Chapter 04 || Nangis?

13 6 0
                                    

»»————-Selfish'ILY, I want with U————-««

"Lo nangis bukan karena makan hati lihat kelakukan pacar?! Heran gue sama lo, Na."

**✿❀  Defa Greesa ❀✿**

Brina menunggu Ken di depan halaman rumahnya, sembari menghirup udara segar pagi ini. Rasanya ... seperti kehidupannya kembali. Brina tak berniat untuk merasakan kebahagian ini sendiri, ia ingin membagikan kebahagian kepada Brima juga. Alhasil, ia mengirimkan sang pacar sebuah pesan.

Briyan (Brima sayang )
Byy
Hari ini rasanya aku bahagia banget.
Masih tidur ya?
Yaudah lanjutin, asal jangan kelewatan.

Setelah mengirimkan pesan itu, ia langsung mematikan ponsel dan memasukkannya ke dalam tas. Brina tahu kalau Brima pasti lelah dan tidur terlalu nyenyak.

Mengapa Brina mengetahui itu? Karena kemarin malam, ia tidak sengaja melihat sang pacar di depan supermarket. Gadis itu ingin menghampirinya, tetapi setelah itu ada seorang gadis yang tak ia kenali keluar dari pintu supermarket. Sepertinya itu pacar baru Brima. Ah, tidak salah lagi maksudnya, itu pacar barunya.

Gadis itu lebih cantik darinya, lebih seksi. Semua kekurangan Brina bisa dilengkapi oleh gadis itu. Bukti bahwa gadis itu sangat perfect, jauh dari Brina.

Ada satu hal yang sangat menyakitkan, yaitu kenyataan yang tak pernah bisa ia hindari. Mungkin ... untuk selamanya. Ia hanya salah satu, bukan pertama dan prioritas bagi Brima.

Sudahlah, sebaiknya kejadian itu dilupakan saja, pikir Brina. Karena semua itu tidak perlu diingatkan untuk hari yang bahagia ini. Namun, Brina tidak tahu, apakah hari ini adalah hari bahagia, atau hari penuh kecewa seperti biasanya.

**✿❀ Defa Greesa ❀✿**

Ken melempar batu kerikil tepat mengenai kepala Brina, ia menoleh ke arah sumber yang membuat kepalanya sakit seketika. Si pelaku tampak tidak merasa bersalah, malah melambaikan tangan ke arahnya.

Ish, bocah nggak tau diri!

"Ojo batin," ucap Ken.

"Apaan, sih?"

"Gue bisa baca isi hati lo, Na!"

"Emang gue tadi ngomong apa?"

"Gini," Ken menyuruh Brina agar semakin mendekat.

Ia mengurai rambut gadis itu, mendekatkan wajah tepat di samping telinga Brina lalu membisikkan sesuatu. "Lo tadi bilang gini, 'kan? Ekhem ... Abang Ken ganteng banget sejagat raya, bahkan pacar gue aja kalah sama kegantengan lo."

Sungguh tingkat kepedean manusia titisan alien ini semakin lama semakin tinggi jika bersama dengan Brina. Bagaimana bisa ia membandingkan kegantengan Brima dengan dirinya? Sudah jelas lebih unggul. Valid no kecot!

Melihat raut wajah gadis di sebelahnya yang sudah tak bersahabat. Ini waktu yang tepat untuk menggunakan jurus andalannya—larian kaki seribu alias kabur—sebelum tanduk setan muncul di kepala gadis itu. Ia segera menggencarkan aksinya.

Dan....

Dimulailah penangkapan alien lokal dadakan. Brina mengejar pria itu secepat mungkin agar bisa menyeimbangi langkah alien lokal menyebalkan itu.

Pada akhirnya, ide cemerlang  beterbangan di pikiran. Ya, tak salah juga ia mengerjai alien itu sekali-kali.

"Arghhh!"

Brina pura-pura membenturkan kepala pada tiang listrik, menjadi putri tidur untuk sementara. Karena ia tidak mau tidur benar-benar di tengah jalan.

Selfish'ILY, I Want With UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang