My Princess

553 17 0
                                    

Aidan tak pernah habis fikir jika mempunyai seorang anak perempuan akan semengerikan ini ?

Aidan kira jika anak laki-laki lah yang paling mengerikan, itulah yang dikatakan banyak orang karena anak laki-laki mempunyai tingkat kenakalanya tersendiri. Buktinya saja Levin dan Ken keponakan laki-lakinya yang pernah berulah melakukan eksperimen air hingga membuat para maid harus menguras kolam renang dan kolam ikan sekaligus karena kotornya bukan main. Entah apa yang mereka berdua masukan kedalam dua bak besar tersebut, yang jelas jika didiamkan lebih dari 24 jam mungkin saja kolam tersebut akan berakhir dengan sarang nyamuk. Kotornya luar biasa.

Kenakalan lainnya yang pernah dilakukan anak laki-lakinya dan keponakan adalah menghancurkan separuh packnya dengan pistol mereka, jangan ditanya bagaimana kronologisnya. Aidan sudah dapat melihat bagaimana separuh packnya benar-benar seperti terserang tornado dengan pecahan guci dan barang-barang lainnya yang berserakan.

Kedua bocah tersebut hanya mengatakan 'ops' dan masing-masing ibu mereka hanya mengatakan 'anak laki-laki memang seperti itu'. Aidan bersumpah tak akan pernah membiarkan kedua bocah laki-laki tersebut bermain didalam pack tanpa pengawasan, ia bukan lebih sayang pada barang-barang miliknya dibandingkan mereka. Hanya saja... bisakah tak perlu menghancurkan sesuatu hanya untuk bermain ? Apa ini namanya karma ?

Hah...

Aidan tak bisa berkata-kata lagi jika sudah mengungkit kenakalan Levin, jangan mengira dia anak yang pendiam dengan kata penurut setelahnya. Anak tersebut tak lebih dari anak-anak yang senang bereksperiment sains dengan benda cairnya

Mari lupakan, kita kembali pada anak perempuan Aidan yang ia cap sama mengerikannya seperti anak laki-lakinya.

Insiden menghancurkan berkas Aidan dan kantornya Aidan sudah melupakannya, toh itu bukan kali pertamanya. Dulu bahkan lebih dari itu, tapi... yang dikatakan Aidan mengerikan ini adalah... lihatlah... bagaimana gadis seusia 4 tahun sudah mengerti arti tampan dan jatuh cinta.

Aidan hanya menepuk kepalanya ketika Clara merecokinya dengan Zefanya yang tengah menikmati senja dengan secangkir teh mereka

"Aku akan menikah dengannya nanti" Aidan hampir tersedak minumannya ketika bocah tersebut menceritakan teman laki-lakinya yang tampan, pintar dan juga baik karena memberinya permen Loly. Nada antusias dan pekikan senang ketika menunjukan sebuah photo pada sang ibu membuat Aidan memegang lehernya kaku

"Dia akan menjadi suamiku, Mommy" ujarnya kembali dipangkuan sang Mommy yang mencubitinya gemas

"Tidak, kau masih kecil" jawab Aidan

"Aku sudah besar !!" Pekik Clara tidak terima

"Lihat... ukuran tubuhmu bahkan tak ada setengahnya dari ukuran tubuh Mommy, bagian mana yang besar ?" Clara tidak terima dengan perkataan sang Daddy, ia pun berdiri sambil berkacak pinggang

"Aku bisa makan sendiri dan ke kamar mandi sendiri, aku mandi sendiri. Aku sudah besar !"

"Ck... kau bahkan masih merengek minta diantar Flo ketika ingin kekamar mandi malam-malam. Kau masih kecil !"

"Aku sudah besar !! Iyakan Mommy ?" Ujar Clara membutuhkan pembelaan

"Iya... iya... Clara sudah besar Dad, ia bisa mengikat rambutnya sendiri" jawab Zefanya, Clara sontak menjulurkan lidahnya pada sang Daddy setelah mendapatkan pembelaan

"Ya... ya... tapi tidak dengan menikah juga" gumam Aidan yang masih dapat terdengar keduanya

"Kenapa ?" Clara bertanya tidak terima

"Berteman saja ok ?"

