Assalamualaikum Wr. Wb.
Prolog nya aku ganti ya, jadi kalian bisa baca ulang di bagian ini.
Biar kalian nanti ngerti arah jalan ceritanya ke mana.Ada juga bagian part yang aku ganti nanti.
_A&Z_
"Jangan jauh-jauh dari abang. Kalau perlu pegangan tangannya jangan sampai lepas." Gadis itu mengangguk paham. Ini pertama kalinya ia pergi ke mall bersama abangnya.
Kedua orangtuanya begitu sibuk, begitu juga dengan kedua abangnya yang sibuk dengan kuliahnya. Jadi sangat jarang gadis itu pergi liburan atau main-main seperti sekarang ini.
Gadis itu tampak girang. Senyuman indah di bibirnya tak pernah pudar. Apalagi ketika melihat badut yang tengah memainkan bola-bola lalu melemparnya ke atas dan menangkapnya.
Badut itu seakan menghipnotis agar gadis itu mendekat. Merasa tersihir dengan kelucuan badut, gadis itu tak sadar telah melepaskan genggaman tangan abangnya dan perlahan-lahan mendekat ke arah badut tersebut.
Badut itu perlahan-lahan menjauh, begitu juga dengan gadis manis itu, ia mengikuti kemana badut itu akan pergi.
Ia sangat suka badut, terakhir ia melihat badut saat pesta ulang tahunnya. Dan itu pun sudah sangat lama. Senyuman gadis itu perlahan memudar ketika ia kehilangan jejak badut tersebut."Yahh hilang." ujarnya lesu.
Gadis itu menatap sekeliling, tak begitu ada banyak orang di sini. Apakah ia sudah pergi terlalu jauh? Jika benar, itu berarti ia kehilangan jejak abangnya. Ia melihat tangan kanannya, tangan yang tadinya menggenggam erat tangan seorang lelaki kini telah lepas. Ia ingat perkataan abangnya. Ia salah dan ia juga ceroboh karena tidak mendengarkan ucapan laki-laki tersebut.
"Abang!" Panggilnya sembari menatap sekeliling.
Gadis dengan hijab pink itu mengigit kukunya takut.
Ia takut, ini baru pertama kalinya ia ke sini. Dan ia tak tau harus ke mana. Di sini juga tak terlalu banyak orang. Ingin menelpon seseorang, tapi ia tidak memiliki ponsel.Mungkin terlalu norak atau aneh, tapi itu kenyataannya. Gadis itu memang belum pernah pergi sendiri, bahkan bisa di katakan ia penakut dan tak punya keberanian lebih. Mungkin bisa di maklumi, karena gadis itu masih proses mencari jati dirinya.
Gadis itu sedikit tersenyum ketika dua orang bertubuh besar berpakaian serba hitam mendekat ke arahnya. Tapi setelah itu senyumannya memudar menjadi raut wajah ketakutan ketika dua pria berpakaian hitam itu mengeluarkan sebuah pisau dari saku jaketnya. Gadis itu berpikir, mungkinkah pria tersebut perampok? Jika benar, ia tidak memiliki apapun.
Berniat ingin lari, tapi apalah daya saat tangannya di cekal terlebih dahulu oleh salah satu dari mereka. Gadis itu memberontak, berusaha untuk melepaskan diri. Tapi sayang, kekuatan gadis itu tak sebanding dengan pria tersebut.
"Tolong!" teriaknya sekencang mungkin. Berharap ada seseorang yang mau membantu dirinya.
"Abang! To-" Mulut gadis itu di sekap dengan sapu tangan.
Orang-orang berkerumunan melihat kejadian itu. Ada dari mereka yang berteriak histeris ketika sebuah pisau di todongkan ke leher gadis malang itu. Tak ada dari mereka yang berani mendekat. Mereka lebih sayang nyawa mereka sendiri.
Perlahan-lahan pandangan gadis itu mulai mengabur. Badannya terasa lemas tak sanggup untuk menopang dirinya. Gadis itu melihat dengan samar dua orang laki-laki berlari ke arahnya. Ia juga mendengar teriakan dari seseorang yang ia kenal. Ya itu suara abangnya, tapi ia tidak begitu jelas melihat siapa orang yang bersama abangnya.
"Lepasin adek gue!" serunya.
Saat ingin mendekat, pria yang memegang pisau itu mendekatkan pisaunya ke leher gadis itu.
"Jangan gegabah." ujar laki-laki yang bersama abang gadis itu.
Saat abang dari gadis itu mengalihkan perhatian dua pria tersebut. Laki-laki yang memakai hoodi putih itu segera menendang kaki pria yang memegang pisau. Sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepada mereka. Pria yang memegang gadis itu mengeluarkan pisaunya. Laki-laki ber hoodi itu seakan tahu gerak-gerik penjahat langsung menarik gadis yang tak berdaya itu menjauhi kedua penjahat dan jatuh ke lantai.
Sreett!
Pisau itu mengenai bahu laki-laki ber hoodi tersebut. Dengan pandangan yang makin mengabur, gadis pucat itu melihat sekilas laki-laki yang berusaha menolongnya mendapati luka di bahu sebelah kanannya.
Sang Abang yang hendak menghampiri adiknya yang tergeletak di lantai mall, mendapati tendangan di bagian perut oleh seseorang yang berkostum badut. Alhasil ia gagal untuk mendekati adik satu-satunya.
Badut datang dengan tergesa-gesa kemudian menggendong gadis malang itu dan membawanya keluar dari mall. Kedua pria besar itu ikut kabur ketika beberapa satpam datang untuk membantu mereka. Seperti badut itu adalah komplotan dari kedua penjahat itu.
"Bahu lo."
"Gue gapapa. Kita harus kejar mereka sekarang." Dengan sisa-sisa tenaga, kedua lelaki itu mengejar penjahat menggunakan motor milik laki-laki ber hoodi.
Di dalam mobil penjahat tersebut, gadis itu perlahan-lahan membuka matanya. Kepalanya terasa pusing. Ia menoleh ke samping. Badut. Badut yang ia temui di mall tadi kini berada di sampingnya.
"Lepasin saya." ujarnya kepada badut.
"Badut!" teriaknya.
Badut itu menampilkan senyum devil nya. Badut yang gadis itu kira lucu kini berubah menjadi monster jahat yang akan memakannya.
"Berhentiin mobil--Akhh!" Satu tamparan mendarat di pipi mulus gadis itu. Ya, badut itu menampar pipi gadis cantik itu.
"Diam!" Sentaknya dengan suara yang berat. Badut itu juga mengeluarkan pisau. Ia mengancam akan melukai gadis itu jika tidak diam.
Gadis itu diam mematung. Demi apapun, ia akan membenci semua badut mulai sekarang ini. Badut yang menurutnya lucu dan baik itu kini telah berubah menjadi monster jahat. Dan saat itu juga ia trauma dengan badut.
"Mereka ngejar." ujar badut kepada pria yang berpakaian hitam tadi.
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Gadis itu memejamkan matanya takut. Berharap ia akan selamat.
"Bertahan, Dek." lirih abangnya. Laki-laki ber hoodi itu menambah laju kecepatan motornya.
"AWAS!" Motor yang mereka naiki jatuh ketika pengemudi itu mengerem mendadak saat melihat mobil yang mereka kejar bertabrakan dengan mobil truck yang hendak melintas.
Tabrakan antara kedua mobil terjadi di depan mata mereka. Mobil yang membawa seorang gadis itu kecelakaan.
Kedua laki-laki itu mematung di tempat dengan menahan rasa sakit dan sesak di dada ketika melihat mobil itu hampir hancur di depan mata mereka.
"AZZURA!" Teriak kedua lelaki itu berlari mendekat ke arah kecelakaan terjadi.
"Ka-Kak Al..."
_A&Z_
Mari ikuti kisah Azzam & Zura
Don't copy my Story!
KAMU SEDANG MEMBACA
A&Z (Azzam&Zurra) pindah Ke Fizzo
Teen Fiction"Zura rela deh nikah sama tu Dosen daripada harus ngerjain soal matematika yang bikin otak Zura menangis. Lagian nggak bisa apa selesain masalahnya sendiri?" "Tunggu kejutan-kejutan yang akan saya berikan kepada kamu setelah menikah, Zura!" Apa maks...