Ulang Tahun

194 13 3
                                    

Para tamu mulai berdatangan satu persatu, Aidan maupun Zefanya sudah mulai disibukan dengan obrolan dan sapaan dari mereka. Persiapan pesta memang tidaklah lama, malah cenderung mendadak. Maklum saja, ada beberapa peristiwa sebelum itu. Maka dari itu, tak banyak tamu undangan yang datang. Hanya beberapa kolega saja...

Halaman belakang pack memang selalu menjadi ruang utama untuk menggelar pesta, selain ukurannya yang bisa menampung banyak orang. Tata letak disana pun cukup memadai, cukup memanjakan mata untuk saling melontarkan obrolan ringan.

Zefanya melirik jam tangan suaminya yang sedari tadi ia gandeng lengannya, tamu undangan semakin padat dan mungkin saja semuanya sudah berada ditempat pesta. Rangkaian acara akan segera dimulai, namun Zefanya masih saja memutar otak untuk membujuk sang putra agar tak menempel terus pada kakak pertamanya.

Terlintas kenangan ulang tahun pertama Alexis dimana ia memaksa Alexis untuk mengikuti keinginannya, bocah tersebut rewel sepanjang acara hingga membuat beberapa orang kelimpungan untuk menenangkannnya. Zefanya menggeleng, kenangan pahit masa lalu itu tak boleh terulang. Maka dari itu, ia harus mencari cara agar anak tersebut mau mengikuti kemauannya.

Dilirik lagi sang fokus acara yang sedang sibuk mengecap dotnya dipangkuan sang kakak yang sedang bermain lego dengan kumpulan anak-anak yang lainnya, milirik Aidan agar peka untuk mengajak sang putra bergabung dengan mereka. Tapi nyatanya... Aidan terlalu asik dengan obrolan bisnisnya.

Zefanya mendengus, darah memang kental. Zefanya jadi mengingat tentang cerita sang nenek tentang acara ulangtahun Aidan yang dulu tak dihadiri sang pemilik acara dimana berakhir ayah dan ibunyalah yang meniup lilin ulang tahun. Zefanya tak mau, maka dengan langkahnya yang pelan ia menghampiri putranya tersebut.

Lihatlah... tatapan mata yang sengit itu, seolah bocah yang baru genap dua tahun tersebut tau bahwa sang ibu akan mengganggu ketenangannya.

"Alexis... ikut Mommy hmm ?" Mata anak tersebut mengintimidasi "Mommy punya cake yang besar untukmu !"

"Clara ikut ?" Justru sang kakak yang semangat berdiri dan menghampiri.

"Iya boleh, minta Daddy untuk gendong" ujar Zee menunjuk Aidan yang ternyata sedang memperhatikannya

"Yey !!" Clara berdiri dengan gaun purplenya dan berlari menghampiri ayahnya

"Nah... sekarang Alexis dengan Mommy, Alexis tak mau kan kalau caje nya habis oleh kak Cla ?" Bayi tersebut berkedip seolah mengerti, dengan malas ia merentangkan tangannya meminta digendong sang ibu.

Berhasil, Zefanya tak bisa untuk memekik. Sebelum melangkah, Zefanya tak lupa mengulurkan tangannya untuk menggandeng putranya yang satunya. Berjalan saling beriringan ketempat pusat acara.

Beberapa kalimat Aidan ucapkan ketika acara inti dimulai, berterimakasih pada para tamu undangan yang datang dan mau meluangkan waktu untuk mengucapkan selamat dan berdoa untuk putranya

Tak beberapa lama, sebuah cake besar muncul. Alexis tertawa dan memekik senang sambil bertepuk tangan melihatnya, semua orang yang tak pernah melihat bayi tersebut tersenyum dan tertawa tampak memekik dan terkesiap gemas. Putra Alpha mereka sangat tampan dan lucu ternyata, semuanya tampak ingin mengabadikannya. Bagaimana moment langka anak tersebut seantusias itu melihat sebuah cake berukuran setinggi tubuh orangtuanya, tangannya menggapai-gapai ingin memeluk benda tersebut yang tentu saja ditahan sang ibu.

Alunan nyanyian selamat ulangtahun terdengar setelahnya lengkap dengan tepuk tangan seiramanya, Alexis terlihat bahagia demikian pula Zefanya dan juga Aidan. Lilin-lilin yang tampak ditata siap dimatikan, keluarga kecil tersebut siap meniupnya. Dengan Clara yang digendong Aidan, Zefanya yang menggendong Alexis dan tak lupa Levin yang berada ditengah-tengah mereka.

Ketika lantunan tiup lilinnya muncul, kelimanya bersiap. Maka dalam hitungan tiga yang tak terdengar, keempatnya kompak meniupnya tidak termasuk Alexis yang berhasil menggapai benda yang ia inginkan. Dipeluknya kue tersebut seperti ia memeluk boneka teddy bear milik sang kakak hingga mengotori seluruh tubuhnya dan tak lupa wajahnya

Bayi tersebut justru memekik senang dengan tampilan tubuhnya yang masih berada digendongan Zefanya sudah penuh dengan cream kue. Zefanya tak bisa untuk tidak tertawa, demikian pula semua orang yang menyaksikannya.

Pestanya memang tak semulus apa yang dipikirkan dan direncanakannya, tapi melihat bagaimana putra-putrinya bahagia... itu sudah lebih dari cukup

Pesta ulang tahun kedua Alexis pun akan menjadi sebuah kenangan, dimana semua orang tau bagaimana tampan dan menggemaskan putranya dengan senyum bahagia yang terbit diwajahnya.

Hingga sampai penghujung acara, acara ulang tahun yang seharusnya ditutup dengan acara ramah tamah. Harus dibiarkan dengan acara para balita yang berlumuran cream cake ditubuhnya.

Semua orang tua pasrah, bagaimana kue berukuran tersebut harus menyatu dengan lantai dan tubuh cemong mereka.

Good Alexis

Dominic Family (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang