200 vote & 100 komen double up!
•
•
•Siang hari Taeyong memilih untuk kembali ke mansion di hitung tidak ada lagi pekerjaan kantor yang harus di kerjakan. Setelah rapat tadi pagi, jadwal Taeyong kosong.
Pandangan El sedikit terkejut melihat suaminya yang kini duduk dan merebahkan lehernya ke punggung sofa. Tangan yang sibuk ngebuka jas dan kancing kemeja.
"Loh Yng tumben pulang cepet?" Tanya El sembari menghampiri Taeyong dengan Haechan di gendongannya.
"Iya gak ada kerjaan lagi." Sahutnya pelan. "Aigooo~~ sini sama daddy." El menyerahkan Haechan ke gendongan Taeyong.
"Addy~ tadi paman akk jahad sama echan, nono di beliin esyim tapi echan gak di beliin. Padahal kan echan yang aling suka esyim." Adu Haechan pelan-pelan ke Taeyong perihal Mark yang mengganggu dan tidak membelikannya es krim.
"Masa? Benelan paman aak gak beliin anak daddy yang paling ganteng ini esyim?"
"E-em." Haechan ngangguk sambil majuin bibir bawahnya gemes banget.
"Nanti daddy aja yang beliin echan esyim oke, kita gausah ajak paman aak iya."
"Holllleeeeeee echan di beliin esyim sama addy~~~~" sorak gembira Haechan membuat kedua orang tuanya tertawa gemas.
"Kita pulang!"
Gak lama setelah itu Mark dan Jeno di gendongan Mark datang lalu mendekat ke sofa. Mereka baru habis pergi beli eskrim mungkin jalan-jalan sebentar ke taman di sekitaran sana makanya pulangnya lama.
Jeno minta turun dari gendongan Mark dan di turuti oleh pamannya itu. Kemudian Jeno berlari gontai menghampiri Taeyong yang duduk memangku Haechan.
"Daddy~~~~"
"Jangan lari sayang."
Hap!
Taeyong berhasil menangkap Jeno lalu memangkunya di paha sebelahnya.
"Daddy tadi nono jalan-jalan telus beli esyim sama paman aak." Ceritanya dengan wajah yang sangat gembira.
"Nono seneng jalan-jalan sama paman mark?" Tanya Taeyong pelan mengusap bahu kecil Jeno.
"Seneng dong." Jawab Jeno lalu menatap pamannya yang duduk gak jauh darinya.
"Bagus!" Mark mengacungkan jempolnya. Jeno ikut memainkan jarinya ingin mengacungkan jempol tapi masih belum bisa.
"Addy nanti kita jadi beli esyim kan? Gak ajak paman aakk jeyek itu kan?" Kata Haechan membuat Taeyong tertawa kecil sambil melihat wajah Mark yang kaget di bilang jelek sama ponakannya.
"Hey! Hey! Paman gak jauh beda gantengnya sama daddy kamu echanie." Mark membantah omongan Haechan dengan nada kesal tapi itu cuman bercanda.
"Ndak! Paman itu jelek. Kaya monett." Haechan langsung tertawa keras di ikuti oleh Jeno yang gak kalah keras tertawanya. Taeyong juga ikut menertawai ucapan anaknya.
"Haechan, gak boleh ngomong gitu sama orang dewasa. Minta maaf sama paman Mark." Ucap El yang baru datang dari dapur dengan sepiring buah semangka yang sudah di potong-potong.
"Ndak mau. Paman Mark emang kaya monet kok." Lagi-lagi Haechan tertawa keras.
"Haechan sini kamu, paman hukum kamu ya." Mark mengambil tubuh Haechan dari pangkuan Taeyong lalu menggelitiki perut Haechan sampai Haechan tertawa kegelian.
"Hahaha jangan geyiiiii... addy tolong echanie~~ hahaha geyiiii~~" Ruangan di penuhi dengan tawa Mark dan Haechan yang keras.
"Yng ganti dulu bajunya biar lebih nyaman. Aku mau buat makan siang dulu." Ujar El lalu bergerak ke dapur. Taeyong memandang kepergian El, sangat takut rasanya memberitahukan apa yang tengah menimpanya akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO is My Husband • LTY [✔️]
Fanfiction"El, kamu harus siap. Ntar malem aku mau buat keturunan." Punya suami CEO yang kaya raya dan tampan. Gak jamin kehidupan rumah tangga kalian selalu bahagia. Susah dan senang jadi istri Taeyong. 🥈#2 - fanficromance (230620) 🥇#1 - fanficromance (2...