*HAPPY READING*
.
.
.
.
.Bel pulang menggema diseluruh penjuru sekolah. Semua siswa-siswi berbondong-bondong keluar dari kelas tak terkecuali bagi ketiga cowok yang tengah berjalan di Koridor sekolah menuju kearah parkiran.
Langkah mereka terhenti saat ada satu siswi yang tengah berada didepan mereka.
"Bim, aku boleh nggak pulang sama kamu?" ujar siswi itu agak malu karna juga dilihat oleh Genta dan Sam, teman dari Bima.
Sedangkan sang empu hanya diam tanpa menjawab pertanyaan siswi itu. Kedua teman Bima hanya memandang mereka biasa, karna ini sudah pemandangan yang biasa mereka lihat setiap hari. Lovely yang mengejar Bima.
Dunia memang sudah terbalik, sekarang kebanyakan cewek mengejar cowok.
"Bro kita tunggu di parkiran" ucap Genta pada Bima dan melangkah pergi diikuti oleh Sam.
Bima masih diam, ia sangat benci dengan gadis didepannya ini. Ia sangat muak, tapi ia juga tidak bisa menyuruh gadis itu pergi karna dirinya harus menyelesaikan apa yang belum terselesaikan.
"Bima aku tanya sama kamu?" ujar Lovely.
"Nggak bisa" jawab Bima.
"Kenapa Bim? Bukankah kamu nggak mau aku menjauh, terus kenapa sekarang kamu nggak mau nganterin aku pulang?" saut Lovely kecewa.
Bima menaikkan satu alisnya saat mendengar perkataan dari Lovely, sepertinya gadis didepannya ini tak mengerti apa yang dikatakan olehnya tadi di rooftop sekolah.
"Lo lupa apa yang gue ucapkan terakhir kali di Rooftop? Kalo lo lupa? biar gue ulangin, gue mau lo tetap bertahan tapi gue nggak akan pernah memberi lo kesempatan untuk mendekat. Paham?" jelas Bima mampu membuat Lovely terdiam kaku.
Sakit. Itu yang ia rasakan sekarang.
Apa ia salah mengambil keputusan? Tapi ini yang diinginkan oleh hatinya.
"Hmm ya aku paham, tapi aku hanya ingin mencoba. Siapa tau kamu berubah pikiran dan mau memberiku kesempatan untuk mendekat, namun ternyata kamu tak memberikan kesempatan itu" balas Lovely mencoba menguatkan hatinya.
Bima yang mendengar itu tertegun. Se-cinta itukah gadis ini padanya?
"Syukur kalo lo paham" Ujar Bima lalu pergi meninggalkan Lovely dengan hati yang terluka.
Lovely hanya diam membeku melihat kepergian orang yang telah berhasil membuatnya jungkir balik karna mencintainya.
Apa tak ada sedikitpun harapan untuknya? Padahal dirinya sudah rela tidak membawa mobil supaya bisa diantar Bima pulang, tapi itu hanya sebuah rencana dan tak pernah menjadi nyata.
'Manusia hanya bisa berencana saja namun Tuhan yang menentukan semuanya'
Lovely melangkah kakinya menuju gerbang, sepertinya dirinya akan pulang naik ojek. Hingga sebuah suara menghentikan langkahnya.
Saat menoleh ia dapat melihat Doni, sahabat lelaki satu-satunya tengah berjalan menghampirinya.
"Ly, lo nggak bawa mobil kan?" Tanya Doni yang dibalas gelengan oleh Lovely.
"Yaudah pulang bareng gue kalo gitu, kebetulan gue ada perlu dan jalannya searah dengan rumah lo" Ucap Doni. Lovely hanya mengangguk dan mengikuti langkah Doni ke parkiran.
Setelah sampai di parkiran, Lovely melihat Bima tengah duduk di motornya bersama kedua temannya. Disana Bima terlihat tengah tersenyum bersama Genta dan Sam, ternyata Dia masih bisa tersenyum setelah Dia berhasil menyakiti hatinya tadi di Koridor sekolah.
"Ly, ayo naik!" ucap Doni menginterupsi Lovely yang melamun melihat Bima.
Lovely yang mendengar itu terkejut namun setelah itu ia naik ke motor dan duduk dibelakang Doni, lalu motor itu melaju meninggalkan parkiran sekolah. Dan tanpa disadari oleh Lovely, Bima memperhatikannya dengan tatapan penuh arti.
"Bro lo liat apa?" tanya Sam saat melihat Bima menatap gerbang sekolah intens.
"Ha? Enggak kok. Ayo kita pulang" Ujar Bima lalu men-starter motornya kemudian melaju meninggalkan parkiran dan diikuti oleh kedua temannya dari belakang.
'Hati memang penuh teka-teki, maka pahami dulu hati, sebelum nanti dirimu menyakiti diri sendiri'
15 maret 2021.
Repost: 4 Mei 2024
Bersambung.....
Gimana part ini menurut kalian?Jangan lupa VOTE AND COMMENT NYA guys!!!!!
See u next part!!!!!!!!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta Dan Benci
Teen FictionKisah ini membuktikan bahwa roda terus berputar, kadang berada dibawah dan kadang diatas. Menyadarkan hidup tak sepenuhnya tentang cinta, ada saatnya cinta itu tak berguna bila selalu di sia-siakan. Cinta dan Benci. Dua kata yang berbeda dan rasa ya...