12. Akhir yang bahagia

984 102 10
                                    

Ruangan bernuansa merah muda dan biru pastel sangat pas untuk melambangkan anak mereka, sikembar Jaemin dan Jaera. Kamar ini di lengkapi pencahayaan sempurna, cctv yang dapat memantau gerak-gerik sikembar, kamar mandi bayi, dan juga lemari pakaian besar.

Apa yang tidak bisa Kai beli untuk sikembar? Sejak dalam kandungan, semua fasilitas selalu tersedia dan di jamin kualitasnya.

Kai tau mungkin Sehun akan kewalahan mengurus sikembar, ia juga tak lupa menyewa baby sitter dari komunitas ternama sehingga tidak di ragukan kemampuannya. Tetap saja, mereka sebagai orang tua juga berkewajiban mendidik dan memberikan kasih sayang yang cukup.

Hari ini adalah pertama kalinya Sehun dan sikembar pulang ke rumah setelah sekian lama. Kedatangan mereka di sambut hangat oleh semua pelayan rumah. Oh ya, berita keluarnya Sehun dari rumah sakit bahkan masuk tv.

Sehun menggendong Jaemin sementara Jaera berada di gendongan Kai. Berjalan menuju kamar sikembar. Bayi mungil itu merengek, menimbulkan respon dari bayi lainnya dan keduanya menangis.

"Cup..cup.." Sehun menimang-nimang Jaemin pelan. Ia merebahkan dirinya di sebuah kursi besar yang dikhususkan untuk Sehun saat menyusui. Kemudian membuka satu persatu kancing bajunya, meletakkan Jaemin di sisi kanan dan Jaera di sisi kiri. Sikembar rupanya lapar, mereka menyedot dengan kuat sampai Sehun meringis.

Tanpa sengaja pandangan matanya bertemu dengan Kai yang sedang menatap area dadanya. Sial, sepertinya ia tau apa yang dipikirkan pria itu.

"Kai, pekerjaan menunggumu!"

"Oh? Sekarang kau tau cara mengusirku, sayang." Kai mengecup bibir Sehun, "Aku akan menunggu giliranku nanti malam.", bisiknya lalu pergi dari kamar sikembar.

"Aish! Apa yang dia katakan di depan Jaemin dan Jaera," desisnya pelan.

Tiga puluh menit berlalu, Jaemin dan Jaera mulai terlelap di dekapan Sehun. Ia meminta tolong kepada baby sitter untuk memindahkan sikembar ke ranjang bayi sembari membenarkan kancing baju.

Saat Sehun keluar dari kamar, betapa terkejutnya ia ketika melihat Kai sedang berdiri menyenderkan punggungnya,"Astaga!" pekiknya,"K-kau menunggu di sini daritadi?"

Bukannya menjawab, Kai merengkuh tubuh Sehun. Ia mengangkat Sehun seperti posisi koala yang menggendong anaknya,"Sst! Suaramu bisa membangunkan sikembar."

"Salahkan yang membuatku seperti ini--er.. Kau tidak akan melakukan aneh-aneh kan, Kai?"

"Aneh-aneh apa yang kau maksud?", Kai mendudukkan Sehun di atas pangkuan. Ia mengeluarkan smirk-nya.

"Ap--Hei, Tanganmu!" protes Sehun ketika tangan Kai menyusup ke dalam bajunya, "Ka-kau sudah sering menyentuhnya.." Sehun menggigit bibir ketika Kai mencubit ujung putingnya.

"Aku tidak akan melakukannya sebelum kau sembuh, bukan berarti aku juga tidak boleh menyentuh yang lain kan?", Selalu ada cara lain untuk menyentuh istri kecilnya. Karena waktu itu sempat pendarahan, Sehun mendapat beberapa perawatan pada bagian kewanitaannya dan dokter mengatakan untuk tidak berhubungan badan jika ingin cepat sembuh.

"Ta-tapi kan..Aah!" Sehun melingkarkan tangannya pada leher Kai. Pakaiannya basah di area dada Sehun, Kai memilinnya terlalu kuat. Ada hal yang membuat Sehun salah fokus, kejantanan Kai sudah mengeras di bawah sana. Seakan meminta pemiliknya untuk di keluarkan, "Punyamu?"

"Biarkan saja, aku akan mengurusnya nanti.", Kai memindahkan Sehun untuk duduk di sampingnya, "Istirahatlah." Melumat bibir manis itu sekilas.

.

Sorenya, Sehun terbangun. Hal pertama yang ia tuju yaitu kamar sikembar. Rupanya baby sitter sedang menimang mereka, ia masuk ke dalam ruangan, memberi Jaemin dan Jaera asupan asi bergantian.

TUAN KIM & NONA SEHUN • KAIHUN [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang