dua

33 6 0
                                    

Saat ini yuuki tengah duduk depan sebuah warung. Ia terlihat sangat kelelahan, sudah satu jam setelah turun dari bis ia berkeliling kota untuk mencari keberadaan sang ayah.

"Gerah banget"ujar nya sereya membuka jaket yang melekat di tubuhnya. Ia tak sadar jika beberapa orang tepatnya pria melihat yuuki dengan tatapan lapar, yuuki tidak memperhatikan keadaan di sekitar nya. Saat ia ingin meneguk air minumnya tiba tiba tangan nya di pegang oleh seorang pria yang tak di kenalnya, ia kaget sekaligus takut.

Yuuki di bawa ketempat sepi oleh pria tersebut, yuuki menatap pria di depannya dengan tatapan yang sulit di artikan oleh pria itu. Pria itu tersenyum.

"Gimana kalo kita bermain"ujarnya yang membuat siapa saja yang mendengarkan merinding, yuuki menelan ludah dengan kasar, tak di pungkiri dari lubuk hati ia merasa takut, rasa takut sudah menjalan di seluruh tubuh membuat ia gemetar. Pria yang melihat yuuki menegang semakin ingin melahap yuuki, penampilan yuuki yang membuat pria itu tergoda.

"Tidak sudi"sahut yuuki dengan berani nya ia memukul dan menendang pria itu, seletah pria itu jatuh ke tanah ia berlari sekuat tenaga yang ia punya, ia tak menyangka jika pria itu mengejarnya.

"Bundaa tolong yuuki"batin nya.

Yuuki terus berlari walau kaki nya sudah tidak kuat lagi untuk berlari, tenaganya sudah bener bener habis ia tidak bisa lagi lari, ia melihat ke belakang pria itu sudah tidak mengejar lagi tapi ia takut jika pria itu tiba tiba datang dan menangkapnya. Di lihat lah sekeliling daerah itu, ia menemukan masjid kecil, ia tersenyum kemudian ia masuk ke masjid kecil itu. Ia menetralkan detak jantung nya, ia melihat ke luar dan ia melihat pria itu sedang ngos ngosan ia menunduk supaya tidak ketahuan.

Mesjid tempat yuuki bersembunyi, kini sudah mulai ramai yah walaupun hanya beberapa tapi tetap saja ramai. Yuuki yany saat itu tertidur di mesjid terbangun karna suara tertawa yang mengusik ketenangannya. Kemudian ia membawa barang nya dan keluar.

"Dasar pria gak tau sopan santun, gak ada akhlak"gerutunya, ia masih kesel soal pria yang menginginkan tubuhnya.

"Emang aku ini murahan apa"lanjutnya lagi.

"Yang tidak punya akhlak itu kamu"ucap seseorang, yuuki menoleh ke sumber suara. Terdapatnya seorang pria yang mungkin seumuran dengannya, berpakaian kokok layaknya ustad sedang memandang langit langit mesjid.

"Kenapa jadi saya yang gak punya akhlak"tanya yuuki.

"Lihat lah penampilan mu, jika kamu tertutup tidak ada satu pria yang akan menodai mu"ujarnya, masih menatap langit langit sesekali ia melirik ke arah yuuki, sedangkan yuuki ia merengut setelah melihat penampilannya tapi ia tak ambil pusing. Ia mengambil tas dan memakai sepatu.

"Assalamualaikum"ujarnya kemudian pergi, meninggalkan pria itu.

"Waalaikumussalam"sahut beberapa orang yang mengagetkan pria itu.

"Kiba dia cantik yah"tanya seseorang yang berambut seperti nanas, pria yang bernama kiba itu hanya menggelang.

"Iyah dia cantik tapi sayang gak tertutup"ujar seseorang yang berambut merah.

"Gibah teroooos"ucap seseorang berambut hitam.

"Sudahlah sai, shikamaru, gaara sebelum di solatin, tuh sasuke sudah ada di dalam"ujar kiba.

"Baik pa ustad"serempak kemudian tertawa, sedangkan kiba ia hanya geleng kepala.

🍁🍁🍁

Hari sudah mulai sore yuuki tidak tau mau kemana lagi, alamat yang di berikan oleh sang ibu hilang mungkin jatuh saat ia mencoba untuk melarikan diri. Ia menghela nafas kemana ia harus pergi, bimbang menyelimuti hati nya. Ingin kembali namun tidak bisa, tetap di sini juga mungkin tidak bisa. Ia bener bener gak bisa berpikir untuk saat ini, otaknya terlalu lelah untuk berpikir di tambah badannya yang seakan remuk.

Yuuki berjalan tak tentu arah, ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Seketika ia teringat akan ucapan ustad tadi, bahwa ia yang tidak mempunyai akhlak. Memang penampilannya sedikit menggoda namun ia tidak ada niatan seperti itu.

Ia duduk di bawah pohon rindang, ia menikmati angin sore yang lembut, warna langit yang indah membuatnya tiba tiba tersenyum. Sungguh luar biasa ciptaan sang maha kuasa, ia memejamkan mata nya untuk menikmati angin yang menyapanya.

"Yuuki"panggil seorang wanita paruh baya

"Iyah bun"sahut seorang gadis bernama yuuki

"Ada apa bunda"lanjutnya setelah ia berada di samping sang ibu yang sedang menjahit.

"Kapan kamu menutup aurat mu na"tanya sang ibu yang masih fokus pada jahitannya, sedangkan yuuki ia nampak berpikir.

"Segera lah nak, jangan terlalu di tunda menutup aurat itu wajib hukum nya, jika kamu menutup aurat mu tak akan ada seorang pria yang akan menganggumu, karna seorang wanita itu mahal"jelasnya, yuuki tidak tau maksud dari kata mahal itu, seolah tau apa yang anak tersayang nya pikirkan, sang ibu tersenyum.

"Mahal dalam artian seorang wanita sangat di jaga, contoh nya jika kamu membeli makanan kamu akan pilih yang mana, yang terbungkus rapi atau yang tidak di bungkus sama sekali"ujar sang ibu.

"Yah yang di bungkus dong bun"jawab yuuki.

"Walaupun harganya mahal"tanya sang ibu.

"Iyah walaupun harganya mahal, karna kesehatan itu no 1 bun"ucap yuuki dengan bangga, sang ibu tersenyum.

"Seperti itu lah wanita, wanita juga harus di jaga kehormatannya dengan menutup aurat, bunda ingin suatu saat nanti bunda bisa melihat kamu menutup aurat kamu sayang"ucapnya kemudian sang ibu memeluk yuuki dengan penuh kasih sayang.

Yuuki membuka matanya, ia tak sadar jika ia ingatan yang tiba tiba datang itu membuat air matanya tumpah. Ia menangis dalam diam, ia menyesali semua yang pernah ia lakukan. Kalo saja ia menurut kepada ibu nya dulu, mungkin ia tidak akan ke susahan sekarang.

"Hiks..maaf..hiks..yuuki bun hiks..hiks"lirihnya

"Kau tak apa"tanya seseorang yang membuat yuuki mendongakan kepalanya. Terlihat lah seorang gadis dengan balutan gamis dan tak lupa dengan jilbab yang menutupi setengah tubunya yang sedang menatap yuuki khawatir.

"Kau tak apa"tanya nya lagi,yuuki mengangguk.

"A-aku ba-baik"ucap nya terbata bata.

"Sedang apa kau di sini"tanya nya lagi.

"Entahlah hanya sekedar mencari tempat untuk istirahat"jawabnya yang di angguki oleh gadis itu.

"Tenten"ujarnya sambil mengulurkan tangannya, yuuki menatap tenten dengan penuh tanya.

"Aku gak ada niatan jahat kok"ucapnya sambil tersenyum, seolah tau apa yang di pikirkan yuuki tenten meduduki diri nya di samping yuuki.

.

.

.

.

Tbc

Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang