Hingar-bingar jalanan malam kota mengiringi langkah kedua muda-mudi yang saling bergandengan bertukar kasih, bersenda gurau, beberapa kelompok remaja bahkan tak segan-segan berlarian sambil tertawa girang membuat beberapa pejalan kaki yang sudah pusing dengan pekerjaannya menyingkir sambil menggerutu.
Seungwoo mendorong ayunan dengan kakinya mengayun tubuhnya pelan sambil mengemut es krim yang setengah habis. Ia berada di taman gurita seperti biasa, duduk di ayunan yang biasa juga, hanya saja bukan Seola orang yang di sampingnya saat ini.
Ini pertama kalinya Seungwoo merasa canggung duduk di sana, ia juga bisa merasakan helaan napas Eunbi yang sepertinya sudah jenuh menghabiskan waktu bersamanya duduk di sana.
Seungwoo melirik ke arah Eunbi, "Kau bosan?"
Eunbi tersenyum dan ikut berayun sedikit, "sedikit," jujurnya. Mereka sudah hampir lebih dari dua puluh menit hanya duduk di sana tak melakukan apapun. Es krim Eunbi sudah meleleh dalam bungkusnya sendiri saking jenuhnya.
Eunbi menatap sepatunya dan kembali helaan napas kecil keluar dari bibirnya. Semilir angin menerpa wajah dan mengibaskan helaian rambutnya saat tangan besar Seungwoo yang sudah berdiri di belakangnya mendorong punggungnya menggerakan ayunan. Senyum Eunbi mengembang seiring ayunan yang semakin tinggi, tawa kecil juga tak luput mengiringi senyum manisnya. Rasanya sudah lama sekali ia tak merasakan hal seperti ini. Entah mengapa hal sekecil ini bisa membuatnya senang. Apakah rasanya akan sama jika bukan Seungwoo yang melakukannya.
Seungwoo berhenti mendorong, ayunan melambat seiring waktu. Eunbi mengangkat wajahnya menatap pujaan hatinya yang sudah kembali duduk di ayunan di sisinya. Seungwoo balas tertawa, stik es krim yang sudah habis masih bertengger digigitnya. "Menyenangkan bukan?" Kepala eunbi mengangguk mengiyakan. "Seola pasti akan terus menyuruhku mendorongnya sampai rasanya tanganku akan lepas."
Senyum itu berangsur hilang begitu nama Seola lagi-lagi hadir di antara mereka berdua. "Dia akan terus merajuk seperti anak kecil, 'Kenapa kau berhenti? Aku tak menyuruhmu berhenti! Seungwoo-YAA!'" tiru Seungwoo, bahkan mengingatnya saja seakan sudah bisa mendengar suara gadis itu di telinganya.
Seungwoo menutup mulutnya, tawanya menggantung saat menyadari tatapan tajam Eunbi. Seungwoo tahu ia telah melakukan kesalahan melihat dari tatapan matanya, tatapan yang sama saat Seola siap akan membunuhnya.
"Apa kau menyukai Seola?"
Seungwoo termangu sejenak sebelum melemparkan seulas senyum. "Tentu aku menyukainya, dia adalah temanku sejak kecil." Ia tahu bukan itu jawaban yang diinginkan gadis di sampingnya itu.
"Kau hanya menyukainya sebagai teman?" tanya Eunbi dengan serius. "Kau mengajakku bertemu dengan teman-temanmu karena Seola pergi dengan Changkyun, kan?" tambahnya. Seungwoo benar-benar bungkam seribu bahasa. Eunbi menjadi lebih emosional, ia berdiri dari duduknya.
"Apa kau menyukaiku?"
"Tentu aku juga menyukaimu, kau adalah teman Seola—"
"Tidak bisakah kau menyukaiku seperti kau menyukai Seola?" Eunbi mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. "Kau menyukai Seola lebih dari yang kau katakan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Himawari | Han Seungwoo x Seola
FanfictionBaginya gadis itu seperti matahari. Gadis itu adalah mataharinya. Gadis kecil cegeng yang dulu selalu bersembunyi di balik punggungnya. Kini bersinar terang. Begitu terang sampai ia tak bisa menyentuhnya. Layaknya bunga matahari yang hanya hidup sat...