Seperti siswa dan siswi pada umumnya, murid Bayangkara17 juga sangat menyukai jam istirahat. Dan biasanya, tempat yang mereka kunjungi ketika jam istirahat adalah kantin. Tempat untuk mengisi kekosongan perut akibat pelajaran yang cukup menguras tenaga dan emosi
Aruna dan Alena juga menghabiskan waktu dikantin pada jam istirahat seperti saat ini. Kalau bukan karena Alena memaksanya, Aruna tak akan menghabiskan tenaga untuk jauh jauh berjalan menuju tempat ini
"Runa, Lo mau pesen apa?" Tanya Alena antusias
"Yogurt strawberry" jawab Aruna
"Makan nya apa?" Tanya Alena lagi
"Gue ga mau makan" kata Aruna dingin
Alena yang mendengar itu cukup kesal, emosinya seketika memuncak. Alena bangkit dari duduknya
"HEH LO EMANG SUSAH DIBILANGIN ANJIR!!" Sentak Alena dengan nada tinggi hingga semua orang yang sedang berada dikantin melihatnya.
Alena sendiri malu karena nada suaranya tak terkontrol. Ia kembali duduk ditempatnya
Aruna mengerutkan kening nya. Bingung karena tiba tiba Alena membentak didepan umum, aish kenapa temannya yang satu ini sangat ceroboh
Aruna menghela nafas panjang
"Len, kalo Lo bukan temen gue, gue udah tinggalin Lo dari tadi" ucap Aruna dingin
Alena mendengus "lagian Lo keras kepala banget, sakit baru tau rasa Lo "
Aruna tersenyum kecil "ga bakal, gue kan strong women"
Alena kesal karena Aruna sering membanggakan diri.
"Iya Run, iya strong women" remeh Alena
"Strong women yang kerjaan nya pingsan, nginfus, terapi oksigen, dirawat di rumah sakit" sindir Alena sengaja
Aruna melempar headset nya wajah Alena "ga usah bacot deh Lo " sebal Aruna
Alena terbahak melihat raut wajah Aruna yang berubah. Ucapannya pada Aruna barusan hanya candaan seperti biasanya, Aruna sendiri juga tak pernah memasukan semua omongan Alena kedalam hati. Alena memang selalu seperti itu sejak dulu
"Yaudah mau pesen makanan apa Quensha" Alena menawarkan disela tawanya
"Salad buah" jawab Runa pasrah
"Etdah lu ga bakal enek gitu makan salad buah, minumnya yogurt strawberry, Lo sejak kapan jadi pencinta buah Run?" Cerocos Alena
"Gue lebih enek liat muka Lo" ucap Aruna tajam. Alena hanya berdecak sebal, ia selalu kalah telak jika berbicara dengan Aruna.
"Gue pesenin bakso aja gimana Run" Alena memainkan kedua alisnya naik turun
Runa menatap datar wajah sahabatnya yang selalu banyak mau, dan cukup merepotkan
"Terserah!" Ucap Runa pada akhirnya
Setelah mengiyakan, Alena dengan girang pergi meninggalkan Aruna untuk memesan makanan. Alena memang baik, namun kebaikannya sering kali membuat Runa naik darah. Setiap kali Alena baik ada saja ulah yang harus ia lakukan seperti ini.
Tapi Runa juga harus bersyukur memiliki sahabat sesetia Alena. Sahabat yang tidak bermuka dua itu jarang bukan?
Tak membutuhkan waktu begitu lama untuk Alena memesan makanannya. Kadang Aruna sendiri bingung kenapa sahabatnya bisa dengan cepat memesan semuanya, sudah pasti Alena menggunakan taktik yang tak diketahui oleh Aruna. Tapi sudahlah yang terpenting Aruna makan dengan kenyang
Dua orang laki laki yang kini dibanjiri sorakan dari para siswi menjadikan kantin terdengar sangat ramai. Runa dan Alena mencoba untuk tetap fokus dengan makanannya tanpa menggubris suara bising para perempuan yang gila cogan
KAMU SEDANG MEMBACA
Aruna
RomanceBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Kekayaan, kecantikan, dan kepintaran sudah menunjukan kesempurnaan pada diri Quensha Aruna. Gadis yang terkenal memiliki sifat dingin dan enggan berinteraksi dengan oranglain ini sebenarnya mempunyai harapan untuk...