Haii aku come back...
Jangan lupa untuk selalu menghargai karya penulis dengan vote dan komen!
Happy reading... ❤
13 Maret 2021
🍁🍁🍁
Sesuai kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Hari ini Aira akan menemani Rima untuk bertemu dengan kakak sepupunya, Faris. Rima sudah mengabari kalau dia menginap dirumah sepupunya sekaligus menemani sepupunya itu yang kini tengah hamil tua, sedangkan suaminya sedang ada tugas ke Papua.
"Bentar ya Ra, aku lagi nemenin sepupuku kontrol kehamilan. Ntar kalo udah selesai, aku langsung kesana." kata Rima pada Aira diseberang. Rima kini tengah duduk diruang tunggu karena dia sedang menemani sepupunya kontrol kandungannya.
"Oh ya udah deh, kalo udah mau pulang, kabarin aja ya. Atau mau dijemput aja sekalian?"
Rima segera menggeleng, "nggak usah! Ntar kamu bolak-balik. Aku bisa berangkat sendiri kok!"
"Oh gitu, ya udah deh. Ntar kabarin aja ya Rim?"
"Iya Aira. Udah ya, ini mbak Linda udah dipanggil. Ntar aku chat kalo udah mau selesai. Dadah Aira, assalamualaikum!" Rima segera memutus sambungan telepon tanpa menunggu balasan Aira.
Dengan cekatan, Rima segera membantu mbak Lina-sepupunya untuk berdiri dan membantunya menuju ke ruang dokter. Sang dokter yang biasa disapa dokter Anin, mempersilakan Rima dan Lina duduk. Yah pasiennya ini memang seringkali berangkat sendiri untuk memeriksakan kandungannya, baru-baru ini saja saat kandungannya sudah mulai membesar, dia ditemani oleh tetangganya, dan saat ini Rima yang menemani.
"Selamat pagi ibu Lina. Bagaimana kabarnya?" sapa dokter Anin sambil menunjukkan senyumannya.
"Baik dok, alhamdulillah."
"Alhamdulillah. Mbaknya ini, adiknya ibu Lina?" tanya dokter Anin lagi pada Rima.
Rima mengangguk, "iya dok, saya adik sepupunya. Sementara saya dulu yang menemani sampai nanti budhe saya datang."
Dokter Anin mengangguk, ia paham keadaan pasiennya ini. "Alhamdulillah ada yang nemenin ya bu."
"Iya dok, alhamdulillah. Oh iya dok, saya mau USG untuk bulan ini." kata Lina, tangan kanannya tak henti untuk mengelus perutnya.
"Oh iya, jadwalnya ya ibu? Mari bu, kesana. Kita lihat perkembangan adeknya." Dokter Anin ikut membantu Lina berjalan. Kemudian mereka mengambil tempat masing-masing.
Proses USG mulai dilakukan setelah seorang perawat membantu untuk mengoleskan gel ke permukaan perut Lina. Rima tak lepas memandangi benda yang kini meraba perut Lina kemudian berganti ke layar monitor yang menampilkan bayi yang ada di kandungan Lina.
Rima dan Lina mendengarkan penjelasan dokter Anin dengan seksama tentang keadaan bayi Lina, sesekali dokter Anin menunjuk ke layar monitor.
"Waah adeknya mau ngajak main tebak-tebakan nih sama ibu sama tantenya, biar ntar waktu keluar jadi kejutan ya?" kelakar dokter Anin saat berusaha melihat jenis kelamin bayi yang dikandung Lina.
"Mau laki-laki mau perempuan yang penting sehat dok,"
"Nah, betul itu." Dokter Anin membenarkan perkataan Lina. Sedangkan Rima cuma tersenyum.
Setelah mencetak foto USG, mereka kembali ke meja dokter Anin lagi. Dan dokter Anin menjelaskan keadaan bayi Lina, kemudian mengambil kalender meja, dan memberitahu HPL dari bayi yang dikandung Lina.
"Kemungkinan HPL bayi ibu Lina adalah bulan depan, sekitar tanggal 10-17 ya. Jadi ibu harus benar-benar jaga kondisi kesehatan, jangan banyak pikiran ya bu, karena akan berpengaruh ke bayinya. Begitu ya bu Lina."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN HATI
RomanceAlya Akrima Rahmania Firdausi, seorang mahasiswi prodi S1 Psikologi harus menerima kenyataan kalau hubungannya dengan kekasihnya yang seorang anggota polisi harus kandas. Karena ingin melupakan kisah masa lalunya, Rima rela pindah ke luar kota. Di...