*HAPPY READING*
.
.
.Gadis itu berjalan menuju kelasnya setelah tadi ia habis mencuci wajahnya yang kusut karna menangis tadi.
Entah kapan dirinya sadar bahwa apa yang diinginkan hatinya tak akan pernah tercapai, rasanya hatinya begitu sakit dan tersiksa apalagi dirinya harus melawan otaknya yang menyuruhnya untuk berhenti.
Dari semua yang terjadi akhir-akhir ini pada dirinya, ada tanda tanya besar yang ingin ia ketahui jawabannya, yaitu 'apa yang telah diperbuat dirinya? Apa dirinya punya salah pada sang pujaan hati? Sehingga Dia begitu membencinya, seakan-akan melihat dirinya saja Dia muak'
Lamunan gadis itu terbuyarkan setelah mendengar suara dari sahabatnya. Ternyata ia baru sadar bahwa dirinya sudah sampai dikelas.
"Darimana saja lo Ly? Bukannya tadi lo mau nyusul kita ke kantin?" tanya siswi yang memiliki nametag 'Riska Amalia'. Siswi itu kesal karna sedari tadi ia dan temannya menunggu Lovely yang tak kunjung datang.
"Emm... Gue ada urusan tadi Ris" jawab Lovely mencoba menutupi kejadian tadi rooftop sekolah.
"Urusan apa? Urusan ngejar si doi yang nggak pernah menghargai usaha lo itu?" tebak Riska seratus persen benar.
Lagian siapa yang tidak tau jika seorang Delilla Lovely tengah mengejar seorang lelaki tampan yang selalu menolaknya dengan kata-kata kasar, tapi seorang Lovely tak pernah menyerah dan berhenti mengejar lelaki itu.
"Hehe iya itu lo tau Ris" jawab Lovely sambil terkekeh.
"Alah gak usah sok-sok an ketawa lo, gue tau lo sebenarnya sedihkan? Gak usah bohong, kita berdua gak bisa lo bohongin" tebak Riska yang lagi-lagi seratus persen benar.
Lovely yang mendengar perkataan Riska itu mendengus kesal. Kenapa dirinya mempunyai teman sejenis Riska yang selalu membuat dirinya kesal. Bagaimana tidak, temannya sedih bukan dikasihanin eh malah di ejek. Dasar teman lakn*t.
"Lo Ris udah tau gue pura-pura senyum tapi malah diledekin. Gak ada akhlak emang, percuma gue tadi nutupin semuanya kalo sama lo di bongkar juga" balas Lovely menggebu-gebu.
Seorang pemuda yang tengah melihat interaksi kedua temannya itu langsung menghentikan perdebatan diantara mereka. Jika tidak, sudah dipastikan mereka berdua tidak akan pernah berhenti. Maklum mereka sama-sama keras kepala, yang satu cerewet dan satunya tidak mau mengalah.
"Udah stop kalian berdua. Ly lo pasti belum makan, bukan? Kan tadi lo nggak ke kantin? Gue anterin lo ke kantin gimana?" tanya pemuda itu pada Lovely.
"Nggak Don, gue gak lapar" jawab Lovely.
"Iya jelaslah nggak lapar, orang udah kenyang makan hati tadi. Lagian lo gimana sih Don, sebentar lagi bel masuk bunyi lo mau dihukum?" Ujar Riska.
"Ris Lo keterlaluan ya, kira-kira dong kalo mau ngomong. Emangnya kenapa kalo gue ngejar Bima? Salah? Lo nggak pernah ada diposisi gue Ris, jadi lo nggak tau gimana rasanya. Lo cuma tau ngomong doang" balas Lovely.
Riska semakin kesal mendengar perkataan Lovely.
"Lo kapan sadarnya sih Ly? Lo itu nggak capek apa ngejar dia? Emang gue nggak pernah ngerasain apa yang lo rasa tapi gue tau apa yang lo rasain" saut Riska.
"Sudahlah Ris, lo nggak boleh ngomong kayak gitu sama Lily. Kita tau lo peduli sama Lily tapi lo juga harus paham kalo ucapan lo itu nyakitin Lily tadi" ujar Doni mencoba melerai.
"Emangnya apa yang lo paham dari tingkah Lily yang seperti ini Doni Respati?" tanya Riska yang muak dengan tingkah kedua temannya itu.
"Gue paham. Gue paham karna gue juga ngerasain apa yang Lily rasain" jawab Doni membuat kedua temannya itu terkejut.
"Iya gue mencintai orang yang gak cinta sama gue bahkan dia cintanya sama orang lain, gue juga berjuang agar dia juga cinta sama gue dan sadar kalo dibelakang dia masih ada gue. Cuma bedanya gue ngelakuin itu secara diam-diam" ungkap Doni.
"Ya ampun kalian berdua ternyata sama aja ya? Sama-sama bucin, mau aja kalian berdua diperbudak oleh cinta yang hanya bikin kalian sakit dan terluka" saut Riska terkekeh. Sepertinya kedua temannya itu sudah bucin akut sampai mau melakukan hal yang membuat mereka tersiksa sendiri. Untung dia tidak seperti itu.
"Lo belum aja ngerasain, kalo udah ngerasain lo akan tau gimana rasanya" jawab Doni.
"Dan gue berdo'a semoga gue nggak kayak kalian berdua. Aminn..." Saut Riska sambil mengadahkan kedua tangannya lalu mengamini sendiri membuat kedua temannya mendengus kesal.
"Tunggu tanggal mainnya aja Ris, gue yakin Allah Maha adil kepada umatnya. Sekarang mungkin belum, tapi suatu hari nanti siapa tau lo yang ada diposisi kita dan lo tau apa yang kita berdua lakukan?" ujar Lovely.
"Apa emang?" tanya Riska penasaran.
"Menertawakan lo" jawab Lovely tertawa dan diikuti oleh Doni. Sedangkan Riska wajahnya sudah memerah karna kesal.
"Udah puas ketawanya?" tanya Riska kesal.
"Sebenarnya belum. Tapi liat lo yang kayak kepiting rebus kita jadi nggak tega, benerkan Don?" Ujar Lovely pada Doni.
"Yoi Ly. Giliran nyindir orang pinter, tapi pas disindir balik malah kesal. Dianya nggak nyadar kalo kata-katanya tadi lebih nyelekit dari perkataan kita barusan" Balas Doni telak.
"Tau ah, terserah kalian" Ucap Riska setelah merasa dirinya kalah telak, lalu melenggang pergi menuju kursinya dibelakang.
Sedangkan Lovely dan Doni hanya bisa menahan tawa melihat tingkah temannya itu. Dirinya yang memulai dan dirinya juga yang mengakhiri.
Dasar Riska.
Bersambung....
Publish: 2 April 2021
Repost: 2 Mei 2024
Gimana guys tanggapan kalian di part ini?Ada yang mau diomongin ke Lovely?
Atau Doni?
Atau si Riska?
Jangan lupa VOTE AND COMMENT NYA guys!!!!!!
See u next part!!!!!!!!!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta Dan Benci
Teen FictionKisah ini membuktikan bahwa roda terus berputar, kadang berada dibawah dan kadang diatas. Menyadarkan hidup tak sepenuhnya tentang cinta, ada saatnya cinta itu tak berguna bila selalu di sia-siakan. Cinta dan Benci. Dua kata yang berbeda dan rasa ya...