lima

15 3 0
                                    

Yuuki sedang berjalan tak tentu arah, ia bosan berada di rumah dan ini masih siang jika harus pergi ke tempat biasa, jadinya ia hanya jalan jalan. Karna ia tak memperhatikan jalan ia menabrak seseorang hingga satu kotak yang di bawa oleh orang itu terjatuh kemudian ka membantu orang itu.

"Kakak gak apa apa"ujarnya, namun orang itu menatap dengan tatapan yang menurut yuuki kagum.

"Heey kakak gak apa apa"tanya lagj menyadarkan hana.

"Ah iyah gak apa apa"sahut hana, yuuki yang melihat hana kseulitan membawa kotak yang lumayan banyak pun mengambil beberapa kotak lalu ia membawa nya.

"Aku bantu"ujarnya "mau di bawa kemana"lanjutnya.

"Madrasah"sahut hana, yuuki menyerpit mengingat di mana tempat itu, setelah ia ingat ia pun mengangguk.

"Apa kau tau"tanya hana memastikan karna yuuki tidak bertanya di mana madrasah nya.

"Yang di dekat danau itu kan"sahut yuuki, hanya menghela nafas lega ternyata dia tau batinnya, mereka pun berjalan beiringan.

"Kau cantik"ujar hana membuat yuuki malu.

"Terimah kasih, semua wanita itu memang cantik"sahut yuuki.

Mereka sampai di madraha tepat waktu, walaupun belum ada yang datang itu bagus jadi tidak akam repot. Yuuki menunda kotak makanan itu di dekat pintu sesuai dengan apa yang di kata kan hana.

"Assalamualaikum"salam seseorang yang bergitu familiar di telinga mereka.

"Waalaikumussalam"sahut hana dan yuuki dari dalam, kemudian hana menghampiri adik tersayangnya. Karna yuuki ingin memastikan apa suara yang ia dengar adalah suara ustad yang ia tidak tau namanya itu, saat ia keluar ternyata benar suara itu memang milik ustad yang tak tau namanya itu.

"Ustadz"sahut yuuki, membuat hana menahan tawanya dan jangan lupakan kiba yang merona karna selalu di sebut ustasz oleh yuuki, hana meneliti penampilam kiba kalo di pikir-pikir kiba emang mirip ustadz batinnya.

"Ah kalian saling kenal"tanya hana dengan nada yang jahil menurut kiba.

"Dia ustadz, tapi aku gak tau namanya kak"jujur yuuki ia memang tidak tau nama orang yang sering ia panggil dengan sebutan ustadz itu.

"Ouh dia ini ustadz kiba"ujar hana membuat kiba merengut mengapa dia ikutan memanggil ku ustadz batinnya. Yuuki hanya manggut manggut sekarang ia tau kalo ustadz ini namanya ustadz kiba.

"Saya ini bukan ustadz"sahut kiba kemudian ia berlalu meninggalkan yuuki dan hana.

"Terimah kasih ustadz kiba"teriaknya kemudian ia terkekeh membuat yuuki heran.

🍁🍁🍁

Tenten sedang berjalan dengan gelisah, entah kenapa ia segelisah itu. Ia menyusuri jalan namun sepertinya apa yang ia cari tidak ada dimana pun. Menghela nafas.

"Assalamualaikum"suara salam itu membuat tenten membeku suara itu, suara orang yang selalu tenten sebut dalam doa di sepertiga malam nya tak pernah ia tak menyebut nama pemilik suara itu.

"Tenten"panggilnya membuat tenten tersadar akan keterkejutannya. Ia membalikan badannya kemudian ia menunduk.

"Waalaikumussalam"ucap tenten, ia berusaha supaya tidak gugup.

"Kau sedang apa"tanya nya karna ia melihat tenten seperti mencari sesuatu.

"Aku mencari yuuki"sahut tenten, masih dengan menundukan kepalanya, orang itu heran tak biasanya tenten menunduk, biasa kalo sedang mengobrok dengannya tenten tidak menunduk walaupun tidak menatapnya berbeda dengab hari ini.

Di Ujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang