Nana [ Nomin ]

6.4K 588 52
                                        

Attention Please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Suara alunan nanda dari alat musik Biola itu terdengar merdu di pagi hari, seperti sebuah sapaan di pagi hari sekaligus alarm bagi Lee Jeno.

Jeno bangun dan langsung menengok ke kanan dimana langsung terlihat sebuah jendela dari rumah tetangganya.

Sudah hampir sebulan suara itu terus terdengar di pukul setengah tujuh pagi, seorang remaja tetangganya memainkan biola di pagi hari.

" Meow" jeno menoleh, kucingnya bongshik mengeong dan menguap sambil menatap jendela.

" Kau tau dia siapa?" Tanya Jeno pada bongshik, terdengar gila namun bongshik lah satu-satunya teman dirinya.

" Meow"

" Ku anggap jawabanmu iya bongshik" jeno lekas bangun dari ranjang untuk mandi karena setelah ini ia harus berangkat ke sekolah.

Pst!

" Astag-" jeno kaget setelah ia menurunkan bukunya malah di hadang dengan sosok pemuda manis sambil duduk di hadapanya.

" Hai!" Sapanya, jeno menengok ke kanan dan ke kiri, kelas sepi siang ini karena semua murid berada di kantin.

" Aku?" Tunjuk jeno pada diri sendiri.

" Iya, siapa lagi?"

" Ada apa? Siapa kau?"

" Kenalkan aku Na Jaemin, kau boleh memanggilku dengan sebutan nana"

" Kau murid pindahan? Aku baru melihatmu"

" Aku murid lama jeno, kau saja yang tak pernah bergaul" jeno membenarkan letak kaca matanya.

" Maaf, aku seorang introvert jadi tak biaa berbaur dengan yang lain"

" kau kesepian, aku akan menjadi temanmuuuu" Jaemin mencubiti pipi Jeno sampai jeno mengaduh sakit.

" sakit!" jeno mengusap pipinya yang habis di cubit oleh Jaemin.

" aku teman pertamamu jadi kau harus traktir aku makan ramen" Jeno menaikan sebelah alisnya.

" Aku tak tertarik memiliki teman" Jeno kembali membaca bukunya, Namun Jaemin menagambilnya dan

Brak!

Melemparnya ke luar jendela, Jeno menatap Jaemin marah.

" Ayolah, punya teman itu enak lho" Jaemim menarik Jeno keluar kelas dan menuju kantin.

" Apa yang di lakukan jeno?"

"murid aneh"

" gila"

" si cupu kenapa?"

" bisa ke kantin dia? Biasnya di kelas melulu"

Bisikan dari temannya jeno abaikan, Jaemin dengan senang hati menutup telinga Jeno agar tak mendengar bisikan jahat dari temans sekolahnya.

" Mereka jahat sekali" Ucap Jaemin.

" biarkan saja" Ucap Jeno sambil kembali asyik memakan ramennya.

Pulang sekolah biasanya ia memakai sepedanya sendiri namun kali ini ia harus membonceng seseorang di bagian depan sepedanya.

Biar bagaimanapun posisi itu menyakitkan duduk di bagian besi depan sepeda dengan posisi menyamping, beberapa kali Jeno berhenti untuk sekedar membenarkan posisi duduk jaemin.

" Apa sakit?" tanya Jeno.

" Bisa kita berhenti di toko bunga dulu?" tanya Jaemin.

" Baiklah" Jeno membelokan sepedanya dan berhenti di toko bunga.

" tolong belikan aku bunga lily kuning ya, dua batang saja" perintah Jaemin.

" Untuk apa? Kenapa harus aku?"

" Pantat ku sakit aku akan peregangan sebentar, tolong belikan saja itu untuk pajangan di kamarku, bunga lilyku sudah layu"

" baiklah" jeno masuk dan membeli dua tangkai lily.

Jeno sampai di depan rumah jaemin yang ternyata adalah tetangganya.

" Hei! Kau tetanggaku?" Tanya Jeno.

" Apa kau tak menyadarinya?" Jeno menggeleng. " Ayo masuk" ajak Jaemin.

" Aku pulang" Sapa Jaemin sambil membuka pintu.

Clek!

Seorang dari dalam menoleh, dan melihat Jeno berdiri di depan pintu, Jaemin langsung berlari ke kamarnya di lantai dua.

" Ah, kamu jeno ya" Tanya wanita paruh baya yang mengenakan celemek dapur.

" Iya tante"

" temannya Nana?" Jeno mengangguk.

" Iya tante"

" Ke ataslah jika kamu ingin memberi penghormatan pada Jaemin, tolong nyalakan dupanya ya dan taruh saja bunga lilynya di vas berwarna pink" Jeno bingung dengan ucapan wanita di depanya

" Jeno!" Jeno menoleh melihat jaemin di tangga sambil tersenyum, Jeno segera menyusul Jaemin menuju atas.

Jeno masuk kedalam Kamar Jaemin, ada biola, kasur tertata rapih, boneka ryan, boneka pink kecil dan sebuah Memorial dengan foto Jaemin, dupa yang sudah habis, dan bunga lily yang layu.

Ah! Jeno mengerti

Mata sialan.

Kelebihan yang ingin ku hapuskan.

" Terimakasih telah menjadi teman sehari untukku Nana" ucap Jeno, Jaemin tersenyum dan mengangguk.

TBC

Selamat malam jumat, periksalah kolong kasurmu atau lemari pakaianmu.. Pakailah headset jika mendengar suara tangisan..okelah terimakasih sudah baca dan vote jeongmal kamsahamnida!! See u in next chapter pai pai!!


Sunny Pwark. Apr 24, 2020.

Kapal NCT SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang