tiga

26 5 0
                                    

Tenten masih duduk menemani yuuki, tak ada niatan untuk pergi dari tempat itu. Walaupun hanya duduk di bawah pohon rindang, namun sangat nyaman bagi yuuki dan tenten.

Hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Tanpa niat untuk bertukar cerita, yuuki masih menatap langit yang sangat indah, senja hari ini sangat menawan ia terpesona dengan keindahan yang di ciptkan oleh sang maha pencipta.

Allahu akbar...allahu akbar...

Suara azdan mengalun indah membuat yuuki terpana akan senandung nya. Ia menutup mata nya menikmati alunan azdan, tak lupa dengan angin sepoy sepoy membuatnya terlena akan ke kuasaan sang maha kuasa. Kenyaman, kedamaian, ketentraman, ia rasakan, hati nya menghangat rasa lelah kian memudar ia sangat suka dengan ke adaan saat ini.

"Sudah magrib ayo"ajak tenten, yuuki membuka mata dan menatap tenten bingung, seakan mengerti dengan tatapan itu tenten tersenyum.

"Kau tidak akan mungkin menginap di sini kan"tanya nya "ikut lah dengan ku"lanjutnya, yuuki bimbang apa ia harus ikut apa tidak, namun jika ia tidak ikut ia akan tinggal dimana.

"Jika tidak mau tidak apa apa"ucap tenten lalu pergi, yuuki bangkit lalu mengambil tas nya dan menyusul tenten.

"Aku ikut"teriaknya, tenten yang mendengar teriak yuuki menoleh dan tersenyum kala mendapati yuuki berlari ke arahnya. Mereka berjalan beriringan dengan keheningan,

"Yuuki"ujarnya, "nama ku yuuki tenten"lanjutnya membuat tenten tersenyum kemudian mengangguk.

🍁🍁🍁

Yuuki tidak menyangka bahwa tenten akan membawanya rumah nya, ia tidak pernah menyangka masih ada orang baik di dunia ini, biasanya ia selalu menemukan orang yang hanya mencari ke untungan saja, namun seperti nya tidak dengan tenten.

"Kamu tidur di kamar sebelah sana, aku mau sembahyang dulu"ujar tenten,

"Tunggu kita berjamaah"ucap nya membuat tenten tersentak, melihat reaksi tenten yuuki mengerut kening nya.

"Kenapa"tanya nya "apa kau mengira jika aku bukan muslim karna penampilan mu"lanjutnya, tenten menunduk.

"Maaf"lirih nya ia merasa tidak enak.

"Santai aja kali"ujar nya kemudian memasuki kamar yang di tunjuk tenten tadi.

Mereka sholat magrib dan isya berjamaah, mungkin ini pertama kali bagi tenten sholat berjamah tapi tidak dengan yuuki, ia sering berjamaah dengan sang ibu yang kini telah pergi meninggalkannya.

🍁🍁🍁

Sudah satu minggu yuuki tinggal di rumah tenten. Sebenernya ia tidak enak harus tinggal dengan tenten, walaupun tenten tinggal sendiri tapi tetap saja tidak enak. Saat ini yuuki sedang berada di bawah pohon seperti biasa, semenjak mendengar suara azdan magrib dan pemandangan senja yang indah sejak satu minggu yang lalu membuat yuuku menyukai tempat ini, apalagi ketika ia melihat senja di tambah suara azdan setiap magrib membuat nya terpana ada sesuatu yang menjanggal di hatinya emtah apa itu, yang jelas yuuki sangat menyukai itu.

Yuuki menatap senja dengan tatapan sendu alamat yang di beri oleh sang ibu hilang, namun ia masih bersyukur karna sempat mencatatatnya di hp, namun sayang seribu sayang tenten bilang sudah lama sekali daerah itu menjadi kampung mati, karna pernah terjadi gempa yang menimpa daerah itu sehingga semua orang mengungsi dan tidak ada lagi orang yang tinggal di daerah itu. Yuuki begitu sedih setelah tau semuanya, ia tidak bisa bertemu keluarga satu satu nya itu, ia ingin pulang namun uang nya tidak cukup untuk pulang.

Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang