Toxic Parent [ Nominsung ]

1.7K 170 1
                                    

Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment buar akunya tambah semangat nulisnya. Haopy reading hope you enjoy it! Typo bertebaran!

Hai, nama gue Aji sungjana orang-orang sering manggil gue Aji atau Jisung suka-suka lah gimana enaknya aja, tapi ortu gue mostly buna gue sering panggil gue bego.

Ya emang gue bego, gak pinter-pinter amat gak kayak anak tetangga yang nilai mathnya selalu sembilan puluh atau pelajaran fisikanya selalu diatas kkm, gue cuma manusia dan siswa biasa yang nilainya rata-rata.

Tapi bagi buna gue, gue adalah anak yang paling bego sedunia, mengatas namakan kasih sayang karena dia ceramahin gue, ngasih tau gue tapi caranya menurut gue salah.

Keluarga gue masih lengkap, papa gue pak Jeno Jevanino kerja sebagai kuli proyek ya kaga di nguli juga dia jadi Aritekturnya. Dan buna gue pak Jaemina Jefriana kerja sebagai dosen fakultas kedokteran, see! Keluarga gue semua insinyur tapi seperti yang buna gue bilang, gue bego.

" Jisung hari ini anterin buna beli bahan makanan ya, papa gak bisa anter soalnya ada urusan kantor." Ucap Buna sambil merapihkan ketas-kertas yang berserakan.

" Iya bun." Jawab gue, Gue itu selain merangkap anak gue juga jadi supir pribadi buna gue.

Kebetulan hari ini gue libur kelas online dan gurunya cuma ngasih tugas, jadi sans lah ya. Gue ngambil anduk buat siap-siap nganterin kanjeng ratu belanja bulanan, bete sih sebenernya tapi yaudah lah ya.

Sekitar jam satu siang kita berangkat ke salah satu supermarket terdekat, oh iya! Gue anak tunggal dan ortu gue juga gak punya rencana buat bikin adek, gak tau kenapa.

" Kemarin tuh pacar kamu yang jadi pramugari makin cantik, gak ada niatan balikan?" Tanya buna, gue noleh sebentar sebelum kembali fokus nyetir mobil.

" Siapa? Taresa? Atau kanala?" tanya gue.

" Taresa, idungnya makin mancung oplas ya dia?" Gue mendelikan bahu gue.

" kok gak tau, kan kamu mantannya." Ucap buna sedikit nyolot, beginilah dia.

" ya gak tau lah bun, namanya juga mantanan mana tau toh udah jauh-jauhan." jawab gue sedikit gas, ya tapi ini gue bicaranya selalu sedikit ngegas.

" Biasa aja dong."

" Ini juga udah biasa." kita sampai, jadi bisa memotong pertengkaran, gue turun dari mobil baren Buna setelah markirin mobil.

Tugas gue selanjutnya ya bawain dia trolly belanjaan, dan ngikutin dia kemanapun pergi cocok dah gue udah jadi supir ya jadi babu juga, gue dorong trolly dengan santai sembari menanggapi ucapan buna yang gak jelas.

" ini wangian yang mana ya? Wangian yang mana sung?" Tanya Buna, gue hanya melirik karena sedang memaikan ponsel.

" Terserah buna." Jawab gue.

" Tuh kan, susah emang punya anak laki gak pernah nyuci gak pernah beres-beres jadi gak tau yang beginian." Gumam buna, tuh kan gue diem aja salah di mata buna gue.

" Yaudah itu yang pink kayaknya wangi." Tujuk gue ke salah satu softtener.

" udah, buna pilih yang ini aja." Tuhkan salah lagi.

Gue kembali mendorong trolly belanjaan, gue berusaha untuk menahan kekesalan gue beradu argumen sama buna gue bukan hal yang bagus.

Setelah satu jam lebih kita keliling supermarket akhirnya kita keluar dan menyelesaikan belanja, gue tentebg semua belanjaan dan dimasukin kedalam bagasi, buna udah duduk di tempatnya dengan wajah kesal, kenapa lagi? Batin gue, gue masuk ke kursi kemudi dan mulai menyalakan mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapal NCT SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang