HAPPY READING 📖
***
"Al, lo udah daftar skripsi?" tanya Dinda, teman satu angkatan Alvasya.
"Udah, Din. Lo udah?" jawab Al, lalu menanyakan kembali pertanyaan Dinda.
"Belum. Lumayan rame tadi kantor kaprodi, jadi besok, deh, gue anter," jelas Dinda.
Alvasya merespon perkataan Dinda hanya dengan anggukan.
"Lo tau Pak Avigan gak, Al? Pernah di ajarin dia, gak, sih, lo?" Dinda bertanya seperti mengajak Al untuk mengghibahi dosennya sendiri.
"Kenal, sih, sama bapaknya, tapi enggak pernah diajarin sama beliau. Kenapa emang?"
"Denger-denger dari mahasiswi angkatan kita sama adik tingkat, katanya Pak Avigan lagi putus cinta, Al," cibir Dinda membuka topik penghibahan pagi ini.
"Eh, serius? Putus cinta kenapa, ya, si Bapak?" Alvasya mulai kepo akan topik mereka sekarang.
Dinda yang sudah semangat 45 bak pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia menjawab dengan heboh, "Katanya, sih, di selingkuhin!"
"Hah? Diselingkuhin siapa?"
"Sama pacarnya, lah, Al, eh mantan, sih, jadinya sekarang. Kasihan, deh, Pak Avigan gue ...," ucap Dinda sendu mengetahui nasib dosen ganteng nya itu.
"Beneran diselingkuhin?" tanya Al.
"Emang Pak Avigan diselingkuhin siapa? Saya ikutan penasaran, nih," timpal yang lain.
"Ihh, sama pacarnya tau, Pak. Sedih, deh, padahal, 'kan, Pak Avigan udah tampan, pinter lagi, bahunya yang pelukable. Duh ... perfect, dah, tapi bisa-bisa diselingkuhin," jelas Dinda.
"Iyah, 'kan Din. Biar gue belum pernah diajarin sama beliau tapi gue ngerasa kasihan, deh." Al membalas ucapan Dinda sendu.
"Hm, saya juga kasihan sama kalian. Cantik-cantik tukang gosip," cibir Pak Avigan, yang juga berhasil membuat kesadaran mereka kembali.
"Ba-bapak?! D-duh so-sorry, Pak. Bukan gitu maksud saya," gagap Al meminta maaf pada Avigan yang sudah berjalan santai menuju ruang dosen.
"Din! Gimana nih?!" gerutu Al dengan panik. Dilihatnya, Dinda masih terpaku di tempatnya. Al tidak tahu saja, jika jantung Dinda sudah jatuh sampai tempat usus.
Sungguh! Ini hal tergila yang mereka lakukan sepanjang kuliah dan baru kali ini juga terciduk sama dosen bersangkutan.
"Din?!" rengek Al yang frustasi gimana nasib semester akhirnya jika sudah seperti ini.
***
"Muka kamu kenapa lecek gitu?" tanya Max yang sudah menunggu Al di parkiran kampusnya.
"Gapapa!" balas Al ketus.
"Kenapa? Nggak keburu daftar, kah?"
"Gapapa, sih! Berisik kamu tuh!" balas Al semakin ketus.
"Yaudah, aku diem."
"Kok diem sih?! Ayo balik!" geram Al dengan tingkah Max yang hanya berdiam diri saja tadi.
"Tadi, 'kan kamu suruhnya diem, ya udah aku diem," balas Max selembut mungkin, agar tidak membuat Al murka di sini.
"Ya nggak gitu juga, konsepnya! Ayo, buruan!" omelnya dan menaiki motor Max.
Max hanya bisa menuruti, agar tidak terkena imbasnya. Dilajukan motornya menuju warung makan untuk mengembalikan mood Al yang sudah hancur lebur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVASYA (ON GOING)
Teenfikce"Ehm, Al, gue mau ngomong sesuatu, nih! Boleh, kan?" "Boleh. Mau ngomong apa?" "G-gue suka sama lo. Lo mau jadi pacar gue, nggak?" *** Alvasya Almeira, seorang mahasiswi jurusan Fisika di salah satu Universitas yang ada di Yogyakarta, harus merasaka...