghwan dengan datar namun tajam. "Sungguh? Haruskah kau menghalangi kami, Junghwan?"
Junghwan mengangkat bahunya tidak peduli. "Aku datang ke negara ini untuk sekolah, kak. Tapi mataku justru ternodai sejak aku pindah ke apartemen ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
All Too Well | Park Jeongwoo
Fanfiction[END] di saat dia pergi meninggalkanmu dengan semua kenangan itu, bagaimana akhirnya? inspired by Taylor Swift's "All Too Well (Taylor's Version)"