»»————- Selfish'ILY, I want with U ————-««
"Terlalu polos atau bucin? Sehingga cowok dekat dan pelukan berkali-kali sama cewek lain, bisa tersenyum?"
**✿❀ Defa Greesa ❀✿**
Brina melamun dengan posisi berjongkok. Hari sudah mulai gelap, tampaknya Brima lupa lagi. Kalau setiap hari kamis, Brina akan pulang bersama. Jujur, ia kesal. Tapi, Brina masih menunggu dengan sabar.
Ken yang melihat kekasih Brima, menghampirinya. "Woii!"
Karena kaget, Brina terjatuh. "Apaan? Ganggu aja tiap hari. Ken bin alien!!"
Ken terkekeh. "Karena gue kurang kerjaan."
"Ya udah, kalau kurang kerjaan, di rumah gue banyak. Mau lo, jadi pekerja dan asisten pribadi, di rumah gue? Tenang aja, nggak pakai seleksi, lo langsung kerja."
Ken menekan kepala Brina yang sudah kembali berjongkok. "Woii, jangan pegang-pegang. Ken bin alien, lo menodai kepala gue!"
"Ya elah, coy. Cuman gitu doang marah. Nggak humoris lo jadi orang. Sensian!! Cepat keriput, baru tahu rasa!" Ken melihat Brina menyemprotkan hand sanitizer ke bekas tangan Ken.
"Ya Tuhan, berikan kesabaran untuk Ken. Lo, crazy yah? Tangan gue, nggak ada virusnya!" Brina hanya bermuka polos, menyikapi ekspresi gemas dan kesal dari Ken.
"Hal yang paling jelas, gua melarang keras kepada cowok lain, selain ayah dan Brima yang boleh nyentuh kepala Brina."
"Woy, gue pukul kepala lo, pakai sepatu yah." Balas Ken menanggapi pernyataan bucin Brina.
"Tingkat bucin lo nggak pernah berkurang, ya. Bravo, bravo, bravo, Brina." Ken mengelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan Brina.
"Ah, biasa aja. Kalau Ken bin alien sama Zhara, gimana?" tanya Brina. Ujung mata Brina melirik Ken yang sedang melihat ke arah jalan raya.
"Biasa aja. Gue udah ngode mati-matian, tapi dia nggak peka."
"Gitu aja terus. Kalian mah jelas saling suka, tapi dua-duanya bodoh," balas Brina.
Brina ingin banyak mengoceh, namun Ken meletakkan teh kemasan kotak ke ujung bibir Brina. "Udah, gue nggak mau bahas apa pun tentang cinta gue."
"Teh? Nggak ada rasa lain?" Tanpa sadar, Brina meminta rasa lain selain teh.
"Woii, syukur-syukur gue belikan!!"
"Tapi, lo beliin teh terus. Mau buat gue sakit ginjal?" protes Brina, menatap Ken yang menatapnya dengan raut kesal.
"Brina, kalau lo nggak mau, mending buat gue." Ken merebut teh yang sudah diberikan.
"Eh, kan udah dikasih." Brina bersuara agak kecewa.
"Kata lo, teh kemasan buat lo sakit ginjal," ujar Ken geram.
"Maksud gue, lain kali jangan teh kemasan. Apa kek, susu atau minuman rasa lainnya. Kalo sekarang gue mau minum teh itu. Sini, balikin ke gue!" ucap Brina seraya merebut teh kemasan dari tangan Ken.
"Idih, udah gratisan, pakai pesan segala. Enak banget yah, mbak Brina."
"Iya, enak. Kenapa?" Mendengar ucapan Brina, Ken hanya mengelus dada.
"Ken, lo beli jaket baru? Warna hijau muda lagi. Tumben, akhir-akhir ini lo beli yang berwarna. Biasanya jaket atau hoodie lo warna putih semua."
"Cie.... Hapal bener dah sama yang gue pakai. Lo kagum sama gue ceritanya gitu?" goda Ken dengan senyum geli terpatri di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish'ILY, I Want With U
Ficțiune adolescenți"Tidak peduli dunia ini menolak cinta kita, dan pandanganku berbeda dengan realita orang lain. Aku, tetap ingin bersamamu!" _Selfish'ILY, I Want With U_