Chapter 3, 'Mengenal lebih dalam'

630 96 7
                                    

Dahyun kini telah berada di caffe, dia sudah harus menjaga caffe kakaknya yang berada dipusat.

Saat menaruh tasnya kedalam ruangan, Dahyun lupa bahwa dia meninggalkan makanannya di atas meja Sana.

Dia sangat menyesal karena melupakan ayam goreng yang sudah dia pesan itu, Dahyun kini memegang perutnya lapar karena belum memakan apapun padahal hari sudah malam.

Kakaknya Nayeon kini terlihat berdiri disamping Dahyun, dia melihat adiknya itu yang dari tadi memegangi perutnya.

"Kau kenapa Dahyun? Jika kau sedang sakit pulang saja mereka bisa menjaganya." Nayeon menawarkan Dahyun untuk pulang karena sepertinya adiknya itu kelelahan.

"Tidak unnie, aku baik baik saja hanya sedikit lapar hehe." Dahyun menggaruk tenguknya yang tak gatal.

"Kau darimana saja seharian ini eoh? Bisa bisanya kau menyuruh Jeongyeon untuk mengambil pesananku padahal kau tahu dia sibuk." Nayeon melipat kedua tangannya menatap tajam adik satu-satunya itu.

"A-aku baru saja melakukan tugas kelompok unnie, dosenku menyuruh sekarang agar bisa dikumpul besok" Dahyun mencoba mencari alasan.

Nayeon pun langsung percaya setelah Dahyun mengatakan hal itu beruntungnya Jeongyeon kekasih Nayeon sudah memberi tahunya hal itu.

"Baiklah sebaiknya kau istirahat saja, pulang dan makan aku sudah membuatkan makanan untukmu." Nayeon mengelus kepala Dahyun.

"Nde unnie terimakasih, besok aku akan kembali lagi." Dahyun mengambil tasnya dan segera menuju mobil.

Setelah sampai dirumah Dahyun dengan cepat membersihkan dirinya kemudian menuju dapur, dia sangat lapar dan lelah menunggu Sana.

Makanan Dahyun kini telah habis, gadis itu mendudukan diri disofa dia bingung apa yang harus dilakukan.

Biasanya pada jam seperti ini dia akan menjaga caffe atau jika tidak lelah dia akan berjalan-jalan dengan temannya.

Namun karena Dahyun cukup lelah tapi tidak ingin tidur dia pun akhirnya menyalakan tv yang berada dirumah mereka.

Dahyun merasa bosan karena menurutnya semua acara tidak ada yang bagus untuk dia tonton, dia hanya menggulir semua acara tv itu.

Hingga dia berhenti pada sebuah berita kecelakaan yang didalamnya terdapat Sana, ya Dahyun melihat gadis itu di tv.

'Sebuah teror pembunuhan terhadap anak tuan Minatozaki' begitu lah judul berita itu hingga membuat Dahyun begitu shock.

"Bukankah itu Sana unnie? Apa maksud dari teror pembunuhan? Siapa sebenarnya dia? Ah molla aku tidak tahu apa pun." Dahyun memukul kepalanya pelan.

Dahyun memperhatikan berita itu dengan seksama dia hanya ingin tahu tentang siapa gadis yang ditolongnya tadi pagi.

Berita itu sudah berganti namun Dahyun tetap tidak tahu siapa Sana dan siapa keluarga Minatozaki, dia pun membuka ponselnya dan mencarinya di internet.

'Minatozaki Sana putri satu-satunya keluarga mafia dari jepang yang paling ditakuti' begitulah judul judul artikel yang memuat tentang Sana.

Dahyun tak habis pikir bisa-bisanya artikel yang dimuat di internet hanya berisi semua kejahatan keluarga Minatozaki, tapi Dahyun tetap berpikir bahwa Sana adalah orang yang baik.

Mungkin ini lah alasan mereka sangat ditakuti, karena artikel artikel konyol tentang keluarganya bahkan orang orang tidak ada yang berani membantunya ketika mengalami kecelakaan.

'Seluruh keluarga besar Minatozaki lenyap kecuali tuan Minatozaki dan putrinya disaat badai lima tahun silam' Dahyun membaca artikel itu dan betapa terkejutnya melihat banyaknya komentar buruk terhadap Sana dan ayahnya.

Chance For Saida Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang