Hallo semuanya! siapa yang kangen sama kisah percintaannya Brina dan Brima? Oiya sebelum baca jangan lupa divote ya!Happy reading~~~~~
**✿❀Defa Greesa❀✿**
Ella sudah berangkat pagi-pagi kesekolahan, duduk manis sambil ngemil adalah kebiasaan gadis itu. Ia melirik jam tangan, membuatnya ingin menikmati masa ketenangan ini sebelum para siswa serentak berdatangan.
Namun, buyar sudah. Lenyap hanya karena seorang Brina. Teman Ella yang satu itu menendang pintu kelas dan berteriak riang. Sungguh waktu ketenangan sebelum belajar dengan buku-buku yang menyebalkan, tidak bisa tercipta. Ia hanya bisa menggelengkan kepala sambil menatap wajah gadis itu.
"Apa? Kenapa, Brina? Ih, Lo ganggu ketenangan gue, tau gak!" omel gadis itu. Pagi-pagi sudah ada saja yang membuatnya kesal, huh!
"Enggak tau. Eh, emang apaan?" Brina dengan wajah polos, tetapi tangannya bergerak tanpa izin mengambil makanan ringan Ella.
"Gue nggak tanya. Ayolah, Na. Aaah ... kesel gue sama lo. Udah, pergi sana pergi!" Ella mengibaskan tangan mengusir Brina, tak lupa menjauhkan makanan ringannya dari gadis itu.
"Minimal kasih makanan satu bungkus napa ...," lirih gadis itu memelas. Brina dengan puppy eyes-nya—sungguh, Ella lemah jika sudah seperti ini. Gadis ini begitu tahu apa kelemahannya.
Ia memutar mata malas sebelum berkata pada Brina, "Gue bukan ibu-ibu warung! Lo pergi ke kantin sono! Pergi jauh-jauh lo!""Ellaaa! Kantin sama kelas jauh, loh." Brina berdecak sebal. Susah sekali membujuk Ella jika sudah berkaitan dengan makanan. "Masa suruh gue pergi ke kantin pagi-pagi gini, sih? Capek tau nggak, ke kelas aja udah naik tangga, masa turun lagi?" Karena tak kuat melihat ocehan gadis itu, ia melirik Brina sambil menghembuskan napas.
"Udah, nggak usah belagak imut. Nggak kuat jantung gue." Pada akhirnya Ella memberikan satu bungkus makanan ringan lagi ke Brina.
"Yess!" sorak Brina.
"BTW, gue mau cerita!" Ella mengerutkan kening melihat ekspresi Brina. Perlu diketahui Brina tampak sangat senang.
"Apaan?" balasnya cuek seakan mengabaikan Brina. Padahal dalam hati ia menaruh rasa penasaran.
"Jadi ... gue baikan. Gue senang banget!" seru Brina teramat senang.
'Baikan sama siapa? Nih teman gue punya simpanan atau gimana?'
Padahal tak ada niat untuk omendengarkan cerita gadis itu. "Oh, bagus ... pertahankan, Na!""Iya dong, buktinya gue bertahan sampe titik ini. Dia dapat hidayah." Brina menepuk dada tanda bangga serta senang karena perjuangannya tidak sia-sia.
Ella yang binggung menoleh, "Maksud lo Hidayah? Brima?"
Brina mengangguk semangat, hilang sudah nafsu makan Ella. Melihat kepolosan Brina yang mau saja percaya omongan lelaki itu. Makhluk batu itu tidak mungkin berubah.
"Brima. Kita baikan. Kayak dulu, pas awal pacaran, Ella!" seru gadis itu senang.
"Ini bukan omong kosong kayak kemarin-kemarin, 'kan?" tanya Ella dengan hati-hati.
"Enggak. Ini janji, dia ngomong sendiri tadi malam! Aaa ... bahagianya gue!"
Ella hanya diam. 'Beneran? Bukan cerita omong kosong yang biasanya lo ceritain ke gue kan, Brina?'
"Kalau gitu ada bukti?" Tanpa sadar Ella bertanya.
"Ada, beneran ini Ella!" Tanpa basa-basi Brina menyerahkan handphone ber-case biru ke Ella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish'ILY, I Want With U
Teen Fiction"Tidak peduli dunia ini menolak cinta kita, dan pandanganku berbeda dengan realita orang lain. Aku, tetap ingin bersamamu!" _Selfish'ILY, I Want With U_