01

1.4K 225 64
                                    

"Kenapa bisa ada kucing disini ?"

(Name) memangku seekor kucing berwarna jingga kecoklatan yang baru saja ia temukan. Kucing itu terlihat kurus, kotor, dan ada beberapa luka di tubuhnya.

Tapi jika dilihat, kucing ini bukan tipe kucing liar pada umumnya. Dilihat dari bulunya yang tebal dan halus, bentuk telinga yang cantik, mata yang cerah, dan ukuran tubuh yang cukup besar. Bisa dilihat kucing ini adalah jenis kucing yang bagus.

Gadis itu berpikir bahwa kucing ini kemungkinan dibuang oleh pemiliknya kesini.

Kasihan sekali.

Padahal kucing ini tipe yang bagus. Kalau di pasarkan bisa sangat mahal. Mungkin pemilik sebelumnya adalah orang kaya, makanya bisa buang kucing yang bisa senilai jutaan ini.

"Baiklah, mari kubawa kau pulang ke rumah,"

(Name) menggendong kucing tersebut dengan hati-hati. Kemudian ia membawa kucing tersebut ke rumahnya yang tak jauh dari sana.

Daripada dibiarkan terlantar di jalan, lebih baik dibawa pulang. Kebetulan (name) menyukai kucing dan pernah memelihara banyak kucing. Sayangnya sebagian kucingnya ada yang kabur, ada juga yang mati karena kecelakaan.

Sayang sekali

---

Sesampainya di rumah, (name) meletakkan tas belanjanya di dapur terlebih dahulu. Kemudian membawa kucing tersebut ke kamar mandi untuk dimandikan.

Memang benar kucing rumahan. Kucing ini saat dimandikan tidak banyak gerak-gerik seperti kebanyakan kucing lainnya. Bahkan ia menikmati usapan tangan (name) saat mengusap kepalanya dengan sabun.

Saat (name) ingin mengusap bagian perut, tiba-tiba..

"MEEEOOONGG!!"

Lah kok ngamuk?

Kucing itu tiba-tiba memberontak. Gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk menahan pergerakan kucing tersebut. Tapi kucing itu tetap saja memberontak.

Air dalam bathup pun terciprat kemana-mana. Baju (name) pun jadi basah semua. Bahkan bagian atasnya sudah membentuk tubuhnya.

Seketika kucing tersebut terdiam. Ia berhenti memberontak. Ia melepaskan diri dari genggaman (name) kemudian berbalik membelakangi gadis itu.

"Ya ampun.. Kucing yang aneh.." Ucap (name).

Gadis itu bingung. Tadi tenang, tiba-tiba memberontak, sekarang tenang lagi.

Baiklah sekarang bajunya sudah basah semua. Mana sekarang ia sedang memakai pakaian berwarna putih. Setelah ini ia harus mengganti pakaiannya.

"Baiklah sepertinya mandinya sampai sini dulu," Ucap (name). Ia pun mengangkat kucing tersebut keluar dari bathup dan memakaikannya handuk.

Setelah itu ia membawa kucing itu ke kamarnya untuk dipakaikan obat. Sebelum itu ia mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Kucing tersebut yang melihat (name) tengah ganti baju pun langsung ngamuk.

"MEEEOOOONGG!"

Bantal yang ada di dekat kucing tersebut pun dilempar hingga mengenai punggung (name).

"Astaga ada apa dengan kucing ini?"

(Name) berusaha menghindari dari lemparan bantal yang dilakukan oleh kucing itu. Ia juga jadi harus buru-buru mengganti pakaiannya.

Setelah mengganti pakaiannya. Ia pun mendekati kucing tersebut.

"Hei ada apa?" Ucap (name) sambil mengangkat tubuh kucing tersebut.

"MEEOONGG MEEOOONGG!"

Mata kucing itu dari tadi memang terpejam. Jadi ia tidak menyadari kalau (name) sudah selesai dengan urusan ganti bajunya. Alhasil ia masih saja memberontak di tangan (name).

"Baiklah.. Terpaksa harus begini dulu.."

BLETAK

(Name) memukul sedikit kepala kucing tersebut agar diam dan ternyata berhasil. Kucing itu diam dan mulai membuka matanya.

"Sekarang mari obati lukamu dulu," Ucap (name) sambil meletakkan kembali kucing tersebut ke atas ranjangnya kemudian mengambil kotak obat di lemari.

Dengan perlahan ia mengobati beberapa luka yang ada di kaki dan tubuh kucing tersebut. Kucing tersebur hanya diam menurut. Namun matanya terus saja memandangi wajah (name) yang nampak serius.

"Baiklah sudah selesai,"

Kucing tersebut melihat kakinya yang sudah diperban kemudian kembali menatap (name) yang sekarang sedang membereskan peralatan obat.

(Name) merasa bersyukur karena sempat belajar kedokteran hewan walaupun tidak sampai lulus. Hanya sampai magang, itupun tidak selesai. Alasannya? Kekurangan biaya.

Sejak berhenti dari pendidikannya. Ia bekerja di salah satu cafe untuk menyambung hidupnya. Keluarga? Entahlah.. Mereka sudah menghilang sejak 2 tahun yang lalu.

"Baiklah, apa kamu lapar?" Tanya (name).

Kucing itu mengangguk.

Tunggu?

Apakah kucing itu mengerti bahasa manusia?

Sudahlah lupakan saja. (Name) membawa kucing tersebut ke dapur. Untungnya ia masih menyimpan sebungkus makanan kucing. Masih cukup sampai besok.

(Name) mengambil mangkuk dan menuangkan makanan kucing tersebut ke mangkuk tersebut.

Kucing itu makan dengan lahapnya. Bahkan terkesan sangat beringas. Dalam sekejap makanan tersebut pun habis tak bersisa.

"Sudah berapa lama kamu dibuang sampai begini ?" Ucap (name). Betapa kejamnya orang yang membuang kucing semanis ini.

Kucing itu berjalan mendekati (name). Gadis itu pun langsung menggendongnya dan membawanya kembali ke kamar.

---

Malam harinya (name) tidur di temani oleh kucing tersebut. Kasur dengan tipe single size itu cukup untuk mereka berdua.

Kamar (name) saat tidur tidaklah begitu terang. Hanya ada pencahayaan lampu kuning yang tidak begitu terang. Karena (name) sendiri tidak suka ruangan yang terlalu gelap, namun tidak bisa tidur jika ruangan terang. Alhasil ia memaki lampur tidur berwarna kuning ini.

(Name) mengubah posisinya menghadap ke kucing tersebut. Namun ia merasa seperti ada yang berbeda. Seperti ada seseorang yang sekarang sedang berada di sampingnya.

Gadis itu mencoba meraba yang ada di sampingnya. Ia merasa tangannya seperti sedang menyentuh tubuh dan wajah manusia.

Ini aneh...

Akhirnya gadis itu membuka matanya perlahan. Hal yang ia lihat pertama kali saat ini adalah..

Seorang pria dengan surai agak panjang berwarna jingga, mata yang tertutup dengan posisi tubuh menghadap dirinya. Namun dilihat dari bahunya yang terbuka, sepertinya ia tidak mengenakan baju.

Tunggu?

Pria?

Di tempat tidurnya?

Tanpa baju?

"AAAAAAAAAAA!"

---

To be continued

Sabtu, 13 Maret 2021

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Tsukinaga LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang