Enam

55 7 3
                                    

Setelah pergi berbelanja, Bundanya mengajak Freya untuk mengurus kepindahannya.

Sebuah mobil berhenti didepan gedung yang begitu besar. Freya pun turun dari mobil itu bersama Bundanya.

"Bun, ini sekolahnya? Apa ga terlalu berlebihan ya?" Tanya Freya yang kaget melihat gedung sekolahan yang begitu luas dan besar dibanding sekolahannya di Spanyol.

"Iya Yaya.. dulu Keenan sekolah disini kok. Jadi Bunda samain aja, karena Bunda juga tau kalau sekolah ini cocok untuk kamu" Balas Bundanya yang ingin melihat perkembangan seorang Freya. Karena saat dia masih tinggal di indonesia, saat menginjak SD. Freya begitu pintar, dan belum ada yang bisa menyaingi pringkat dia disekolah saat itu. Bundanya memasukkannya ke sekolah itu karena memang disitulah cabang siswa/siswi pintar berkumpul.

"Yaudah deh Bun.. terserah Bunda aja. Yang penting Yaya sekolah" Balas Freya yang tidak mau berlama-lama mencari sekolah, karena ia tidak ingin tertinggal materi.

Akhirnya tanpa belama-lama mereka pun langsung memasuki sekolah itu untuk mengurus data-data kepindahan Freya.

Saat Freya memasuki sekolah itu, Freya hanya bisa menelan ludah saat melihat betapa luasnya sekolah itu.

" Gausah olahraga lagi gue sekolah disini, jalan disekolah aja udah kaya olahraga sih" Batin Freya

...

Freya sedang menyiapkan buku dan seragam yang akan ia kenakan besok ke sekolah. Freya mencoba seragam itu, lalu berdiri didepan kaca sambil memikirkan siapakah pria yang menyarankan baju pada saat di mall.

"Siapa ya dia? Arghh ga peduli juga sih gue. Yang penting gue udah dapet baju kemarin tanpa kena omel Bunda" Gumam Freya yang berbicara sendiri sambil merapihkan baju yang dia coba tadi dan langsung membantingkan dirinya ke kasur. Ia menatap langit kamar hingga akhirnya tanpa sadar ia pun terlelap dalam mimpinya.

...
"

Halo anak-anak. we have a new student. so please listen" Ucap guru yang masuk kelas bersama Freya.

"Oke silahkan perkenalkan diri"

"Perkenalkan nama saya Freya Olivia, saya pindahan dari Barcelona School"

"Wihhh cantikk tuhhh"

"Cantik-cantik hobinya main bolaaa gilaaa"

Begitulah ocehan kumpulan cowok-cowok yang sepertinya terkesima dengan kecantikan Freya.

Begitulah ocehan kumpulan cowok-cowok yang sepertinya terkesima dengan kecantikan Freya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke silahkan Freya duduk ditempat yang kosong" Ucap guru yang ada di kelas itu.

Freya bingung memilih kursi, karena ada 2 kursi kosong yang tersedia. Akhirnya Freya memilih kursi yang lebih depan dikarenakan matanya yang rabun.

"Disini deh"  Batinnya.

"Anak-anak buka buku paket fisika hall...."

"Permisi buu.. sorry saya telat" Ucap seorang cowok yang tiba-tiba datang memotong omongan guru tersebut.

"Astagaa Arthurrr, yang sopan sedikit"

"Iya bu maaf. Saya buru-buru" Balas cowok tersebut.

"Yaudah kali ini kamu saya maafkan. Silahlan duduk"

Cowok itu pun berjalan menghampiri kursi Freya.

"Awas lo" Ucap cowok itu

"Woyy" Ucap cowok itu lebih keras sambil membuka earphone yang ada di telinga Freya.

Freya pun tersontak kaget dan langsung menatap cowok itu.

"Lo?!" Ucap cowok itu.

"Ini cowok kan..." Batin Freya

"Arthur, kamu duduk dibelakang saja. Dia anak pindahan, kamu liat dia pakai kacamata? Paham maksud ibu?" Ucap guru tersebut yang sudah capek dengan sikap muridnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAK BISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang