"Tapi aku belum yakin itu kau" bisik nya.
Kepalanya kembali merasa pening namun ia tahan di lepasnya pelukan tersebut Darel mencoba keluar dari dekapan Lucas namun sayang Lucas lebih dulu menyadarinya dan lebih mengeratkan pelukan nya.
"Darel, adik kakak.. kakak rindu hehe biarkan kakak memeluk kamu seperti ini ya. maafkan kakak"
Tubuh Darel hampir saja limbung ketika sebuah beban memberatkan nya, Lucas tertidur masih dalam posisi memeluknya.
Tapi Darel harus pergi mencari sesuatu yang sekiranya dapat di jadikan bukti jika benar orang di hadapan nya ini adalah sang kembaran yang ia kira sudah mati karena beberapa tahun silam menghilang tanpa jejak.
Dengan penuh kehati hatian, Darel merebahkan tubuh bongsor tersebut di samping tubuh Samuel lantas menutupinya dengan selimut tebal.
Darel mengusap wajah nya dengan kasar lantas memasuki rumah.
Di dalam Darel buru buru memasuki sebuah kamar yang pintunya selalu tertutup rapat, bunyi debumam cukup kencang ketika Darel memaksa membuka pintu yang terkunci itu dengan mendobraknya.
bahunya terasa sakit tapi ia tak peduli, matanya memicing hidung nya ia tutup dengan tangan karena merasakan debu halus yang berterbangan cukup membuatnya sesak.
di dalam sangat gelap, kotor juga berdebu dia bahkan bisa melihat jejak kakinya di lantai karena memang debunya setebal itu.
mematikan Flash handphone nya karena cahaya lebih terang berasal dari lampu tersebut tak harus repot membuat ia berjalan di kegelapan.
tubuhnya mematung sedangkan matanya menatap sekitar.
Merasa sangat familiar dan rindu akan sedikit kenangan manis yang sempat ia kecap dulu, di kamar ini semuanya tak ada yang berubah.
Sprei motif bunga berwarna biru yang terlihat usang belum pernah di ganti sejak dulu, warna gorden nya tak lagi putih begitupun dengan atap kamar yang menguning.
tempatnya masih berantakan karena Darel tak mau repot repot membereskan kekacauan yang di buat oleh ibunya dulu, saat itu usianya masih 15 tahun ia masih remaja labil penuh emosi yang tak bisa berbuat apapun selain menangis melihat malaikatnya tak sebaik dulu.
ingatanya kembali di bawa kemasa di mana ia pernah tidur di tengah tengah kedua orang tuanya, mereka selalu bercerita banyak hal lantas Darel akan tertidur setelah nyanyian merdu keluar dari mulut ibunya.
mimpinya akan bertambah indah kala dua buah kecupan dari orang yang di cintainya itu mendarat di kedua pipinya.Itu dulu...
Darel meragukan perasaan nya sekarang terhadap sang ibu, jika benar apa yang ia dengar tadi merupakan sebuah kenyataan maka tak semestinya ia berbahagia di atas kesakitan orang lain.
Jika benar Lucas adalah sodara kembarnya yang sudah lama hilang bak di telan bumi, tak seharus nya Darel berbahagia bisa merasakan kasih sayang tersebut.
ia hanya berfikir ketika dirinya menikmati bekal yang di buatkan sang ibu, apa kembaran nya itu bisa makan dengan layak juga dulu?, ia juga berfikir ketika dirinya bisa merasakan tidur nyenyak apa kembaran nya itu merasakan hal sama? Darel juga berfikir ketika dirinya merasakan kecemasan dari orang tunya saat sakit, apakah kembaran nya juga mendapat perhatian yang sama?.
Darel pernah kenal dengan anak kecil seusinya yang dulu sangat ceria, Darel di usia 19 tahun ini diingatkan kembali kemasa dimana ia berusia 4 tahun dirinya pernah berbagi kamar, berbagi mainan, berbagi tawa, dan berebut perhatian dari kedua orang tuanya dengan anak bernama Carel.
tapi setelah usianya menginjak 5 tahun Darel tak pernah lagi bertemu dengan Carel tanpa tau alasan nya kenapa, dan kemana sang sodara pergi.
Walau samar ia masih bisa mengingat sedikit kenangan tentangnya dan Carel.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM ONLY HUMAN
General FictionTerlahir dalam sebuah hubungan tanpa tanggung jawab, mementingkah sebuah ego demi kepuasan semata lantas mengenyampingkan perasaan yang kadang dengan jelas memberontak minta di perhatikan. Mereka yang saat itu masih belia di paksa untuk dewasa oleh...