*HAPPY READING*
.
.
.
.
.Hari ini langit begitu cerah, sama seperti suasana hati seorang gadis yang kini sedang berjalan santai menuju kelasnya. Ia pun tersenyum sambil membalas sapaan dari beberapa murid yang dikenalnya.
Lovely atau yang biasa dipanggil Lily itu masuk ke dalam kelas yang sudah terdapat beberapa orang yang datang. Sekarang masih pukul 06.30 wib jadi sebagian murid masih ada yang belum datang.
Lovely meletakkan tas nya lalu duduk di kursinya yang terletak di bangku nomor 2 dari belakang. Lovely bukan termasuk anak rajin dan juga bukan anak yang suka bolos, gadis itu seperti murid pada umumnya yang kadang rajin jika sedang rajin dan sebaliknya akan bolos jika sedang malas.
Menyandarkan punggungnya ke kursi, Lovely kembali mengingat percakapannya dengan Bima, lelaki yang sudah lama ia kejar.
Abimanyu Gatra, pemuda tampan yang mampu membuat Delilla Lovely jatuh cinta, untuk pertama kalinya Lovely merasakan jatuh cinta kepada seorang lelaki namun sayang Lovely juga harus merasakan rasa sakit dan kecewa untuk pertama kalinya karena orang yang dia sukai selalu menolaknya.
Lovely mengenal Bima sejak masih SMP, waktu itu ia sedang panik karena pada awal masuk sekolah dirinya lupa membawa bolpoin, Lovely malu untuk meminjam pada teman sekelasnya karena belum kenal satu sama lain.
Dan pada saat itulah seorang pemuda tampan yang duduk bersebrangan dengannya menyodorkan bolpoin kearahnya sambil tersenyum, sesaat Lovely terpesona namun dengan secepatnya ia menyadarkan diri dan mengambil bolpoin tersebut lalu mengucapkan terimakasih.
Sejak saat itu Lovely mengagumi sosok Bima yang ramah dan baik hati dan kejadian itu merupakan kenangan indah yang akan selalu Lovely ingat. Sederhana namun sangat berharga bagi Lovely.
Dulu sikap Bima begitu ramah, namun 2 Minggu setelah kejadian itu Bima berubah, sikapnya yang ramah berubah dingin, tidak ada senyuman yang biasanya membuat Lovely terpesona, Bima menjadi sosok yang tak tersentuh, dingin dan datar.
Lamunan Lovely buyar saat kedua temannya datang mengejutkannya. "Pagi-pagi udah ngelamun aja Ly, pasti ngelamunin si doi tuh."
Lovely memutar bola matanya kesal mendengar perkataan dari Riska, seperti biasa temannya yang satu itu selalu menyindirnya, kadang Lovely merasa Riska adalah musuh yang merangkap jadi temannya.
"Ini masih pagi Riska, jangan mulai." tegur Doni.
"Lo tuh selalu ngebelain Lily, Don. Apa jangan-jangan lo suka ya sama Lily?" tuduh Riska kesal.
"Apaan sih Ris, jangan ngawur! Gue cuma nggak mau kalian tuh berantem, capek gue liatnya." sanggah Doni setelah tadi sempat terdiam dengan perkataan Riska.
Riska tak menjawab, ia hanya mendumel kesal dan duduk di kursinya. Sedangkan Doni juga ikut duduk di kursinya yang berada disebelah Lovely. Iya, Doni sebangku dengan lovely sedangkan Riska duduk dibelakang Doni bersama Lia yang tidak begitu akrab karena gadis itu termasuk orang yang introvert.
Bel masuk berbunyi, beberapa menit kemudian guru datang dan pelajaran pun berlangsung kondusif walau ada sebagian murid yang memilih tidur karena mengantuk, ada juga yang sedang bisik-bisik mungkin bergosip dan sebagian lagi adalah murid rajin yang memilih mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama guru didepan yang sedang menjelaskan.
°•Antara Cinta Dan Benci•°Bel istirahat berbunyi, membuat semua murid bernafas lega termasuk dengan Lovely dan kedua temannya yang kini sedang merapikan alat tulisnya yang ada diatas meja, bersiap untuk pergi ke kantin.
"Ayo cepet! nanti nggak dapet tempat duduk di kantin." pinta Riska, pasalnya kantin akan penuh di jam istirahat.
"Iya ini udah, ayok!" Lovely berdiri kemudian berjalan mendahului Riska dan Doni karena merasa perutnya lapar.
Riska dan Doni menyusul dibelakangnya, Doni yang diam sedangkan Riska yang mendumel karena Lovely yang berjalan terlalu cepat.
Di kantin ternyata memang sudah penuh dengan murid yang mengantri untuk memesan makanan, bahkan tidak ada kursi kosong lagi, membuat mereka bertiga mendengus kesal.
Ini bukan satu-satunya kantin di SMA Tunas Bangsa, masih ada kantin lain yang berada di lantai 2, namun kebanyakan murid memilih kantin ini karena lebih lengkap.
Pandangan Lovely menyusuri area kantin hingga netranya berhenti di meja paling pojok, disana terdapat 3 orang pemuda yang sedang duduk, namun netra Lovely hanya tertuju pada pemuda yang tengah fokus bermain ponsel. Seakan sadar ada yang memperhatikannya, pemuda tersebut mengalihkan pandangannya hingga mereka berdua saling bertatapan.
Tanpa sadar Lovely tersenyum lalu melangkahkan kakinya menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri pemuda yang kini juga menatap Lovely dengan datar.
"Ly, mau kemana? Kantin penuh, nggak ada kursi kosong lagi." Tidak ada jawaban dari sang empu, Riska dan Doni hanya mengikuti Lovely dari belakang.
Hingga langkah Lovely berhenti tepat di meja yang di isi oleh 3 orang pemuda. Riska dan Doni yang menyadari hal itu hanya menghela nafas kasar.
"Hai, Bim? Kita boleh nggak duduk disini? Kebetulan nggak ada kursi yang kosong." tanya Lovely hati-hati karena sekarang ia sedang berbicara dengan sang pujaan hatinya.
Gugup. Itulah yang dirasakan oleh Lovely, namun ia memberanikan diri, selain karena dirinya merasa lapar, Lovely juga ingin menghabiskan waktu dengan Bima, walau hanya sebatas melihat Bima dari dekat saja, namun itu sudah mampu membuat Lovely senang.
Sedangkan Bima hanya diam, menatap datar Lovely tanpa minat. Sebelum mengucapkan satu kata yang langsung membuat Lovely kesenangan. "Terserah."
Dengan secepat kilat Lovely duduk tepat didepan Bima, "Riska, Doni ayo duduk!" Riska dan Doni saling pandang lalu dengan canggung duduk di kursi yang kosong, bagaimana tidak canggung, mereka sekarang sedang menjadi pusat perhatian di kantin, karena duduk semeja dengan mostwanted sekolah.
Dalam hati Riska dan Doni memuji mental Lovely karena berani mengejar Bima yang merupakan ketua basket sekaligus mostwanted sekolah. Bahkan mereka berdua sering melihat Lovely yang mendapatkan surat ancaman dari fans Bima yang tidak menyukai Lovely yang selalu mengejar idolanya.
Tak berselang lama Pelayan kantin datang mengantarkan pesanan dari Bima dan teman-temannya. Kemudian Lovely dan kedua temannya memesan makanan yang dicatat oleh pelayan kantin tersebut.
Suasana kembali canggung setelah kepergian pelayan kantin tersebut, namun tidak berlaku pada Lovely yang sedari tadi masih menatap Bima dengan terang-terangan.
"Berhenti natap gue terus!" Bima jengah dengan gadis didepannya yang tak henti-hentinya menatap dirinya sedari tadi.
Bukannya kesal atau marah, Lovely malah tersenyum karena pemuda didepannya ini mau berbicara dengannya. Sebucin itu Lovely.
"Kenapa Bim? Bima salting?" tanya Lovely dengan percaya dirinya membuat Riska dan Doni merutuki diri melihat kelakuan sahabatnya itu.
Bima mendengus, "jangan harap!"
Hening. Jujur Lovely sakit hati mendengar jawaban dari Bima, namun ia menguatkan diri sebelum kembali menebarkan senyum manisnya. "Kapan Bima bisa cinta sama aku?"
Perkataan Lovely mengejutkan mereka, termasuk Bima namun dengan cepat Bima mengendalikan diri dan kembali menampakkan wajah datarnya.
Sedangkan tanpa mereka sadari ada satu orang diantara mereka yang merasakan sakit hati dengan perkataan dari Lovely.
'Ly, segitu cintanya kah lo sampe mau nurunin harga diri lo demi dia?' batinnya sambil mengepalkan tangannya.
Publish: 9 mei 2024
Bersambung.....
Gimana? Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta Dan Benci
Teen FictionKisah ini membuktikan bahwa roda terus berputar, kadang berada dibawah dan kadang diatas. Menyadarkan hidup tak sepenuhnya tentang cinta, ada saatnya cinta itu tak berguna bila selalu di sia-siakan. Cinta dan Benci. Dua kata yang berbeda dan rasa ya...