Tiga

83 8 0
                                    

Freya sedang berdiam diri menatap pemandangan dari kaca pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Freya sedang berdiam diri menatap pemandangan dari kaca pesawat. Lalu ia mengambil sebuah buku dengan motif kunonya. Ia menulis sesuatu didalamnya dengan prasaan penuh dalam dirinya, mengungkapkan isi hatinya.

"Hari ini dan selanjutnya, saatnya aku menjadi apa yang aku mau. Menjadi seseorang yang terus berdiri pada tumpuan kakiku. Melangkah sesuai apa yang aku inginkan." Itulah sebagian kata demi kata yang ia tulis. Untuk menghabiskan waktu luangnya, Freya membaca novel yang belum ia baca hingga selesai. Hal itu malah membuat Freya terlelap dalam mimpi.

....

Jam menunjukan pukul 4 sore, perjalanan yang panjang membuat Freya sedikit kelelahan. Dan sampai pada tujuannya, ia telah sampai di Indonesia. Freya membuka handphonenya, mendapatkan pesan dari kontak yang ia beri nama "Bunda", yaps benar itu tantenya.

Bunda

Bunda: Yaya... maaf banget. Bunda gabisa jemput kamu di bandara. Ada urusan kerjaan.

Freya: Iya bunda gapapa. Freya naik taxi aja bunda.

Ia mengambil napas dalam-dalam lalu melanjutkan perjalanannya menuju rumah tantenya. Freya berjalan keluar dari bandara dan mencari taxi. Tetapi taxi tak kunjung datang. Sekali taxi datang, itupun langsung disambut oleh orang lain.

...

Setengah jam berlalu, Freya masih berdiri diposisinya menunggu taxi yang tak kunjung datang.

"Taxi..taxi.." teriak Freya yang sembari berlari kecil membawa 1 dorongam berisikan koper-kopernys untuk menggapai taxi itu.

"Stt" Bunyi rem motor yang hampir menabrak Freya, membuat koper-kopernya berjatuhan. Freya hanya berdiam sejenak saat akan ditabrak, tidak ada sedikit pun rasa kaget pada dirinya. lalu ia merapihkan kembali koper-koper yang tergeletak karena tertabrak motor itu.

"Matanya dipake mba" Ucap pengendara motor itu yang sedikit kesal dengan Freya yang berlari tanpa melihat sisi kanan dan kiri. Tetapi Freya menghiraukan itu, ia hanya fokus pada taxi yang akan ia tumpangi.

Freya langsung memasukan koper-kopernya pada bagasi mobil yang dibantu oleh supir taxi itu. Ia memasuki taxi itu tanpa memikirkan kejadian yang ia alami tadi.

"Selain mata yang ga dipake, telinganya juga ga berguna" Gumam pengendara motor itu yang langsung menancapkan gasnya.

"Mas.. ke jalan Anggrek blok C6"

"Baik mba"

"Ahhh" Freya menghela napas setelah setengah jam berdiri menunggu taxi.

================

"Bukan soal seberapa cepat kita melangkah, tapi seberapa tepat kita memilih arah"

================

TAK BISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang