ACDB-6

14 5 1
                                    


Perkataan Lovely mengejutkan mereka, termasuk Bima namun dengan cepat Bima mengendalikan diri dan kembali menampakkan wajah datarnya.

Sedangkan tanpa mereka sadari ada satu orang diantara mereka yang merasakan sakit hati dengan perkataan dari Lovely.

'Ly, segitu cintanya kah lo sampe mau nurunin harga diri lo demi dia?' batinnya sambil mengepalkan tangannya.

---------

Lovely menatap Bima intens, menunggu jawaban dari sang pujaan hati tanpa peduli jika ucapannya barusan mengejutkan mereka yang berada di satu meja tersebut.

Bima membalas tatapan Lovely tak kalah intens, menatap manik mata hitam perempuan itu yang selalu menatapnya penuh cinta. "Buat gue cinta sama lo, itupun kalo lo bisa."

Tidak hanya Lovely, mereka yang berada di meja dibuat terkejut oleh perkataan Bima. Tak percaya jika kata itu yang keluar dari mulut Bima.

Lovely menepuk pipinya, takut jika apa yang terjadi saat ini hanya sebuah mimpi, namun rasa perih di pipinya membuktikan jika ini bukan mimpi, ini nyata!

Setelah sadar dari keterkejutannya, Lovely kembali menatap Bima, berbeda dengan tadi, kali ini Lovely menatap Bima penuh binar bahagia, bahkan Bima bisa melihat manik mata hitam itu berkaca-kaca. 'apakah sebahagia itu kah dia, hanya dengan ucapan yang ia lontarkan tadi?'

"Bima, aku nggak salah denger kan?" Lovely berharap Bima mengiyakannya. Sudah dari lama Lovely menantikan hal ini, orang yang selama ini ia kejar mau memberinya kesempatan.

Bima berdehem, dibawah meja tangannya terkepal mencoba mengendalikan diri, "gue rasa lo nggak tuli Lovely."

Terdengar kasar memang, tapi bagi Lovely itu tidak masalah, dengan Bima memberinya kesempatan saja itu sudah cukup membuat ia bahagia.

Sedangkan mereka yang mendengar dan memperhatikan kejadian tersebut hanya diam, speechless, masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Hingga pelayan kantin datang untuk mengantarkan pesanan mereka dan meletakkannya diatas meja.

"Terimakasih mbak!" ucap Lovely senang yang dibalas anggukan oleh pelayan kantin tersebut.

Suasana menjadi canggung setelah kepergian pelayan kantin, namun tidak dengan Lovely yang masih terlihat bahagia dengan perkataan Bima. Bahkan gadis itu terlihat bersemangat memakan makanannya.

"Bima mau nggak? Ini enak banget." Lovely menyodorkan sendok yang sudah terisi pentol bakso yang sudah ia belah tadi kearah Bima, berharap Bima mau menerima suapannya.

Bima menatap datar Lovely. "Jangan melangkah terlalu jauh Lovely, gue hanya beri lo kesempatan bukan berarti gue nerima lo." Setelah mengucapkan kata tersebut Bima melanjutkan makanannya tanpa peduli dengan ucapannya yang menyakiti Lovely.

Sakit. Itu yang dirasakan Lovely sekarang, ia kira hati Bima sudah sedikit mencair, namun nyatanya masih sama, hati Bima terlalu beku untuk dicairkan.

Menghela nafas pelan, dengan kecewa Lovely menarik kembali sendok yang ia sodorkan ke arah Bima, menyuapkan sendiri kedalam mulutnya, bakso yang tadi terasa enak kini terasa begitu hambar.

Brak!

Mereka dibuat kaget oleh perbuatan Doni yang menggebrak meja, bahkan kini semua mata memandang kearah meja pojok kantin yang ditempati mereka.

Lovely yang juga kaget pun menatap kearah Doni bingung, pemuda tersebut terlihat sedang emosi dengan tangan masih terkepal diatas meja menatap Bima marah.

"Lo keterlaluan Bima! Lily cinta lo, bukan berarti lo bisa seenaknya sama dia!" Marah Doni menggebu, sebagai sahabat dekatnya Lovely dirinya tidak terima sahabatnya itu disakiti oleh lelaki brengsek seperti Bima.

Bima menatap datar Doni. "Lo nggak ada hak ngomong gini ke gue!" jawab Bima tersenyum sinis kearah Doni.

Doni mengepalkan tangannya emosi mendengar jawaban dari Bima. "Gue sahabat Lily! Gue nggak terima sahabat gue disakitin sama cowok brengsek kayak lo!

Mendengar itu Bima hanya terkekeh sinis, sedangkan Lovely berdiri dari duduknya berusaha untuk menghentikan perbuatan sahabatnya itu, karena sekarang mereka menjadi pusat perhatian dari murid yang berada di kantin.

"Stop Don! Gue gapapa kok." Lovely memegang tangan Doni mencoba menenangkan sahabatnya itu.

Doni beralih menatap Lovely kesal, "kenapa Lo masih ngebelain cowok brengsek kayak dia, Ly! Sadar Ly! Dia itu udah nyakitin Lo!

"Yang dikatakan Doni bener Ly! Bima udah sering nyakitin Lo! Seharusnya Lo sadar dan berhenti ngejar dia!" bela Riska, sedari tadi Riska juga merasa emosi dengan perlakuan Bima kepada Lovely.

Lovely menggelengkan kepalanya pelan, menatap kedua sahabatnya memohon. "Gue beneran gapapa, ini keputusan gue buat ngejar Bima. Udah ya, malu kita diliatin banyak murid."

"Tapi Ly-" ucapan Doni langsung dipotong oleh Lovely.

"Please, Don." Doni yang melihat itu hanya menghela nafas kasar, kesal namun dirinya tidak tega melihat tatapan memohon dari Lovely.

"Lo denger apa yang dikatakan sahabat Lo itu kan? Itu keputusan dia, gue nggak ada nyuruh dia ngejar gue. Dan bagaimana sikap gue ke Lovely, itu urusan gue sama dia. Ingat! Lo cuma sahabat, Lo nggak punya hak!" ucap Bima sinis.

Setelah mengatakan itu, Bima berdiri dari duduknya kemudian melangkah meninggalkan kantin tersebut yang diikuti oleh kedua temannya dari belakang.

Doni yang mendengar perkataan Bima menggenggam tangannya kuat, semua yang dikatakan oleh Bima benar dan Doni benci itu.

Suasana kantin kembali semula setelah kepergian Bima dan kedua temannya, walaupun masih ada beberapa orang yang mencuri pandang kearah mereka, penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi tadi.

"Maaf." Doni mengalihkan tatapannya kearah Lovely yang tengah menunduk.

Menghela nafas kasar, Doni menepuk pelan punggung Lovely. "Lo nggak salah Ly. Sorry karna gue ikut campur tadi."

Lovely mendongak dan langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak bukan gitu Don, gue tau Lo ngelakuin itu karna Lo mau ngebelain gue. Tapi ini keputusan gue ngejar Bima, Don."

"Ly, Lo kapan sadarnya sih! Bima itu nggak cinta sama Lo, dia cuma mau mainin Lo! Cinta boleh, tapi jangan bodoh Ly!" Kesal Riska yang sedari tadi melihat sikap sahabatnya itu.

Lovely menghembuskan nafas pelan, "gue tau, gue juga sadar, tapi gue sayang banget sama Bima. Gue mohon kalian berdua ngertiin gue, Bima sekarang udah mau ngasih kesempatan buat gue dan itu peluang besar buat gue untuk dapetin Bima."

"Ini yang gue tunggu-tunggu dari dulu, sekarang gue hanya perlu buat Bima cinta sama gue dan gue yakin itu akan terjadi tidak lama lagi." lanjut Lovely.

Riska memutar bola matanya kesal. "Terserah Lo Ly! Capek ngomong sama orang yang udah bucin."

Sedangkan Doni hanya diam mendengar perkataan dari Lovely, sambil menahan rasa sesak di hatinya mendengar dan melihat secara langsung sebesar apa cinta Lovely untuk Bima.

Dalam hati Doni ingin berada di posisi Bima saat ini, dirinya berjanji tidak akan pernah menyakiti Lovely. Karena ia tidak mungkin menyakiti sahabat sekaligus orang yang ia cintai secara diam-diam selama ini.

Jika Lovely mengungkapkan cintanya secara terang-terangan kepada Bima, namun tidak bagi Doni, ia harus menyimpan rapat rasa cintanya agar persahabatan mereka tidak hancur, walaupun dirinya harus menyaksikan secara langsung bahkan menjadi saksi perjuangan Lovely mengejar Bima.

'kapan Lo sadar Ly? Gue sayang lo. Bukan sebagai sahabat tapi sebagai seorang lelaki yang menyayangi pujaan hatinya.'









Publish: 11 mei 2024.


Bersambung.....

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

SEE YOU NEXT PART!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Cinta Dan BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang