"Silahkan Kak popcornnya. Ada berbagai macam rasa dan ukuran."
"Lo mau?"
"Iya, medium aja satu sama Cola ya Kak. Hehe."
"Heuh! Dasar. Tunggu sini."
...
...
"Lo masih betah sama status lo yang jadi penjaga jodoh orang?"
"Iya masih lah. Apalagi orang itu Kim Jiyeon. Sapa yang nggak betah juga. Hahaha."
Pluk!
"Yaa Kak Seol! Makanan dilempar-lempar. Pamali tau nggak."
Seola mengedikkan bahunya. Bodo amat, batin dia. Punya adek kok bodohnya nggak ketulungan.
"Lo mau nyakitin diri lo sampe kapan? Sampe Bona mati?" sarkas Seola.
"Ya Tuhan, mulut lo, Kak! Ya jangan mati dulu lah!"
"Seo, Seo. Bukannya lo mau mendem apa yang lo rasain ke dia? Malah diungkapin. Ditambah sok-sokan jadi penjaga jodoh orang lagi."
Eunseo makan popcorn yang dibeli oleh Seola tadi. Gurih, manis, dan tekstur yang agak kasar cukup diterima di mulut gadis itu.
"Kak, lo nggak tau apa yang gue rasain ke dia. Di mata gue, selama Bona bahagia dengan pilihan dan keputusannya, gue juga bahagia. Alay kan? Tapi emang gitu nyatanya. Gue ikutan seneng pas dia seneng karena pdkt sama 'adek'nya di drama. Ada sakitnya juga. Tapi itu udah keputusan gue, Kak," kata Eunseo panjang lebar.
Seola masih ngeliatin Eunseo dari samping. Ya mereka jejeran duduknya.
"Seo, lo cantik, cakep, baik, meskipun nggak bener otak lo. Kenapa masih ngarepin Bona yang jelas-jelas udah nolak lo?"
"Hyunjung-ah, gue nggak bakalan jawab untuk kesekian kalinya ya pertanyaan lo yang kayak gitu lagi."
Drrrttt!
"Hm?"
".................................................................."
"Lo dimana?"
".................................................................."
"Sini dah, gue sama Eunseo."
".................................................................."