FAULT (woozi) 18+

437 11 0
                                    

Happy reading
Sorry for typo <3

Happy readingSorry for typo <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

"Apa demamnya sudah turun?"

"Hmm... Setelah makan malam dan minum obat dia mulai membaik"

"Aku sangat lelah hari ini dikantor lalu saat kau memberitahu gaon demam aku menjadi khawatir dan makin tak fokus"

Jihoon melonggarkan dasi dan kancing kemejanya seusai lelah pulang kerja.

"Ahh... Leherku terasa sangat sakit"
Jihoon mengeluh sembari memijat sekilas lehernya.

Namun bukan hanya jihoon saja yang super lelah hari ini, kau juga merasa begitu. Pekerjaan rumah yang setiap harinya tak berkurang untuk membuatmu pegal-pegal ditambah hari ini anakmu jatuh demam.

Gaon menjadi sangat rewel saat sakit, kau sangat lelah meladeninya ingin rasanya kau membentaknya agar sedikit menurut tapi kau tau dengan keadaanya yang sakit membentaknya tak akan mempermudah apapun.

Tak ada yang membantumu dirumah ini, jihoon sibuk bekerja dan baru pulang saat larut malam seperti ini.

"Jangan lupa makan malamu ji.."

"Ah.. aku terlalu lelah bisakah kau membawanya saja kekamar? Oh iyaa aku juga ingin berendam jadi siapkan air panas y/n" balas jihoon yang sedang memejamkan matanya di sofa kamar.

"Bawakan makananya ke kamar? Setelah aku memasaknya susah payah? Dan apa? Air panas katanya? Tanpa kata tolong pula.. dia pikir aku ini istrinya atau pembantu?"

Omelmu dalam hati, setelah hari yang panjang dan melelahkan menjadikanmu sangat mudah kesal hanya dengan kata-kata yang sedikit sensitif.

Tapi bukan y/n jika sedang marah atau kesal hanya memilih untuk diam dan merutuki orang yang membuatnya kesal dalam hati tanpa ada niatan untuk menjelaskanya sedikit, sekalipun itu suaminya sendiri.

"Y/n-ah.. setelah membawa makananku bisakah kau memijat pundaku sebentar? Ini terasa sangat pegal"

Kau tak memberikan jawaban apapun selain berusaha mengatur nafasmu karna kesal terus disuruh ini itu.

"Y/n? Apa kau mendengarku?"

"Yaa tentu aku mendengarmu"

"Baguslah kalau begitu"
.
.
"Jihoon ah.."

"Hmm?"

"Tapi bisakah kau melalukan itu semua sendiri? Selagi kau masih mampu kupikir kau tak terlalu membutuhkan 'pertolonganku' "
Ucapmu dengan memberi penekanan pada kata terakhir.

In Our Imagination Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang