🌻🍃Im Only Human 'Siapa dia sebenarnya'🍃🌻

8 5 1
                                    

Pagi ini Darel memutuskan untuk masuk kuliah walau sebenarnya tidak rela, apa lagi ketika melihat Jiana menangis tak ingin di tinggal rasanya Darel ingin membolos lagi saja.

Dua mata pelajaran sudah berlalu Darel juga tak menyimak apa yang di sampaikan oleh Dosen, ia hanya duduk termenung dengan kedua telinga di sumpal oleh Earphone bahkan ketika sang Dosen keluar menandakan kelas telah berakhirpun Darel masih saja duduk dengan kepala di letakan di atas meja.

Ya itupun sebelum seseorang dari jurusan Seni menghampirinya, entahlah ini kan fakulitas Manajemen Bisnis lagi pula kenapa orang tersebut rela jauh jauh datang dari gedung jurusan nya kesini.

"Mr.Malvin menyuruhmu untuk keruangan nya" ujar orang tersebut lantas berajak pergi tanpa menunggu perkataan Darel dulu.

Baiklah Darel sebenarnya malas untuk bangkit dari duduknya apa lagi untuk menghampiri seseorang yang selalu saja membuat tekanan darahnya naik, buang buang waktu saja.

"Si Tua bangka itu!" desisnya lalu pergi dengan langkah gontai.

Sesampainya di ruangan yang di tuju, Darel membuka pintu tersebut tanpa mengetuk terlebih dahulu bahkan ia tak peduli dengan tatapan menusuk dari orang yang berada di lalam ruangan tersebut dan memilih langsung duduk di Single sofa yang ada di sana.

"Setidaknya taulah sopan santun  anak muda" tegur pria berpostur tegap yang tengah duduk sambil menatap lembaran kertas di tangan nya.

"Apa yang akan ku dapatkan jika bersopan santun padamu?" tanya Darel sarkastik.

Pria berusia setengah abad itu mendengus dengan sebelah tangan memijat pelan pangkal hidungnya untuk sedikit menghilangkan sakit kepala setiap menghadapi Anak di hadapanya ini.

"Kau membuat keributan kemarin apa benar?" tanya pria tersebut.

Darel menoleh dengan tatapan bingung, sambil bertompang kaki juga bersidekap dada Darel berdecih malas.

"Dua hari ini aku membolos bagai mana bisa membuat keributan di kampus?" ujar nya lantas menggelengkan kepala pelan.

"Jangan mengelak Darel beberapa orang bahkan menyaksikan nya sendiri di Loby gedung anak Akutansi" jelas nya.

Perkataan pria tua di hadapanya semakin membuat Darel kebingungan, membuat keributan di Fakulitas Akutansi? hei bagaimana bisa? sudah jelas selama dua hari ini Darel hanya berdiam diri di rumah menemani Jiana juga bersenang senang dengan ketiga sahabatnya.

"Sungguh aku tak mengelak pak tua! sendari dua hari lalu aku hanya di rumah menemani jiana"

"Lantas siapa yang membuat keributan kemarin itu Anak nakal?!" Gertak pria tersebut.

Darel mengedikan bahunya acuh walau sebenarnya ia kebingungan Darel tetap berucap malas.

"Mana kutahu"

Baiklah kesabaran pria tua tersebut tengah di uji untuk kesekian kalinya jika berhadapan dengan Darel, walau kesal pria tersebut nampak mengotak atik hanphone nya lantas menyodorkan nya kepada Darel dengan tak sabaran.

Darel menatap bingung pria tua itu ia beringsut meraih benda tersebut dan alangkah terkejutnya ia ketika benda tersebut menampilkan sebuah Vidio dua orang pria yang tengah berkelahi di tengah kerumunan mahasiswa.

Bukan...
bukan hanya itu yang membuatnya terkejut tapi juga wajah dari salah satu kedua orang tersebut sangat mirip dengan nya walau dengan wajah yang sebagian tertutup oleh Hoody hitam.

"Ini bukan aku" lirih Darel.

Darel mendongak menatap pria di hadapan nya dengan bingung, beberapa kali kepalanya menggeleng juga berkata bahwa itu bukan dirinya.

IM ONLY HUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang