"Hm..."
Gefira melihat ketiga gaun yang ada di hadapannya kini. Satu gaun biru muda pastel sederhana tanpa banyak renda maupun motif namun tetap nampak elegan, gaun putih bersih dengan kristal bertebaran di mana-mana, dan gaun hijau muda berhiaskan renda-renda.
Ketiga gaun ini adalah calon gaun yang akan ia pakai untuk nanti pergi ke pesta penyambutan Pangeran Astavan yang hanya tinggal 2 hari lagi.
"Emma, menurutmu bagaimana?"
"Menurut saya semuanya akan terlihat indah jika Nona yang memakainya! Dan lagi semua gaun ini adalah edisi terbatas yang mana hanya 3 orang di Kerajaan ini yang memilikinya. Nona pasti akan jadi yang tercantik—"
"Menurut saya anda akan cocok mengenakan gaun berwarna putih Nona," Sith menyela.
Gefira mengangguk setuju. "Aku juga memikirkan hal yang sama. Kalau begitu pastikan gaun ini siap dan dalam kondisi yang bagus. Siapkan juga semua perhiasan yang akan kukenakan—cukup anting dan kalung simple saja."
"Baik Nona," Sith dan Emma sigap menjawab, keduanya kemudian langsung pergi meninggalkan kamar dan meninggalkan Gefira sendirian.
Gefira menghela nafasnya gusar. Hari ini cukup melelahkan dari yang ia bayangkan. Gefira kira dengan menghilangkan semua pelajaran akan membuatnya memiliki waktu luang.
Namun perkiraannya salah total. Akibatnya jam latihan berkuda dan memanah ditambah menjadi 2X lipat dari biasanya. Dan sungguh, kini semua otot tubuhnya tengah berteriak—protes dnegan kenaikan intensitas latihan yang tiba-tiba.
'Kalau gini mending aku belajar aja sekalian...'
Gefira kemudian duduk di atas meja belajarnya dan meregangkan tubuhnya yang masih terasa pegal. Selelah apa pun dirinya ia masih memiliki tugas untuk megurus keuangan mansion ini.
"Hoam...ayo selesaikan terus bobo..."
Butuh sekitar 1 setengah jam baginya untuk menyelesaikan semua tugasnya. Sebenarnya tidak begitu banyak yang perlu ia lakukan, karena sebagian lainnya sudah dikerjakan oleh Sebastian sebagai butler dalam rumah ini.
Begitu selesai Gefira tidak langsung beranjak dari kursinya dan lekas tidur. Ada beberapa hal yang masih perlu ia pikirkan sebelum ia pergi ke pesta penyambutan itu.
Rencananya untuk kedepan.
Sekali lagi, ia kini tengah berada dalam dunia novel. Dunia di mana takdir dari masing-masing tokoh telah ditentukan nasibnya oleh sang penulis. Gefira tidak tahu apakah kehadirannya ke dalam cerita akan mengubah alur dalam novel, tapi entah apa yang akan terjadi Gefira tetap harus menyusun sebuah rencana.
"Pertama...aku harus sedikit merenggangkan hubunganku dengan Aiden."
Gefira dan Aiden sudah bertunagan sejak mereka berdua masih bayi. Hubungan keduanya...sama sekali tidak bisa dibilang hubungan antar seseorang yang bertunangan.
'Gefira terlalu posesif dengan Aiden dan Aiden yang cuek akan segala hal kecuali Anna...'
Tentu hal itu tidak akan berlangsung baik jika ia lanjutkan. Namun Gefira juga tidak bisa secara terang-terangan menjauh dari Aiden seperti yang ia lakukan kemarin. Perlahan, Gefira harus mulai mengurangi 'keposesifannya' dan berlagak menjadi sebatas teman saja.
'Iya, itu yang kini bisa aku lakukan.'
"Terus yang kedua, di pesta nanti..."
Gefira dan Aiden pasti akan berangkat bersama sebagaimana status mereka yang sudah bertunangan. Namun biasanya keduanya akan berpisah sesaat setelah mereka memberi salam kepada sang Tuan Rumah. Atau lebih tepatnya Aiden yang kabur dan pergi meninggalkan Gefira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Being a Villian
Viễn tưởngSaat Liona membuka matanya, ia sadar bahwa saat itu ia sudah tidak berada di dunia yang ia tahu lagi. Entah bagaimana, Liona masuk ke dalam dunia novel favortinya dan menjadi salah satu karakter di sana. Gefira Voe Lioness, tokoh penjahat atau antag...