Chapter 9, 'Relationship'

564 90 8
                                    

Setelah berbincang dengan Sana dan meminta nomor ponselnya, kini Dahyun mengirim pesan singkat padanya.

'Unnie ini aku Kim Dahyun, aku akan menjemputmu nanti malam kau bisa mengirimkan alamatmu padaku'

begitulah isi pesan yang dia kirimkan pada Sana, gadis itu tak henti hentinya menyunggingkan senyum manisnya.

Kegiatannya dilanjutkan dengan segala tugas rutinnya yaitu menjaga caffe hingga sore nanti, Dahyun sebenarnya ingin pulang cepat namun Sana bilang padanya tadi bahwa mereka akan pergi diatas jam 09.00 malam.

"Momoring apakah kau ingin ikut bersamaku untuk pergi kebar malam ini?" Tanya Sana membuat Momo menoleh.

Dia memang juga akan mengajak Dahyun untuk pergi kesana, Sana benar benar akan menjadikan gadis itu miliknya malam ini.

"Kau tidak pernah mengajakku seperti ini Sana-chan biasanya aku lah yang akan merengek padamu untuk ikut." Momo menatap Sana tak percaya.

Sana mendengus kesal "Baiklah jika kau tak-" perkataan Sana terpotong "Aish siapa bilang aku tak mau? Arraseo aku tentu saja akan ikut malam ini" jawabnya cepat.

"Tapi kau pergi sendiri, aku akan pergi bersama seseorang malam ini." Momo menatap Sana tak percaya lagi, "Yak, bukankah kau mengajakku? Kenapa kau malah pergi bersama orang lain?"

"Aku tak peduli, tapi jika kau tidak ingin itu terserah padamu" ucapnya santai.

Hawa malam kota Seoul sangat terasa dingin malam ini, bukan suhu yang meningkat tapi karena Sana menggunakan dress yang cukup terbuka sekarang.

Dahyun telah menjemput gadis itu dan pergi untuk menghabiskan waktu malam ini, gadis itu menghela napas pelan ketika melihat pakaian Sana.

Sweater berwarna putih, kemeja berwarna navy dan celana hitam panjang menjadi outfit yang nyaman bagi Dahyun, tapi Sana bereaksi tak percaya ketika melihat itu.

Maklum saja Dahyun tidak tahu bahwa Sana akan membawanya ke sebuah bar malam ini, tapi apakah pakaian ini tidak terlalu tertutup untuknya? Pikir Sana.

"Unnie apakah kau nyaman mengenakan pakaian seperti itu? Aku melihatnya saja sudah kedinginan." Dahyun berbicara sambil sesekali melirik Sana.

Sana terkekeh "Anniyo aku tak kedinginan, lagipula jika aku kedinginan bukankah kau ada untuk menghangatkanku" gadis itu menatap Dahyun yang sedang mengemudi.

Dahyun hanya berdiam diri, keadaan jantungnya kini berpacu dengan cepat seolah olah siap untuk meledak kapan saja.

"Kita berhenti disana" Sana menunjuk ketempat beberapa mobil terparkir mewah tampak terparkir rapi, "Ah baiklah unnie." Dahyun segera memarkirkan mobilnya.

Dirinya dan Sana kini sudah keluar dari mobil, Sana dengan cepat menyuruh Dahyun mengikutinya untuk masuk kedalam.

"Unnie apakah kita tidak salah tempat?" Tanya Dahyun dan mendapati gelengan Sana, "Tidak ini tempatnya, apa kau tidak pernah kemari sebelumnya?" tanya Sana.

"Tentu saja aku sering kedaerah Itaewon, tapi untuk masuk ketempat seperti ini baru pertama kali." ucapnya gugup yang dapat dirasakan oleh Sana.

Dentuman musik sangat keras, bau alkohol, wanita berpakaian minim, dan pria pria mesum menjadi hal yang benar-benar asing bagi Dahyun.

Kini dia ingin cepat pergi dari sini, dia lebih memilih berjalan disekitar sungai han sambil menikmati es krim daripada seperti ini.

"Hey, What's wrong Dahyunnie? Apa kau tidak nyaman? Kalau begitu kita bisa pergi." Dahyun segera menggelengkan kepalanya.

Chance For Saida Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang