Bab 3

77 16 8
                                    

Maap kalo banyak typo :)
ENJOY!!

=====

Begitu Gefira turun dari kereta kudanya, aroma semerbak dari kue yang baru dipanggang dan juga asap dari daging yang tengah dibakar langsung menusuk indra penciumannya. Ditambah dengan terpaan angin kota yang begitu menyejukkan. Pusat kota nampak begitu ramai hari ini.

Orang-orang dengan pakaian mewah nampak berlalu-lalang, berbelanja berbagai aksesoris juga keperluan lainnya. Banyak pedagang kaki lima yang nampak sibuk untuk memenuhi pesanan dari pelanggan yang menumpuk. Dan jangan lupakan deretan berbagai toko gaun hingga perhiasan yang berjejer rapih memenuhi isi Kota. Tentu tidak hanya itu, toko bunga, sepatu, jam, bahkan sampai toko senjata juga alat sihir semuanya lengkap ada di sini.

Di Ibu Kota Kerajaan Hubert, Kota Rupert.

'Wow...ini lebih mirip kayak set film...'

Arsitektur bangunan yang nampak klasik juga kereta kuda yang berlalu-lalang, pakaian yang sama sekali bukan pakaian biasa dengan beragam aksesoris yang menjadi pelengkapnya. Tidak ada mobil atau kendaraan bermotor lainnya, tidak ada baliho-baliho besar yang memenuhi pemandangan kota, dan tidak ada polusi udara yang memuakkan.

Gefira menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya perlahan, ia tersenyum senang. 'Ini baru namanya hidup...'

Tanpa melihat apakah Sith dan Emma sudah turun dari kereta, Gefira langsung masuk ke kerumunan dan memulai penjelajahannya. Mulai dari kios makanan, perhiasan, furnitur, alat sihir, hingga toko kue. Ia membeli banyak sekali barang-barang unik yang tidak pernah ia lihat sebelumnya di kehidupan sebelumnya juga di rumah Gefira. Ia tidak sabar untuk mencoba menggunakan tongkat sihir juga buku mantra yang baru saja dibelinya.

"Nona nampak senang hari ini," ujar Sith begitu ketiganya sampai di sebuah caffe.

Gefira yang tengah melihat semua belanjannya langsung tersadar dan hanya membalas dengan dehaman pelan—berusaha mempertahankan image-nya yang anggun dan menawan. Sith dan Emma hanya tertawa melihat itu.

"Nona ingin minum teh apa? Untuk dessert semua sudah saya siapkan," ujar Emma mengalihkan topik.

"Earl grey, tidak pakai susu."

Emma mengangguk dan memanggil pelayan untuk segera membawakan makanan mereka. Gefira yang mulai bosan kemudian mengalihkan pandangannya ke sekitar. Banyak gadis-gadis bangsawan lain seperti dirinya yang tengah bergossip ria. Gefira mengernyit, 'Aku juga mau ikutan...'

"Nona, apa Nona sudah dengar kabarnya?" tanya Emma tiba-tiba.

Gefira langsung melihat ke arah Emma dengan semangat dan menggeleng. Emma mendekatkan dirinya dan mulai berbisik.

"Kabarnya pangeran dari Kekaisaran Loure akan bergabung ke Akademi," bisik Emma.

Semangat Gefira yang awalnya begitu tinggi kini perlahan merosot turun. Tentu ia sudah tahu akan hal ini, karena dunia ini adalah sebuah novel yang sudah ia baca sebanyak 5 kali. Tentu dia tahu pemeran utama pria kedua dari cerita ini.

Gefira yang sudah mulai bosan tidak bereaksi apa-apa akan hal itu. Emma yang menyadari Nona nya tidak tertarik akan topik ini langsung memutar otak dan mencari topik lain.

Namun sayangnya usaha Emma sia-sia karena tak lama kemudian datang seorang pelayan yang membawakan makanan mereka. Wajah Gefira kembali cerah begitu melihat betapa cantiknya kue-kue yang tersaji di hadapannya kini. Lupakan soal gossip, sekarang ia benar-benar ingin menghabiskan semua kue yang ada di depannya.

Tetap dengan menggunakan etika yang ada, dengan anggun Gefira mengambil sendok khusus untuk dessert dan mulai memakan kuenya satu persatu.

Situ dan Emma hanya diam sembari tersenyum senang sembari melihat Gefira yang nampak begitu cantik dan menawan saat sedang memakan kue. Keduanya saling pandang.
'Nona kita yang terbaik.'
'Paling terbaik...'

Being a VillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang