04

29.5K 2.1K 275
                                    

Malam ini Mark menginap di Mansion Taeyong. Mark gak punya rumah di Seoul, karna kedua orang tuanya tinggal di Kanada.

"Kak, ini seriusan kakak yang masak semua ini?" heran Mark menatap hidangan di atas meja makan.

El mengangguk dan senyum."Kamu makan yang banyak ya." ujar El meletakan potongan daging sapi di atas nasi Mark.

"Sayang, aku kok gak di kasih?" rengek Taeyong ngepout bibirnya. Mark tertawa lepas melihat 180 derajat perubahan Taeyong sekarang. Ini beneran Lee Taeyong kan?

"Ish! Ambil sendiri." ketus El. Taeyong semakin kesal di buatnya. Mark justru semakin ketawa keras melihat interaksi mereka.

"ketawain aja terus abang lo." Taeyong ancang-ancang ngangkat sendoknya ke atas kepala Mark.

••

Selesai makan malam, Taeyong mengajak El keluar jalan-jalan di sekitar mansionnya. Di sekitar Mansion cukup ramai, karna memang terletak di tengah kota.

"Mark kamu serius gak ikut?" tanya El menepuk pundak Mark.

"Enggak deh kak, entar aku jadi nyamuk lagi." Taeyong tertawa sebentar memegangi perutnya. Yang di cubit langsung sama El.

"Makanya lo cari cewe dong. Percuma cakep, gak ada yang mau." Mark tertohok oleh penuturan sepupunya itu.

"Yang ada gue yang gak mau sama ciwi-ciwi di luaran sana. Pada mandang harta bokap gue doang." sahut Mark menyela. "Dah, gue mending ke rumah Jeno aja. Gue duluan ya. Bye." Mark lalu pergi memasuki mobilnya ingin ke rumah Jeno. Sepupu mereka juga.

"Yah, gak seru gak ada Mark." rengek El menggelendoti tangan suaminya.

"Kan ada aku sayang?" Taeyong menggenggam tangan El dan ikut memasukannya ke saku blazzer nya.

"Ya gak seru aja kalo berduan doang."

"kamu yakin?" Taeyong tersenyum remeh yang di anggukin cepat sama El.

"kita lihat aja nanti." Taeyong.

30 menit kemudian.

Tangan El lepas dari genggaman Taeyong. El tampak berlari kesana kemari sejak tadi melihat barang-barang yang menarik di matanya.

Tak lupa begitu banyak papper bag yang menggantung di jari-jari Taeyong. Siapa lagi yang belanja kalo bukan istrinya itu?

"El, tungguin dong. Jangan lari-larian." Taeyong menghembuskan nafasnya frustasi karna udah lelah ngejar istrinya dari tadi.

"Tae coba deh liat ini. Ihhh lucu banget. Aku mau." Rajuk El memegangi boneka alpaca putih dengan leher yang panjang.

Taeyong hanya pasrah. "yaudah beli aja." Taeyong kembali menyerahkan black cardnya. El bersorak senang.

Setelah selesai transaksi. Taeyong membujuk El agar mau pulang. Karna ini sudah cukup malam. Alasan utamanya adalah karna Taeyong sudah sangat lelah mengekori istrinya yang seperti cacing kepanasan.

"Aku mau pulang, tapi kita beli coklat dulu disana." El nunjuk toko coklat yang satu arah dengan jalan pulang mereka. Taeyong mengangguk pasrah lagi.

"selamat datang di toko kami." sapa pelayan yang membukakan pintu. Sepertinya toko ini baru di buka. Taeyong sudah lama tinggal disini tapi pertama kalinya melihat toko Candy Choco ini.

"toko ini baru buka ya?" tanya Taeyong pada pelayan di sela-sela El memilih coklatnya.

"Iya, Tuan. Kalian pacaran?" tanya Pelayan.

"Ah, dia istri saya. Kami baru menikah seminggu yang lalu." sahut Taeyong menujuk El penuh senyum.

"Wahh semoga kalian cepat mendapat momongan." ujar Pelayan itu. Taeyong hanya mengangguk.

"Kami ada promo untuk semua jenis coklat beli 2 gratis 1 jadi kakak dapet 3 coklat untuk satu jenis. Kakak gak berminat?" tanya Pelayan itu mendekati El.

"Wah serius? Taeyong aku mau semua." rengek El. Taeyong kembali menghela nafas pasrah. Untung suaminya itu kolongmerat yang hartanya gak akan habis-habis meskipun El meminta sampai beli tokonya.

"yaudah ambil semua yang kamu mau." bukan hanya El, pelayan toko itu juga tersenyum senang.

"kami juga melayani delivery, jadi kakak bisa pesan coklat tanpa harus datang ke toko." ucap seorang kasir saat El sudah akan membayar coklat-coklatnya.

"Wah beneran? Oke, aku pasti bakalan sering pesan coklat disini." senang El. Taeyong? Hanya menghembuskan nafas pasrah.

••

Di Mansion. El mengemili coklatnya satu persatu. Ini sudah bungkus kelima yang di buka El.

"Jangan di makan semua malam ini dong. Entar gigi kamu ompong. Mau giginya ompong?" omel Taeyong.

"gak mungkin. Itu hanya berlaku buat anak kecil Taeyong." sahut El melawan.

"Yaudah terserah kamu aja. Aku udah kasih tau yang benar." Taeyong menyandarkan tengkuknya pada punggung sofa. mereka di ruang keluarga. El minta di temani makan coklat.

"Aku pulang!" teriak Mark baru saja buka pintu utama.

"Mark sini, cicip deh coklat ini. Aaaaaaa"

Mark reflek membuka mulutnya karna ulah El.

"Enak kan?"

Mark masih mengunyah coklatnya. Sampai coklat itu meleleh di dalam mulutnya dan menelannya.

"Iya, Enak. Kakak beli coklat sebanyak ini? Awas sakit gigi." heran Mark.

"ihh kalian kakak-adik sama aja. Itu omelan buat bocah. Aku udah besar gak mungkin sakit gigi karna makan coklat. Gigi aku udah kuat." El kembali menghabiskan coklatnya.

"yaudah terserah kakak aja deh." pasrah Mark.

••

El menggeliat sejak tadi dari tidurnya. Memegangi pipi kanannya. Hingga membuat Taeyong bangun dari tidurnya.

"El kamu kenapa? Gak bisa tidur?" tanya Taeyong dengan suara paraunya dan mata yang sedikit memejam.

"Taeyong, gigi aku sakit."



🌹🌹🌹

VOTE
-
NEXT!

Follow akun ini bagi yang blm follow. Thx!

My CEO is My Husband • LTY [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang