11. PANDORA'S BOX.hari hari berlalu, renjun sudah kembali ke rumahnya, ia memilih untuk bersikap seperti biasa.
namun akhir akhir ini dirinya merasa, jika yuta, ayahnya sedikit berubah. kadang ia tidak pulang, dengan alasan lembur, padahal renjun tau bahwa ayahnya tidak akan pernah lembur, karena sang ayah selalu menyerahkan pekerjaan beratnya kepada sekertaris kepercayaan yuta.
pagi menyambut, di meja makan terdapat renjun yang sudah siap dengan setelan casual untuk pergi ke kampus.
"renjun, papa kayanya nggak bisa sarapan bareng sama kamu." ujar yuta.
"kenapa pa? nggak biasanya papa gini."
yuta tersenyum tipis, "papa ada rapat mendadak, nanti ke kampus diantar supir ya. papa pamit."
sepeninggalan yuta, renjun menunduk, menghela nafas.
satu ide terlintas di pikirannya, mengikuti sang ayah.renjun segera mengemasi barang, kemudian melangkahkan kakinya ke luar rumah, di samping mobil sudah ada supir pribadi yang menunggu.
memasang wajah memelasnya, renjun mulai menjalankan misi.
"pak, nggak usah anterin aku ya? please," ujar renjun, wajahnya memelas, jurus puppy eyes nya, harus berhasil.
"tapi tuan yuta tidak memperbolehkan tuan muda untuk mengendarai mobil sendiri."
renjun menggeleng, bibirnya semakin menekuk kebawah, "nggak akan aku bilangin, yaaa! please sekali ini aja kabulin permintaanku!"
sang supir menghela nafas, kemudian mengangguk.
"hati hati ya tuan muda."
renjun tersenyum, mengacungkan jempol sebagai jawaban. bergegas dirinya masuk kedalam mobil, mengendarai dengan kecepatan yang lumayan tinggi, untuk mencari keberadaan sang ayah.
— h i r a e t h —
ah ini yang dimaksud dengan, you're playing with pandora's box. sometimes it's better to not open, sometimes it's better to not know.
miris, itu yang mendeskripsikan keadaan renjun saat ini, ia tau seharusnya ia tidak merasa marah, tapi dengan perlakuan yuta yang diam diam seperti ini, membuat renjun merasa seperti dikhianati.
matanya masih menatap ketiga orang yang kini tengah makan dengan damai, sesekali tertawa. yuta, minjoo, dan doyoung, tengah sarapan bersama di salah satu restoran favorit ayahnya.
renjun terkekeh kecil, diikuti air mata yang perlahan menetes. memilih pergi, renjun menancap gas dengan kecepatan tinggi, ia ingin pergi ke pantai.
sepanjang perjalanan, dirinya masih terkekeh, lama lama menjadi tawa, tawa miris, tawa karena dirinya merasa dikhianati.
-tbc.
halooo, maaf ini pendek banget, dan nggak dapet feel mungkin atau aneh?😭 otakku beneran lagi nggak bisa diajak kerja sama... makasih buat kalian yang masih nunggu cerita ini! sampai jumpaa di chap selanjutnya yang nggak tau kapan😭
KAMU SEDANG MEMBACA
hiraeth
Fanfiction[ huang renjun, kim doyoung ] on very slow update. hiraeth (n) a homesickness for a home you can't return to, or that never was. NOT BXB! start : 01 Januari 2021 finish : - ©lonjwinnaa, 2021