"Tidak... George bahkan sudah melamarku !!" Jawab Clara tidak terima

"Apa-apan itu ?" Aidan jauh tidak terima "siapa yang berani-beraninya melamarmu tanpa persetujuanku"

"Kenapa Daddy harus setuju ? Yang menikah aku bukan Daddy !!" Aidan telak berkedip mendengar jawaban bocah empat tahun tersebut. Ini sudah salah... Aidan akan memindahkan Clara dari sekolahnya besok

"Kau putriku, My princess"

"Pfffttt... hahhaha" Zefanya tak tahan lagi untuk tidak tertawa, perdebatan putrinya dengan Daddynya ini sangatlah lucu, Aidan yang menganggapnya serius dengan Clara yang tak mau kalah benar-benar sangat lucu

"Kenapa ?" Keduanya bahkan kompak bertanya membuat Zefanya meraih tubuh sang putri untuk didudukan kembali dipangkuannya

"Clara tau artinya menikah ?" Tanya Zefanya sambil mengusap kepala sang putri lembut

"Hmm... seperti Daddy dan Mommy" jawab Clara mengangguk antusias membuat Aidan menghela napasnya lelah

"Kenapa Clara ingin menikah dengan George ?"

"George tampan"

"Benarkah ? Lebih tampan George atau kak Levin ?"

"George"

"Dengan ayah ?" Clara melirik sang ayah kesal

"George !"

"Hahah... kalau dengan Alexis ?"

"Tentu saja Alexis !" Jawab Clara langsung

"Hmm... Clara sayang George atau Alexis ?"

"Tentu saja Alexis"

"Nah... jika Clara menikah dengan George, Clara tidak bisa sayang lagi pada Alexis"

"Kenapa ?" Tanyanya tidak terima

"Karena Clara seharusnya sayang George"

"Tidak mau... Clara sayang Alexis, ayah dan kak Levin"

"Jadi... berteman saja ya ?"

"Teman ?"

"Iya.. teman, jika berteman Clara bisa sayang dan menjadi teman semua orang"

"Hmm... Teman !! Tapi George tampan !"

"Tapi Alexis jauh lebih tampan bukan ?"

"Hmm..."

"Nanti kalau Clara sudah tumbuh seperti kak Levin, Clara bertemu teman tampan juga. Nanti tak bisa tambah teman tampan, lalu ketika Clara tumbuh lagi seperti kak Key, Clara bisa bertemu teman tampan lainnya. Ketika Clara sudah sebesar Mommy, Clara akan bertemu dengan teman yang benar-benar jauh lebih tampan"

"Jauh lebih tampan ?"

"Hmm... jika Clara berpikir dialah yang tertampan dan yang paling baik diantara teman-teman yang lainnya. Clara tak akan bertemu teman tampan dan baik lagi, karena itu yang terbaik"

"Benarkah ?"

"Tentu, jadi... tumbuhlah besar dulu untuk menemukan mana yang lebih tampan dari itu semua. Mengerti ?"

"Hmm... Clara akan mencari teman tampan untuk jadi suami Clara nanti !!"

"Hmm... jadi berteman saja ok... sampai Clara tumbuh besar seperti Mommy dan menemukan teman tertampan"

"Tentu !!" Clara kembali berdiri, ia bergegas menghampiri sang ayah dan mencium pipinya singkat "kalau Clara bertemu orang tertampan, Clara akan mengenalkannya pada ayah" ujarnya polos sambil berlari masuk kedalam rumah kembali. Aidan hanya menggeleng ditempatnya.

Ia tak salah menghitung umur bukan ?

Anaknya masih balita !!!

Dan... ajaran apa itu yang diberikan sang ibu

"Ck... jangan menatapku seperti itu !!" Zefanya terkekeh ditempatnya "diusianya sekarang... ia selalu penasaran dengan banyak hal. Tugas kita adalah menyaring mana yang baik dan mana yang buruk" tambah Zefanya

"Aku pikir sekolah bukan tempat terbaik untuknya sekarang, belajar dipack saja... aku akan mencarikan guru untuknya" Zefanya terkekeh ditempatnya, posesif sang ayah terhadap anak gadisnya yang bahkan masih baru belajar membaca

Dominic Family (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang