.
.
.
.
.
.
.Kau rasa sebentar lagi kau akan benar-benar terlelap nyenyak masuk kealam mimpi, tapi jihoon disampingmu terlihat belum tidur.
Tanganya meraih kepalamu agar lebih dekat dengan wajahnya, jujur saja saat jihoon membuat pergerakan kau masih reflek merasa takut dan seolah akan mendapatkan ancaman lagi, tapi ternyata jihoon mencium keningmu lama dan sangat menghayatinya.
Jihoon yang ini jelas bukan jihoon yang membuatmu tak berdaya seperti ini, rasanya seperti jihoon telah kembali keraganya yang sesungguhnya, jihoon yang terlihat hangat dan penyayang.
Selagi mengecup keningmu dia tak berbicara apapun, seperti sedang menyalurkan rasa cintanya yang sungguh-sungguh pada istrinya.
Setelah itu dia membawamu kepelukan yang kau butuhkan, pelukan yang bisa menenangkanmu dari takut yang sulit lepas. Dengan perlahan kau juga mulai berani membalas pelukanya, dia membelai rambut basahmu dengan penuh perasaan lalu sekali lagi mengecup keningmu.
Sampai tak ada pergerakan lagi yang ia buat, kau tau ini posisi terakhir harimu yang sangat panjang dan melelahkan.
Kau bersyukur setidaknya rasa takut itu tidak jadi ikut tidur diakhir harimu.
Kau dan jihoon terlelap didalam pelukan yang hangat..
.
.
.
.
.
Kau merasa sedikit janggal, kau tak merasakan apapun didekapmu. Padahal semalam pelukanya sangatlah nyaman. Rupanya sekarang matahari telah berganti tugas dengan bulan.Kau tak menemukan jihoon dikamar saat kau bangun, dan kau teringat akan gaon kau harus segera membangunkanya dan memandikanya sebelum sarapan.
Kau mencoba bangkit dari kasur dan berniatan segera mandi, ketika kakimu sudah menyentuh karpet kamar dan mencoba untuk bediri, terasa sangat perih dibagian bawah sana.
Kau memang tau ini akan terasa sakit setelah tadi malam namun biasanya kau masih bisa menahanya, saat kau mencoba melangkahkan kakimu rasa nyerinya sampai kepahamu dan kau dibuat meringis akan itu, kau berpegangan pada tembok kamar untuk membantumu berjalan tapi rasanya tak ada yang berubah.
Disaat kau masih berupaya berjalan menuju kamar mandi, pintu kamarmu terbuka dan menunjukan jihoon yang memakai bathrobenya.
"Ah.. y/n, apa kau bisa berjalan sendiri?"
Kau hanya menggelengkan kepalamu, berharap jihoon akan membantumu.
Setelahnya jihoon menghampirimu dan membantumu sampai di kamar mandi dengan menggendongmu ala bridal style.
"Apakah sesakit itu?"
Jihoon terlihat sangat khawatir sampai kau tak bisa mencapai kamar mandi sendirian.Lagi-lagi kau hanya bisa menaik turunkan kepalamu, ya jawabanya sesakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our Imagination
FanfictionCast: • All memb SVT • you [Sebong x y/n] Some of them are mature, Happy reading. Story by : soonsiseon