*HAPPY READING*
.
.
.
.
.Motor sport itu berhenti di depan gerbang rumah minimalis namun bergaya modern tersebut.
Seorang gadis menuruni motor sport dari belakang, ia membuka helmnya dan memberikan kepada pemuda yang telah mengantarkan dirinya pulang.
"Thank's Don" ujar Lovely tersenyum dan itu mampu membuat pemuda didepannya terpesona.
"Iya Ly" jawab Doni setelah tersadar dari terpesonanya.
"Yaudah gue masuk duluan ya, take care dijalan Don" ucap Lovely Tanpa menunggu balasan dari Doni dan langsung masuk kedalam rumahnya.
Melihat itu Doni hanya bisa menghela nafas, apakah dirinya akan terus seperti ini? Menjadi pengagum rahasia dari sahabatnya? Entahlah, ia masih belum siap mengungkapkan perasaannya.
Doni kembali menaiki motor sport-nya dan melaju meninggalkan rumah Lovely berbalik arah untuk pulang ke rumahnya. Sebenarnya ia tidak memiliki urusan apapun, ia berbohong agar bisa mengantar Lovely pulang karna jika tidak begitu, sahabatnya itu tidak akan mau diantar olehnya sebab rumah Lovely dan rumahnya berlawanan arah.
°•Antara Cinta Dan Benci•°
Bima menghentikan motor sport nya didepan rumahnya dan tidak lama kedua temannya menyusulnya.
Hari ini ia dan kedua temannya berkumpul di rumahnya, memang mereka sudah merencanakan itu tadi malam dan hari ini adalah jadwal berkumpul di rumahnya.
Bima menaruh helmnya dan melangkah menuju pintu rumahnya dan diikuti oleh kedua temannya. Sebelum ia mengetuk pintu itu, pintu terbuka dan memperlihatkan wanita paruh baya yang tengah menyambutnya dengan senyum ramahnya.
"Assalamualaikum Bun?" ucap Bima lalu mencium tangan sang Bunda dan diikuti oleh kedua temannya.
"Wa'alaikum Salam" jawab Bunda Gia.
"Ayo masuk, Bunda ambilin minuman sama cemilan buat kalian" lanjut Bunda Gia.
"Terimakasih Bunda" jawab Genta dan Sam.
Mereka masuk dan duduk di ruang tamu sedangkan Bima pergi keatas untuk mengganti seragamnya sedangkan sang Bunda pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan cemilan.
Bima masuk kedalam kamarnya dan menggantung tas nya kemudian mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana selutut. Ia menghela nafas, hari ini begitu melelahkan untuknya karna ia harus menghindar dari gadis yang sudah hampir sebulan ini mengejarnya.
Mungkin orang benci kepadanya saat melihat sikapnya terhadap Lovely, tapi ini yang harus ia lakukan yaitu menghindar. Jika tidak, ia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menghancurkan gadis tersebut.
Dirinya benci dengan semua yang terjadi saat ini, ia mencoba melupakan rasa sakit itu tapi objek yang membuat ia merasakan sakit selalu mengejarnya, selalu mendekat kepadanya.
Memikirkan itu semua membuat Bima sakit kepala, sepertinya berada dalam kesepian membuat pikirannya berjalar kemana-mana. Ia harus segera turun kebawah dan berkumpul bersama kedua temannya, setidaknya bila bersama mereka pikirannya teralihkan.
°•Antara Cinta Dan Benci•°
Bunda Gia datang bersama Bi Sarah membawa cemilan dan minuman lalu meletakkannya ke atas meja kemudian ikut duduk di sofa bersama kedua teman putranya.
"Terimakasih Bun, maaf udah ngerepotin" ujar Genta tersenyum sopan.
"Iya sama-sama. Nggak ngerepotin kok, malahan Bunda seneng kalo kalian berdua main kesini biar Bima nggak ngelamun terus" jawab Bunda Gia yang khawatir dengan sikap putranya yang berubah.
"Tenang aja Bun, kita selalu ada buat Bima apalagi dengan kondisi Bima saat ini. Kita akan selalu support agar Bima bisa melupakan kesedihannya" saut Sam tersenyum.
Bunda Gia tersenyum mendengar perkataan dari kedua teman putranya, anaknya begitu beruntung memiliki teman yang begitu menyayanginya.
"Gimana Bima disekolah?" tanya Bunda Gia.
"Biasa aja kok Bun, cuma Bima selalu menghindar bila ada perempuan yang mendekatinya. Terutama gadis yang bernama-" ucapan Genta terhenti saat mendengar suara Bima.
"Kalian lagi bicarain apa?" ujar Bima sambil melangkah mendekati kedua temannya dan sang Bunda kemudian ikut duduk di sofa.
"Eh? Nggak kok, tadi Bunda cuma nanya, gimana kalian disekolah? Takutnya putra Bunda ini bolos" jawab Bunda Gia sedikit berbohong.
"Itu bukan sifat aku Bun" saut Bima terkekeh.
"Syukurlah kalo gitu sayang" balas Bunda Gia.
"Yaudah Bunda pergi keatas dulu, Bunda gak mau ganggu quality time kalian" lanjut Bunda Gia kemudian pergi meninggalkan Bima dan kedua temannya.
"Bim?" Panggil Sam.
"Hmm"
"Kenapa lo nggak coba buka hati lo buat Lily? Gue liat, Lily itu emang beneran cinta sama lo"
Perkataan Sam mampu membuat hati Bima lagi-lagi merasakan bimbang. Kenapa ia merasa alam semesta selalu menghubungkan dirinya dengan gadis itu? Ia sudah lelah menghindar, apa ini adalah takdir untuk dirinya melakukan apa yang selalu terlintas dipikirannya? Tapi apa keputusannya ini adalah benar?
Lamunan Bima terbuyarkan saat ia merasakan ada yang menyentuh pundaknya, dan orang itu adalah Genta.
"Lo gakpapa?" tanya Genta khawatir saat melihat Bima melamun setelah mendengar ucapan Sam tadi.
"Gue gakpapa" jawab Bima.
Bima menghela nafas, ia sudah memutuskan bahwa ia akan melakukan apa yang ia pikirkan sekarang, lagi pula setiap kali ia menghindar, semua itu tetap percuma jika hal yang mengingatkan dirinya selalu datang tanpa di undang.
"Gue akan coba" lanjut Bima yang mampu membuat kedua temannya terkejut.
"Maksudnya?" tanya Sam yang masih belum mengerti apa yang dikatakan oleh Bima.
"Gue akan coba memberi Dia kesempatan" jawab Bima yang lagi-lagi membuat kedua temannya terkejut.
"Lo yakin Bim?" tanya Genta tidak yakin dengan perkataan yang diucapkan oleh Bima.
"Ya, gue yakin" jawab Bima sambil memandang kedepan, menerawang apa yang selanjutnya akan terjadi setelah ia mengambil keputusan ini.
'jika takdir terus menerus memaksaku untuk dekat dengannya, berarti takdir juga mendukungku untuk membalas semuanya'
21 Maret 2021.
Republish: 6 mei 2024
Bersambung......
Jangan lupa VOTE AND COMMENT-NYA guys!!!!!
See u next part!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta Dan Benci
Ficção AdolescenteKisah ini membuktikan bahwa roda terus berputar, kadang berada dibawah dan kadang diatas. Menyadarkan hidup tak sepenuhnya tentang cinta, ada saatnya cinta itu tak berguna bila selalu di sia-siakan. Cinta dan Benci. Dua kata yang berbeda dan rasa ya...