Hahaha. Saya merasa bersalah karena membuat orang-orang yang menikmati di Menu: Coffee kebingunan.
Sebelumnya saya minta maaf, ya? Hehe. Boleh saya berkenalan?
Baiklah kalau boleh. Saya adalah Si Barista yang dengan setia memberikan menu-menu di kafe saya ini. Saya jugalah yang menemani Bona di menu sebelumnya.
Banyak yang bingung ada apa sebenarnya? Tahan ya? Mari kita susun resepnya dulu.
1. Di jam 11:06 am ada Exy yang lagi nongkrong tiba-tiba kedatangan Bona. 2. Di jam 12:24 pm, gantian Seola yang datang ke kafe saya ini buat nelpon Bona. 3. Di jam 05:27 pm, Bona dan Eunseo datang bersamaan ke kafe. 4. Di jam setelah jam 05:27, malah saya yang ada di hadapan Bona.
Mari kita pecahkan.
1. Exy dan Bona memang pernah berada di situasi di jam 11:06. Tapi udah lama banget. Tempatnya juga di kafe itu. 2. Seola juga pernah telpon Bona perihal perasaannya kayak gitu. Saat itu Seola berada di kafe saya. Beberapa hari yang lalu. 3. Situasi Eunseo dan Bona terjadi sehari sebelum ada rapat tentang comeback mereka.
Jadi begini, apa kalian pernah mengalami suatu masalah? Pasti pernah. Nggak mungkin nggak kan? Hehe.
Saat kalian memikirkan masalah-masalah itu, banyak suara-suara dari batin kalian seakan-akan memberi saran untuk menyelesaikan masalah. Benar atau tidak?
Itu yang terjadi di menu sebelumnya. Bona hanya duduk diam, merenung dari jam 11-5 karena memiliki suatu masalah dengan ketiga membernya. Saya hanya memberikan lemon tea padanya untuk memberikan jeda sejenak dan menemaminya.
Ya benar, itu hanyalah kilasan-kilasan yang saya buat untuk Bona agar dia lebih bijak lagi nyelesaiin masalah itu. Entah, apapun keputusan yang dia buat, semoga nggak ada yang tersakiti.
Anggap saja, kafe saya adalah ruang semu antara kenyataan dan suara batin orang yang memiliki masalah. Saya akan siap mendengarkan dan menemani orang-orang yang ada dalam masalah dengan secangkir lemon tea yang saya racik.
Bagaimana? Apakah masih bingung? Janganlah bingung. Mau saya buatkan lemon tea?
::::
"Bona," kata Barista membuyarkan lamunan Bona.
"Sampai kapan kamu di sini? Kasihan Eunseo."
"Sampai gue bener-bener lega."
"Apa mau saya temani lagi?"
"Kalau bisa sih. Tapi, bilang dulu ke Eunseo buat nunggu di ruang latihan aja."
Barista mengangguk lalu berjalan mendekati Eunseo yang tengah kedingingan di luar kafe. Entah apa yang dikata sama Barista ke Eunseo, sampai-sampai Eunseo langsung nurut. Tau sendiri kan tabiat Eunseo yang susah banget nurut. Apalagi kalau menyangkut Bona.
"Sudah saya usir. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?"
"Biarin gue diem. Jangan protes, jangan ngajak omong, jangan ngeluh, jangan pergi. Udah gitu aja. Tutup jam berapa sih?"
"Kalau saya bilang tutupnya sekarang, apa kamu mau pergi?"
"Nggak, kan tadi udah gue ngomong."
"Baiklah. Saya nurut. Karena saya hanyalah suara hati kamu yang memiliki masalah."
"Terima kasih."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.