03

1.1K 188 0
                                    

(Name) memutuskan untuk menampun Leo untuk sementara waktu. Paling tidak sampai ia tahu bagaimana cara menyingkirkan pria-- kucing dihadapannya ini.

Ya, pria itu sekarang kembali dalam wujud kucingnya. Kini ia tengah bermain dengan gulungan benang yang berwarna serasi dengan surainya. Kalau dilihat seperti ini, siapa yang akan menyangka kalau kucing ini dapat berubah jadi pria dewasa.

Leo tadi tidak menyebutkan berapa unurnya saat ini. (Name) hanya menebak bahwa usia mereka tidak berbeda jauh. Paling jauh selisih 3 tahun-an, jika dilihat dari wajahnya.

Untungnya hari ini adalah hari minggu, bertepatan dengan jadwal libur (name). Jadi ia bisa mengawasi pria ini terlebih dahulu sambil memikirkan tindakan selanjutnya.

"Leo,"

"Ya?"

Saat di panggil, Leo reflek berubah jadi manusia. Untungnya tidak seperti semalam, berubah dalam keadaan tanpa busana. Kali ini ia berubah dengan busana lengkap.

"Bisakah kau tetap jadi kucing saja tanpa berubah jadi manusia?" Tanya (name)

Leo nampak berpikir sejenak. (Name) sangat berharap Leo tetap dalam wujud kucingnya saja. Paling tidak itu tidak akan menimbulkan curiga bagi tetangga-tetangga julid yang sangat meresahkan.

"Kurasa tidak,"

"Hah?"

"Saat malam aku akan dalam wujud manusiaku, kalau siang hari mungkin aku bisa mengaturnya,"

Oh ayolah, haruskah ia tidur dengan seorang pria setiap malam?

Jika Leo berada dalam wujud kucing, ia tidak masalah jika Leo tidur di kamarnya. Haruskah ia menyalahkan dirinya yang mengambil rumah dengan satu kamar saja?

"Makananmu bagaimana?"

"Sesuai dengan wujudku saja,"

Baiklah sepertinya untuk makanan tidak terlalu sulit.

(Name) beranjak dari posisinya. Sekarang ia harus pergi berbelanja lagi karena jumlah makhluk di rumahnya bertambah dua.

Kenapa dua?

Ya bayangkan saja, makanan dalam wujud kucing dan manusia itu berbeda. Berarti hitungannya bertambah dua makhluk bukan.

Jadi di rumah ini sekarang ada dua manusia dan satu kucing.

"(Name) mau kemana?" Tanya Leo saat melihat (name) yang akan keluar rumah.

"Aku mau pergi berbelanja,"

"MEONG!"

Telinga Leo kembali tegak ketika mendengar (name) akan pergi keluar. Ia pun langsung meletakkan gulungan benang tersebut dan mengejar (name).

"AKU IKUT!"

"Hah? Jangan ikut! Kamu tunggu saja di sini,"

"NGGAK MAU! AKU MAU IKUT!"

Tubuh Leo seketika berubah kembali menjadi kucing. Ia pun menarik-narik celana panjang (name) seolah ingin memanjat tubuh (name) agar bisa ikut.

"Tunggu di rumah saja, aku tidak akan lama," Ucap (name)

"Meong! Meong! Meong!"

Selama (name) merawat kucing. Baru pertama kalinya ia bertemu dengan kucing yang sangat merepotkan. Padahal awalnya ia akan tenang dengan kucing satu ini karena tidak banyak melawan. Tapi makin kesini makin menyebalkan, apalagi setelah tahu ia bisa berubah menjadi wujud manusia.

"Meong! Meong! Meong! Meong!"

"Baiklah baiklah, kamu boleh ikut," Ucap (name) menyerah.

"WAHAHAHA TERIMA KASIH (NAME) !"

"TETAP DALAM WUJUD KUCING SAMPAI AKU IZINKAN!"

(Name) punya firasat buruk tentang ini.

---

Mereka pun akhirnya sampai di supermarket terdekat. Sebelumnya (name) menyuruh Leo untuk berubah lagi jadi manusia diam-diam. Karena tidak mungkin membawa masuk kucing ke dalam supermarket. Jika membawanya dalam bentuk kucing, bisa-bisa ia kena usir.

Telinga kucing? Tentu saja (name) minta Leo untuk menyembunyikannya. Untungnya telinga kucing itu bisa diubah ke bentuk telinga manusia biasa. Hanya saja Leo kadang suka malas mengubahnya ketika di rumah.

(Name) mendorong kereta belanja ke barisan daging dan ikan. Gadis itu berencana untuk memasak yakiniku malam ini. Tapi..

"(NAME) LIHAT INI!"

Ia tidak tahu sejak kapan Leo sudah mengambil ikan sarden yang sudah dibungkus dalam kemasan gram.

"Kau mau itu?" Tanya (name)

Leo mengangguk sambil tersenyum. Matanya terlihat berbinar-binar seolah berharap (name) akan membelikannya ikan itu.

"Kau tidak mau daging?" (Name) menunjukkan daging slice yang baru mau ia ambil tadi.

Leo langsung mundur ketika melihat itu. Wajahnya menunjukkan ekspresi antara ketakutan dan kesal.

Seperti bermakna sesuatu.

"Baiklah kita beli ikan," Ucap (name) sambil mengambil ikan sarden yang baru dan lebih segar dari yang diambil Leo tadi.

Sebenarnya ia sedang malas makan ikan untuk malam ini, maunya makan daging. Tapi malas juga kalau harus masak 2 menu dalam satu malam. Jadi, ia harus mengalah dulu untuk malam ini.

Selanjutnya mereka mulai menelusuri bagian sayur dan buah.

Agak sulit bagi (name) untuk mengajak Leo ke supermarket seperti ini.

Padahal sudah berkali-kali ia bilang untuk tetap berada di dekatnya. Tapi tetap saja ia akan hilang dari pengawasan (name) hingga gadis itu kewalahan mencarinya.

Alhasil lebih lama waktu untuk mencari Leo daripada berbelanjanya. Padahal belanjanya nggak banyak.

"LEOOO!"

---

To be continued

Minggu, 14 Maret 2021

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 𝐍𝐞𝐤𝐨 || Tsukinaga LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang